26.6 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Harimau Mati Ditombak dan Ditembak

KONFLIK: Harimau mati tombak, setelah masuk ke kolong rumah warga di Kabupaten Mandailing Natal.(istimewa)

SUMUTPOS.CO – Konflik Harimau dan manusia, beberapa tahun belakang ini terus terjadi di sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut). Hal ini, dikarenakan habitat dan populasi hewan dengan bahasa latin, Panthera tigris sumatrae ini kepunahannya terus terancam.

Terakhir konflik harimau dan manusia, terjadi di Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (4/3). Seekor harimau harus mati dengan tragis, setelah ditombak masyarakat dan ditembak polisi.

Pagi hari, sekitar Pukul 08.00 WIB. Seekor harimau masuk kawasan pemukiman warga, persisnya di kolong rumah panggung milik Sofi warga Desa Bangkelang. Keberadaan hewan yang dijuluki Sibelang itupun membuat panik seisi rumah dan warga sekitarnya.

Oleh warga, keberadaan harimau itupun dilaporkan kepada Kepala Desa setempat hingga ke Polsek Batang Natal.

Dalam hitungan menit, warga yang sudah berkerumun, langsung menghujamkan tombaknya berkali-kali ke tubuh harimau hingga mati dan terkapar.

Ironisnya lagi, petugas Polsek Batang Natal yang tiba di lokasi, tak mau ketinggalan. Sibelang pun ditembak hingga dipastikan sudah mati. Oleh warga, harimau itupun diikat di sebuah tiang dan menjadi tontotan warga.

“Iya benar ada harimau mati, tapi untuk data selengkapnya kita akan lakukan konfrensi pers besok (hari ini,red),” ungkap Humas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), Evansus Manalu saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin siang.

Evansus tidak bisa memberikan keterangan secara detail. Karena pihaknya masih melakukan pendataan atas konflik tersebut. Namun, pihak BBKSDA Sumut melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengevakuasi bangkai harimau tersebut.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan sudah menerjunkan personel untuk mengamankan lokasi konflik tersebut. Termasuk mengamankan bangkai harimau tersebut.

“Atas laporan tersebut, pihak  Polsek Batang Natal menurunkan beberapa personel ke TKP  guna membantu warga  mengamankan harimau tersebut. Tiba di TKP, personel Polsek melihat seekor harimau yang sudah dikepung oleh warga setempat. Lantas untuk mengantisipasi adanya penyerangan oleh harimau, pihak Polsek Batang Natal menghubungi  petugas TNBG dan BKSDA Kabupaten Madina,” jelas Rina kepada wartawan, kemarin sore.

Namun, sebelum petugas BKSDA tiba, harimau keluar dari kolong rumah tersebut. Dikatakan Rina, warga yang melihat harimau keluar dari kolong rumah, langsung ditombak sampai mati.

“Tiba-tiba  harimau keluar dari kolong rumah warga sehingga terjadi penombakan oleh masyarakat mengakibatkan harimau warga desa,  mengakibatkan  harimau melakukan pengejaran dan penyerangan terhadap warga namun warga masy tetap melakukan penombakan berkali-kali arah tubuh harimau sehingga mati,” tutur Rina.

Miris yang dialami harimau yang kini dihambang kepenuhan. Aparat kepolisian malah menembak Harimau tidak berdaya setelah ditombak berulang kali oleh warga sekitar.

“Untuk memastikan harimau mati maka personel Polsek Batang Natal  melakukan penembakan satu kali ke arah tubuh harimau, kemudian harimau yang telah mati diserahkan kepada petugas  TNBG dan BKSDA Kabupaten Madina,” ujar perwira melati tiga itu.

Kemudian, bangkai harimau itu dievakuasi ke Mako untuk dilaksanakan outopsi dan pemusnahan yang dilakukan oleh BKSDA berkordinasi dengan Polres Mandailing Natal.

KONFLIK: Harimau mati tombak, setelah masuk ke kolong rumah warga di Kabupaten Mandailing Natal.(istimewa)

SUMUTPOS.CO – Konflik Harimau dan manusia, beberapa tahun belakang ini terus terjadi di sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut). Hal ini, dikarenakan habitat dan populasi hewan dengan bahasa latin, Panthera tigris sumatrae ini kepunahannya terus terancam.

Terakhir konflik harimau dan manusia, terjadi di Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Minggu (4/3). Seekor harimau harus mati dengan tragis, setelah ditombak masyarakat dan ditembak polisi.

Pagi hari, sekitar Pukul 08.00 WIB. Seekor harimau masuk kawasan pemukiman warga, persisnya di kolong rumah panggung milik Sofi warga Desa Bangkelang. Keberadaan hewan yang dijuluki Sibelang itupun membuat panik seisi rumah dan warga sekitarnya.

Oleh warga, keberadaan harimau itupun dilaporkan kepada Kepala Desa setempat hingga ke Polsek Batang Natal.

Dalam hitungan menit, warga yang sudah berkerumun, langsung menghujamkan tombaknya berkali-kali ke tubuh harimau hingga mati dan terkapar.

Ironisnya lagi, petugas Polsek Batang Natal yang tiba di lokasi, tak mau ketinggalan. Sibelang pun ditembak hingga dipastikan sudah mati. Oleh warga, harimau itupun diikat di sebuah tiang dan menjadi tontotan warga.

“Iya benar ada harimau mati, tapi untuk data selengkapnya kita akan lakukan konfrensi pers besok (hari ini,red),” ungkap Humas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), Evansus Manalu saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin siang.

Evansus tidak bisa memberikan keterangan secara detail. Karena pihaknya masih melakukan pendataan atas konflik tersebut. Namun, pihak BBKSDA Sumut melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengevakuasi bangkai harimau tersebut.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan sudah menerjunkan personel untuk mengamankan lokasi konflik tersebut. Termasuk mengamankan bangkai harimau tersebut.

“Atas laporan tersebut, pihak  Polsek Batang Natal menurunkan beberapa personel ke TKP  guna membantu warga  mengamankan harimau tersebut. Tiba di TKP, personel Polsek melihat seekor harimau yang sudah dikepung oleh warga setempat. Lantas untuk mengantisipasi adanya penyerangan oleh harimau, pihak Polsek Batang Natal menghubungi  petugas TNBG dan BKSDA Kabupaten Madina,” jelas Rina kepada wartawan, kemarin sore.

Namun, sebelum petugas BKSDA tiba, harimau keluar dari kolong rumah tersebut. Dikatakan Rina, warga yang melihat harimau keluar dari kolong rumah, langsung ditombak sampai mati.

“Tiba-tiba  harimau keluar dari kolong rumah warga sehingga terjadi penombakan oleh masyarakat mengakibatkan harimau warga desa,  mengakibatkan  harimau melakukan pengejaran dan penyerangan terhadap warga namun warga masy tetap melakukan penombakan berkali-kali arah tubuh harimau sehingga mati,” tutur Rina.

Miris yang dialami harimau yang kini dihambang kepenuhan. Aparat kepolisian malah menembak Harimau tidak berdaya setelah ditombak berulang kali oleh warga sekitar.

“Untuk memastikan harimau mati maka personel Polsek Batang Natal  melakukan penembakan satu kali ke arah tubuh harimau, kemudian harimau yang telah mati diserahkan kepada petugas  TNBG dan BKSDA Kabupaten Madina,” ujar perwira melati tiga itu.

Kemudian, bangkai harimau itu dievakuasi ke Mako untuk dilaksanakan outopsi dan pemusnahan yang dilakukan oleh BKSDA berkordinasi dengan Polres Mandailing Natal.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/