Percepatan tanam ini harus dilakukan dengan pengolahan segera setelah panen, mobilisasi alat pertanian, penyemaian di luar lahan sawah, dan penggunaan benih unggul.
Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura, Pemprov Sumut pada 2017 mengalokasikan bantuan benih padi hibrida sebanyak 75 ton untuk petani seluas 3.000 hektare, desa mandiri benih seluas 30 hektare, budidaya padi hazton 200 hektare, budi daya padi organik 40 hektare, subsidi benih seluas 10 ribu hektare, atau sebanyak 250 ton lebih.
Upaya lainnya, yakni peningkatan produksi untuk 12 ribu hektare benih jagung sebanyak 180 ton lebih, bantuan alat tanam padi atau caplak 800 unit, sarana pengolahan pupuk organik 12 unit, bantuan alat mesin pertanian 6 unit, mesin corn sheller (perontok jagung) 13 unit. “Diharapkan melalui gerakan tanam serentak dan bantuan benih dalam rangka percepatan luas tanam padi di Simalungun dan kabupaten lain, seperti Deliserdang, Sergai, Batubara, Tobasa, Taput, Tapetng, dan Tapsel, akan memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian luas tambah tanam padi di Sumut. Selain upaya khusus tadi, Sumut juga berperan serta dalam upaya khusus peningkatan produksi bawang merah dan cabai merah,” jelas Erry.
Terkait luas tambah tanam, Pemprov Sumut menargetkan periode tanam Oktober 2016 sampai Maret 2017, sebanyak 523.041 hektare. Hingga saat ini terealisasi 370.507 hektare atau 70,84 persen. Erry menjelaskan, dalam rangka mempertahankan swasembada pangan, Pemprov Sumut telah mengambil beberapa langkah guna mendorong percepatan tanam, peningkatan indeks petanaman untuk mengejar target tanam, memberikan bantuan benih pupuk organik dan anorganik, serta pestisida dan alat mesin pertanian, baik itu pada pratanam maupun pascapanen.
Langkah selanjutnya, sambung Erry, perbaikan irigasi pada jaringan tersier, penerapan teknologi jajar legowo, penggunaan benih hibrida, dan terakhir mendorong perluasaan tanam padi, jagung, dan kedelai, dengan areal tanam yang selama ini belum dimanfaatkan. “Pak Wakil Bupati menyampaikan, ada beberapa irigasi yang harus menjadi perhatian Pemprov Sumut di Simalungun. Silakan nanti Bapak sampaikan usulan tersebut, sehinga akan ditindaklanjuti Dinas Perairan Sumut,” katanya.
Selain itu, untuk 2017, lanjutnya, Pemprov Sumut juga mengalokasikan kegiatan pengembangan kawasan bawang merah 40 hektare, cabai merah 65 hektare, dengan harapan bantuan tersebut dapat menjaga stabilitasi harga cabai dan bawang merah. “Kami harap keyakinan untuk mengasilkan swasembada pangan dapat terwujud, jika kita melakukan kerja tim. Apalagi Sumut sudah ditetapkan sebagai satu lumbung padi di Indonesia. Ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, Pemda, dan TNI, serta stakeholder, juga elemen masyarakat lainnya,” harap Erry, sembari mensosialisasikan reward (penghargaan) kepada daerah yang mampu mempertahankan luas tanam pangan yang dianggarkan sebesar Rp20 miliar tahun ini. (bal/saz)