26.6 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

37 Ribu Wisatawan Kunjungi Danau Toba

triadi wibowo/sumut pos
BERPERAHU: Warga sekitar Danau Toba melintas menggunakan perahu di daerah Samosir, belum lama ini. Kementerian PUPR diminta bangun ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kunjungan wisatawan ke Danau Toba terus meningkat. Hingga September 2018, kunjungan wisatawan mencapai 237 ribu orang di Kabupaten Samosir. Angka tersebut, diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun ini.

Hal itu, diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Ombang Siboro kepada Sumut Pos melalui telpon selular, Rabu (3/10) pagi. Menurutnya, untuk memikat wisatawan agar terus berdatangan ke danau terbesar di Asia ini. Dinas Pariwisata Samosir akan terus melakukan pembenahan. “Totalnya 237.000 orang dengan perincian 58.630 wisatawan mancanegara dan sisanya, 178.370 wisatawan nusantara,” kata Ombang.

Dia juga mengungkapkan, tinggi kunjungan wisatawan ke danau vulkanik ini, khususnya di Kabupaten Samosir, diiringi dengan kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) di bidang pariwisata yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir. Disebutnya, disbanding tahun 2017 lalu, PAD yang dihasilkan meningkat hingga 70 persen. “Pastinya naik juga lah PAD kita. Jika pada Januari hingga September 2017 lalu hanya menghasilkan PAD sebesar Rp 210 juta, maka di periode yang sama di tahun 2018, PAD dihasilkan mencapai Rp1,5 miliar,” beber Ombang.

Di samping itu, Ombang meminta kepada Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memerintahkan 8 Pemkab, yang berada di Danau Toba untuk serius mengelola dan mengembangkan Danau Toba ke depannya.

“Harusnya Kemendagri memerintahkan pemkab yang ada di kawasan Danau Toba untuk serius menjadikan pariwisata sebagai prioritas. Coba cek SKPD-nya, apakah dinas pariwisatanya sudah prioritas atau belum. Apakah dinas pariwisatanya digabung dengan yang lain, misalnya dinas pariwisata, olahraga dan perindustrian misalnya. Kemudian, apakah orang yang berkompeten mengelola pariwisata yang diangkat sebagai kadisnya,” tutur Ombang.

Apalagi menurut Ombang, pihaknya diberikan target dari Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 1 juta orang. “Kita harus berlari kencang untuk mengalahkan Malaysia. Dari 10 destinasi, kita menjadi super prioritas. Jadinya, kita tidak bisa bermain-main,” sebut Ombang.

Ia juga mengkritisi soal indikasi pencemaran alam dan air di Danau Toba. Ombang meminta ada kejelasan dari Pemerintah Pusat untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Demi kelestarian alam Danau Toba yang indah ke depannya. “Dipertegaslah langkah, jangan sampai berhenti di forum-forum diskusi.

Pakailah time line, perusak-perusak Danau Toba dan lain-lainnya. Untuk infrastruktur time linenya sudah ada. Perusahaan-perusahaan yang dihilir, yang mencemari danau, ada time linenya. Kapan mereka harus keluar,” tegasnya.

Disisi lain, Ombang menyebutkan, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dinilai masih minim melakukan promosi-promosi terhadap Danau Toba secara nasional maupun internasional. Untuk itu, ada langkah jelas untuk mempromosikan Danau terbesar di Asian ini.”Untuk promosi kurang, dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia ini. Aku melihat dari slot-slot di televisi.

Masih kurang itu, untuk promosinya. Danau Toba ada di 8 Kabupaten kan, banyak harus dipromosikan. Kemudian, Danau Toba banyak sudah yang dibaru. Harusnya, itu di flowup untuk dijadikan promosi. Banyak event-event di Danau Toba, tidak pernah masuk di slot-slot televisi,” kata Ombang.

Ia juga berharap, Pemerintah Pusat segera merealisasikan rencana pembangunan perguruan tinggi seperti akademi pariwisata di kawasan Danau Toba. “Untuk pembangunan SDM-nya, harus dibangun akademi pariwisata di Danau Toba itu menjadi tanda dibukanya tenaga-tenaga profesional dalam bidang pariwisata,” sebut Ombang.

Di samping itu, Ombang juga mengungkapkan, Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Kabupetan di kawasan Danau Toba untuk bersama-sama memberikan edukasi sadar pariwisata kepada masyarakat. Dengan begitu, Danau Toba semakin banyak pengunjungnya. (gus)

triadi wibowo/sumut pos
BERPERAHU: Warga sekitar Danau Toba melintas menggunakan perahu di daerah Samosir, belum lama ini. Kementerian PUPR diminta bangun ikon yang identik dengan danau terbesar di Asia itu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kunjungan wisatawan ke Danau Toba terus meningkat. Hingga September 2018, kunjungan wisatawan mencapai 237 ribu orang di Kabupaten Samosir. Angka tersebut, diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun ini.

Hal itu, diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Ombang Siboro kepada Sumut Pos melalui telpon selular, Rabu (3/10) pagi. Menurutnya, untuk memikat wisatawan agar terus berdatangan ke danau terbesar di Asia ini. Dinas Pariwisata Samosir akan terus melakukan pembenahan. “Totalnya 237.000 orang dengan perincian 58.630 wisatawan mancanegara dan sisanya, 178.370 wisatawan nusantara,” kata Ombang.

Dia juga mengungkapkan, tinggi kunjungan wisatawan ke danau vulkanik ini, khususnya di Kabupaten Samosir, diiringi dengan kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) di bidang pariwisata yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir. Disebutnya, disbanding tahun 2017 lalu, PAD yang dihasilkan meningkat hingga 70 persen. “Pastinya naik juga lah PAD kita. Jika pada Januari hingga September 2017 lalu hanya menghasilkan PAD sebesar Rp 210 juta, maka di periode yang sama di tahun 2018, PAD dihasilkan mencapai Rp1,5 miliar,” beber Ombang.

Di samping itu, Ombang meminta kepada Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memerintahkan 8 Pemkab, yang berada di Danau Toba untuk serius mengelola dan mengembangkan Danau Toba ke depannya.

“Harusnya Kemendagri memerintahkan pemkab yang ada di kawasan Danau Toba untuk serius menjadikan pariwisata sebagai prioritas. Coba cek SKPD-nya, apakah dinas pariwisatanya sudah prioritas atau belum. Apakah dinas pariwisatanya digabung dengan yang lain, misalnya dinas pariwisata, olahraga dan perindustrian misalnya. Kemudian, apakah orang yang berkompeten mengelola pariwisata yang diangkat sebagai kadisnya,” tutur Ombang.

Apalagi menurut Ombang, pihaknya diberikan target dari Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 1 juta orang. “Kita harus berlari kencang untuk mengalahkan Malaysia. Dari 10 destinasi, kita menjadi super prioritas. Jadinya, kita tidak bisa bermain-main,” sebut Ombang.

Ia juga mengkritisi soal indikasi pencemaran alam dan air di Danau Toba. Ombang meminta ada kejelasan dari Pemerintah Pusat untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Demi kelestarian alam Danau Toba yang indah ke depannya. “Dipertegaslah langkah, jangan sampai berhenti di forum-forum diskusi.

Pakailah time line, perusak-perusak Danau Toba dan lain-lainnya. Untuk infrastruktur time linenya sudah ada. Perusahaan-perusahaan yang dihilir, yang mencemari danau, ada time linenya. Kapan mereka harus keluar,” tegasnya.

Disisi lain, Ombang menyebutkan, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dinilai masih minim melakukan promosi-promosi terhadap Danau Toba secara nasional maupun internasional. Untuk itu, ada langkah jelas untuk mempromosikan Danau terbesar di Asian ini.”Untuk promosi kurang, dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia ini. Aku melihat dari slot-slot di televisi.

Masih kurang itu, untuk promosinya. Danau Toba ada di 8 Kabupaten kan, banyak harus dipromosikan. Kemudian, Danau Toba banyak sudah yang dibaru. Harusnya, itu di flowup untuk dijadikan promosi. Banyak event-event di Danau Toba, tidak pernah masuk di slot-slot televisi,” kata Ombang.

Ia juga berharap, Pemerintah Pusat segera merealisasikan rencana pembangunan perguruan tinggi seperti akademi pariwisata di kawasan Danau Toba. “Untuk pembangunan SDM-nya, harus dibangun akademi pariwisata di Danau Toba itu menjadi tanda dibukanya tenaga-tenaga profesional dalam bidang pariwisata,” sebut Ombang.

Di samping itu, Ombang juga mengungkapkan, Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Kabupetan di kawasan Danau Toba untuk bersama-sama memberikan edukasi sadar pariwisata kepada masyarakat. Dengan begitu, Danau Toba semakin banyak pengunjungnya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/