25.1 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Awalnya Sukar, Akhirnya Malah Ketagihan

Melihat Pelatihan Membatik di Deli Serdang

Puluhan wanita muda dengan cekatan menorehkan canting (alat membatik) diatas kain katun putih yang telah dipola dengan motif bunga ditambah ilustrasi. Seperti apa prosesnya?

Sekitar 24 orang dari beberapa kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, untuk mewakili daerahnya dalam pelatihan membatik, tampak antusias mengikuti pelatihan, Kamis (6/10), sekitar pukul 12. 30 WIB.

Pelatihan membatik kali ini, diperkirakan berlangsung selama 25 hari yang digelar di ruang kerja Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pemkab Deli Serdang, Jalan Negara Lubuk Pakam.

Pelatihan kali ini, mendatangkan pelatih khusus dari pekalongan. Dua pelatih, memiliki keterampilan berbeda, satu pelatih membuat pola, serta cara membatik hingga proses siap jadi. “Kita memberikan pelatihan sampai tuntas,” kata Iwan Hidayat (25), pelatih pembuat pola. Dilanjutkanya, dalam proses membatik, terdiri dari empat tahapan, mulai melilin (menulis dengan alat membatik), mewarnai, menjemur sampai tahap akhir memberikan warna lanjutan.
Untuk pelatihan kali ini, pihaknya menyediakan beberbagai peralatan membatik yang jarang ditemui di Sumatera Utara. Beberapa bahan berupa lilin batik, kompor, canting dan bahan pewarna khusus diboyong dari Pekalongan.
Selain Iwan, Sutikno (60), pelatih batik berikutnya menambahkan, setiap daerah di Indonesia memiliki keragaman yang layak dijadikan sebagai bahan batik. Nantinya, peserta pelatihan diharapakan mampu menghasilkan batik khas Kabupaten Deli Serdang.

“Membatik serta kain batik merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Sehingga negara lain akan enggan mencurinya,” ucap Sutikno, pelatih batik asal Kota Pekalongan.

Meski melatih puluhan orang, Sutikno hanya mampu berharap soal kemampuan ‘anak didiknya’ mengembangkan batik di wilayah Deli Serdang. Pasalnya, meski memiliki niat membatik, tetapi bila tidak memiliki bahan untuk membatik sama saja sia-sia.

Untuk itu, Sutikno menyatakan, kegiatan pelatihan membatik selain memberikan wawasan juga melatih keterampilan kepada remaja serta ibu-ibu yang memiliki waktu. “Menularkan membatik sama saja dengan menularkan kecintaan terdahap produk tanah air,” ucapnya.

Harna (25) peserta membatik menyatakan, kegiatan membatik sangat mengasilkan. Soalnya, kegiata membatik mulai membuat pola sampai membuat pewarnaan  dibutuhkan kesabaran. “Awalnya sukar, tetapi kelamaan mulai asyik sehingga ketagihan,” ucapnya. (*)

Melihat Pelatihan Membatik di Deli Serdang

Puluhan wanita muda dengan cekatan menorehkan canting (alat membatik) diatas kain katun putih yang telah dipola dengan motif bunga ditambah ilustrasi. Seperti apa prosesnya?

Sekitar 24 orang dari beberapa kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, untuk mewakili daerahnya dalam pelatihan membatik, tampak antusias mengikuti pelatihan, Kamis (6/10), sekitar pukul 12. 30 WIB.

Pelatihan membatik kali ini, diperkirakan berlangsung selama 25 hari yang digelar di ruang kerja Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pemkab Deli Serdang, Jalan Negara Lubuk Pakam.

Pelatihan kali ini, mendatangkan pelatih khusus dari pekalongan. Dua pelatih, memiliki keterampilan berbeda, satu pelatih membuat pola, serta cara membatik hingga proses siap jadi. “Kita memberikan pelatihan sampai tuntas,” kata Iwan Hidayat (25), pelatih pembuat pola. Dilanjutkanya, dalam proses membatik, terdiri dari empat tahapan, mulai melilin (menulis dengan alat membatik), mewarnai, menjemur sampai tahap akhir memberikan warna lanjutan.
Untuk pelatihan kali ini, pihaknya menyediakan beberbagai peralatan membatik yang jarang ditemui di Sumatera Utara. Beberapa bahan berupa lilin batik, kompor, canting dan bahan pewarna khusus diboyong dari Pekalongan.
Selain Iwan, Sutikno (60), pelatih batik berikutnya menambahkan, setiap daerah di Indonesia memiliki keragaman yang layak dijadikan sebagai bahan batik. Nantinya, peserta pelatihan diharapakan mampu menghasilkan batik khas Kabupaten Deli Serdang.

“Membatik serta kain batik merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Sehingga negara lain akan enggan mencurinya,” ucap Sutikno, pelatih batik asal Kota Pekalongan.

Meski melatih puluhan orang, Sutikno hanya mampu berharap soal kemampuan ‘anak didiknya’ mengembangkan batik di wilayah Deli Serdang. Pasalnya, meski memiliki niat membatik, tetapi bila tidak memiliki bahan untuk membatik sama saja sia-sia.

Untuk itu, Sutikno menyatakan, kegiatan pelatihan membatik selain memberikan wawasan juga melatih keterampilan kepada remaja serta ibu-ibu yang memiliki waktu. “Menularkan membatik sama saja dengan menularkan kecintaan terdahap produk tanah air,” ucapnya.

Harna (25) peserta membatik menyatakan, kegiatan membatik sangat mengasilkan. Soalnya, kegiata membatik mulai membuat pola sampai membuat pewarnaan  dibutuhkan kesabaran. “Awalnya sukar, tetapi kelamaan mulai asyik sehingga ketagihan,” ucapnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/