32.9 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

Limbah Cucian Wortel Genangi Jalan Raya

Foto: Solideo/Sumut Pos
Bupati Karo Terkelin saat melihat limbah wortel yang dibuang warga ke badan jalan.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO -Para pengusaha tempat pencucian wortel di pinggir badan jalan Kabanjahe – Berastagi, diminta agar tidak membuang limbah sisa-sisa pencucian mereka  ke sembarang tempat.

Harusnya, dibuat penampungan khusus, bukan malah dibiarkan mengalir saja ke badan jalan. Sampah  domestic yang kerap disebut limbah rumah  tangga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, maupun ketidaknyamanan hidup dalam sebuah lingkungan.

Hal itu ditegaskan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH saat melihat limbah tempat pencucian wortel yang dibiarkan mengalir saja ke badan jalan, sehingga menimbulkan genangan air di pinggir badan jalan, Desa Raya Kecamatan Berastagi, Senin (5/3).

Untuk mewujudkan kota bersih dan nyaman, pemerintah telah mencanangkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah.”Untuk memupuk kesadaran dalam diri kita akan pentingnya hidup bersih dan memupuk rasa tanggung jawab bersama dari masalah sampah maupun limbah usaha rumah tangga,” ujar Bupati Karo didampingi Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi, Camat Berastagi, Mirton Ketaren dan anggota DPRD Karo, Thomas Joverson Ginting.

Dikatakan, kepedulian masyarakat sangat diharapkan untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Camat dan kepala desa agar memberikan penyuluhan kepada warga. Bersama Dinas Lingkungan Hidup dan dinas terkait lainnya saling berkolaborasi memberikan sosialisasi kepada warga, supaya usaha-usaha pencucian wortel tidak dibiarkan mengalir saja ke badan jalan.

“Apalagi jalan lintas Kabanjahe – Berastagi menjadi wajah daerah ini, air yang tergenang di pinggir badan jalan akibat sisa-sisa pencucian wortel sangat mengganggu keindahan dan kenyamanan,” tegas Bupati Karo.

Belum lagi limbah-limbah warga lain dibuang begitu saja ke drainase (parit jalan-red), seolah drainase jalan itu bak penampungan limbah dari berbagai jenis. Otomatis parit jalan sering sumbat, tak pelak lagi setiap hujan badan jalan tergenang air. Buktinya, sepanjang sekitar 500 meter di depan Hotel Suite Pakkar jaln Kabanjahe – Berastagi setiap hujan menjadi langganan banjir.”Inilah kalau kesadaran warga sangat rendah, membuang limbah ke sembarang tempat,” lontar Terkelin Brahmana.

Camat Berastagi, Mirton Ketaren mengaku akan memberikan sosialisasi kepada warga. Usaha-usaha tempat pencucian wortel milik warga di sepanjang jalan harus diberikan pemahaman yang baik dan benar seperti yang disampaikan Bupati Karo.

“Limbah air yang dibiarkan mengalir begitu saja ke badan jalan sangat mengganggu pemandangan, apalagi jalan Kabanjahe – Berastagi menjadi wajah Kabupaten Karo. Dalam waktu secepatnya, pihaknya akan memberikan sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan dan tidak boleh membuang limbah ke sembarang tempat,” ujarnya. (deo/han)

 

Foto: Solideo/Sumut Pos
Bupati Karo Terkelin saat melihat limbah wortel yang dibuang warga ke badan jalan.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO -Para pengusaha tempat pencucian wortel di pinggir badan jalan Kabanjahe – Berastagi, diminta agar tidak membuang limbah sisa-sisa pencucian mereka  ke sembarang tempat.

Harusnya, dibuat penampungan khusus, bukan malah dibiarkan mengalir saja ke badan jalan. Sampah  domestic yang kerap disebut limbah rumah  tangga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, maupun ketidaknyamanan hidup dalam sebuah lingkungan.

Hal itu ditegaskan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH saat melihat limbah tempat pencucian wortel yang dibiarkan mengalir saja ke badan jalan, sehingga menimbulkan genangan air di pinggir badan jalan, Desa Raya Kecamatan Berastagi, Senin (5/3).

Untuk mewujudkan kota bersih dan nyaman, pemerintah telah mencanangkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah.”Untuk memupuk kesadaran dalam diri kita akan pentingnya hidup bersih dan memupuk rasa tanggung jawab bersama dari masalah sampah maupun limbah usaha rumah tangga,” ujar Bupati Karo didampingi Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi, Camat Berastagi, Mirton Ketaren dan anggota DPRD Karo, Thomas Joverson Ginting.

Dikatakan, kepedulian masyarakat sangat diharapkan untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Camat dan kepala desa agar memberikan penyuluhan kepada warga. Bersama Dinas Lingkungan Hidup dan dinas terkait lainnya saling berkolaborasi memberikan sosialisasi kepada warga, supaya usaha-usaha pencucian wortel tidak dibiarkan mengalir saja ke badan jalan.

“Apalagi jalan lintas Kabanjahe – Berastagi menjadi wajah daerah ini, air yang tergenang di pinggir badan jalan akibat sisa-sisa pencucian wortel sangat mengganggu keindahan dan kenyamanan,” tegas Bupati Karo.

Belum lagi limbah-limbah warga lain dibuang begitu saja ke drainase (parit jalan-red), seolah drainase jalan itu bak penampungan limbah dari berbagai jenis. Otomatis parit jalan sering sumbat, tak pelak lagi setiap hujan badan jalan tergenang air. Buktinya, sepanjang sekitar 500 meter di depan Hotel Suite Pakkar jaln Kabanjahe – Berastagi setiap hujan menjadi langganan banjir.”Inilah kalau kesadaran warga sangat rendah, membuang limbah ke sembarang tempat,” lontar Terkelin Brahmana.

Camat Berastagi, Mirton Ketaren mengaku akan memberikan sosialisasi kepada warga. Usaha-usaha tempat pencucian wortel milik warga di sepanjang jalan harus diberikan pemahaman yang baik dan benar seperti yang disampaikan Bupati Karo.

“Limbah air yang dibiarkan mengalir begitu saja ke badan jalan sangat mengganggu pemandangan, apalagi jalan Kabanjahe – Berastagi menjadi wajah Kabupaten Karo. Dalam waktu secepatnya, pihaknya akan memberikan sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan dan tidak boleh membuang limbah ke sembarang tempat,” ujarnya. (deo/han)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/