31 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Jembatan Bor-boran Patah, Pemkab Bangun Jembatan Sementara

Foto: Bambang Suhandoko/Sumut Pos
Jembatan bor-boran di Kelurahan Sei Bilah, Lingkungan 7, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, roboh pada Rabu (1/2) malam.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO -Rubuhnya jembatan bor-boran di Kelurahan Sei Bilah, Lingkungan 7, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, beberapa waktu lalu, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat, mengambil tindakan cepat.

Mengingat, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan penghubung masyarakat menuju kota, selain menggunakan trasportasi laut.

Menyikapi permasalahan yang ada, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo), Samadi mengakui, sejauh ini Pemkab Langkat, khususnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah membangun jembatan sementara.

“Kami sudah koordinasi dengan dinas terkait (Dinas PU). Untuk saat ini, kami akan membangun jembatan penghubung sementara. Diharapkan jembatan sementara ini dapat digunakan masyarakat,” harap Samadi.

Selain itu, lanjut Samadi, pihaknya juga akan membersihkan puing-puing reruntuhan dari dalam laut. Langkah ini dilakukan agar kapal masyarakat dapat melintas dan mencari ikan ke laut lepas. “Nah, untuk melakukan pengangkatan beton reruntuhan yang masuk ke laut, kami akan mengupayakan gunakan alat berat,” jelasnya.

Untuk pembangunan jembatan itu kembali, lanjutnya, pihaknnya akan mengupayakan secepatnnya. Paling lama akan dilakukan pada Oktober 2017 mendatang. Karena pada bulan itu, pihaknnya dapat menggunakan anggaran P-APBD. “Kami berharap masyarakat dapat sabar menunggu kucuran anggaran. Untuk sementara, manfaatkan terlebih dulu jembatan sementara yang akan dibangun,” pinta Samadi.

Untuk diketahui, jembatan bor-boran yang berada di Kelurahan Sei Bilah, Lingkungan 7, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, rubuh pada 1 Februari lalu. Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun akibat peristiwa bencana alam ini memutus akses jalan darat bagi warga di kawasan tersebut.

Kejadian ini juga membuat masyarakat di daerah yang mayoritas bekerja sebagai nelayan itu, tidak bisa mencari nafkah. Sebab, jembatan yang rubuh menghalangi kapal masyarakat untuk berlayar. (bam/saz)

Foto: Bambang Suhandoko/Sumut Pos
Jembatan bor-boran di Kelurahan Sei Bilah, Lingkungan 7, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, roboh pada Rabu (1/2) malam.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO -Rubuhnya jembatan bor-boran di Kelurahan Sei Bilah, Lingkungan 7, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, beberapa waktu lalu, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat, mengambil tindakan cepat.

Mengingat, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan penghubung masyarakat menuju kota, selain menggunakan trasportasi laut.

Menyikapi permasalahan yang ada, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo), Samadi mengakui, sejauh ini Pemkab Langkat, khususnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah membangun jembatan sementara.

“Kami sudah koordinasi dengan dinas terkait (Dinas PU). Untuk saat ini, kami akan membangun jembatan penghubung sementara. Diharapkan jembatan sementara ini dapat digunakan masyarakat,” harap Samadi.

Selain itu, lanjut Samadi, pihaknya juga akan membersihkan puing-puing reruntuhan dari dalam laut. Langkah ini dilakukan agar kapal masyarakat dapat melintas dan mencari ikan ke laut lepas. “Nah, untuk melakukan pengangkatan beton reruntuhan yang masuk ke laut, kami akan mengupayakan gunakan alat berat,” jelasnya.

Untuk pembangunan jembatan itu kembali, lanjutnya, pihaknnya akan mengupayakan secepatnnya. Paling lama akan dilakukan pada Oktober 2017 mendatang. Karena pada bulan itu, pihaknnya dapat menggunakan anggaran P-APBD. “Kami berharap masyarakat dapat sabar menunggu kucuran anggaran. Untuk sementara, manfaatkan terlebih dulu jembatan sementara yang akan dibangun,” pinta Samadi.

Untuk diketahui, jembatan bor-boran yang berada di Kelurahan Sei Bilah, Lingkungan 7, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, rubuh pada 1 Februari lalu. Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun akibat peristiwa bencana alam ini memutus akses jalan darat bagi warga di kawasan tersebut.

Kejadian ini juga membuat masyarakat di daerah yang mayoritas bekerja sebagai nelayan itu, tidak bisa mencari nafkah. Sebab, jembatan yang rubuh menghalangi kapal masyarakat untuk berlayar. (bam/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/