30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pedagang Pasar Inpres Kisaran Terancam Gulung Tikar

Foto: SMG/Sumut Pos
Pasar Inpres Kisaran milik Pemerintah Kabupaten Asahan sepi pembeli sehingga pedagang terancam gulung tikar.

SUMUTPOS.CO  – Bangunan modern pasar Inpres Kisaran yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Asahan sampai hari ini tak banyak menolong perekonomian ratusan pedagang yang berjualan di sana. Hampir semua pedangang mengeluh. Penjual pakaian, sepatu, tas, kosmetik, assesories, terancam gulung tikar.

Apalagi belakangan ini banyak permasalah di lokasi pasar tersebut. Di antaranya permasalahan antara pedagang dengan pengelola pasar. Pantauan wartawan, akhir pekan kemarin, banyak lapak jualan di pasar berbiaya total Rp60 miliar ini tertutup. Sebahagian dari pedagang yang masih bersabar menunggu pembeli, terlihat sesekali menahan kantuk.

“Inilah kondisinya, puluhan tahun saya berjualan di Pasar Inpres ini tak pernah seperti ini. Pembeli pun malas untuk naik ke lantai dua ini, karena hanya beberapa pedagang saja yang buka,” kata Akmal Hakim pedagang kosmetik di kios 229 lantai II Pasar Inpres Kisaran.

Menurut pengakuan Hakim, saat ini hanya ada sekitar dua puluh pedagang yang berjualan di lantai II. Padahal jumlah kios yang tersedia di lantai II ada sekitar 250 kios. Para pedagang ini urung jualan di lantai II. Selain situasi yang sepi pembeli, lokasi parkir masih berada di bawah hingga pengunjung malas naik ke atas.

“Inilah yang menjadi persoalan oleh rekan-rekan sesama pedagang kemarin, dinas perdagangan yang berwewenang melanggar kesepakatan yang mereka buat. Ketika itu semua sepakat parkir pengunjung diletakkan di atas, namun nyatanya parkir dibuat di bawah. Bagaimana pembeli mau naik,” katanya.

Namun sebagian tak sedikit pedagang yang berjualan di lantai II ini memilih tempat di lantai I dengan cara menyewa kios orang lain agar dapat bisa berjualan. Kendati demikian, sepinya pembeli di Pasar Inpres Kisaran ini dirasakan oleh semua pedagang.“Pajak sepi, menunggu pembeli kami sampai terkantuk kantuk,” kata Ema pedagang pakaian di lantai dasar.

Diakui mereka, selain perekonomian yang lagi sepi, munculnya pasar modern bak jamur di Kota Kisaran seperti supermarket memperparah kondisi mereka, mengingat lokasi pasar inpres Kisaran dengan supermarket hanya berjarak sekitar 2 kilometer. “Masyarakat sudah pasti akan memilih lokasi belanja yang mudah di akses, murah dan bebas parkir,” tambahnya.

Jika kondisi itu bertahan, tak menutup kemungkinan akan banyak pedagang yang gulung tikar. Untuk itu para pedagang ini berharap pemerintah kabupaten Asahan melalui Dinas Koperasi dan Perdagangan sebagai dinas yang bertanggungjawab untuk pengelolaan pasar dapat bertindak dan memberikan solusi agar para pembeli nyaman berbelanja ke Pasar Inpres Kisaran. (per/syaf/ma/smg/ila)

 

Foto: SMG/Sumut Pos
Pasar Inpres Kisaran milik Pemerintah Kabupaten Asahan sepi pembeli sehingga pedagang terancam gulung tikar.

SUMUTPOS.CO  – Bangunan modern pasar Inpres Kisaran yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Asahan sampai hari ini tak banyak menolong perekonomian ratusan pedagang yang berjualan di sana. Hampir semua pedangang mengeluh. Penjual pakaian, sepatu, tas, kosmetik, assesories, terancam gulung tikar.

Apalagi belakangan ini banyak permasalah di lokasi pasar tersebut. Di antaranya permasalahan antara pedagang dengan pengelola pasar. Pantauan wartawan, akhir pekan kemarin, banyak lapak jualan di pasar berbiaya total Rp60 miliar ini tertutup. Sebahagian dari pedagang yang masih bersabar menunggu pembeli, terlihat sesekali menahan kantuk.

“Inilah kondisinya, puluhan tahun saya berjualan di Pasar Inpres ini tak pernah seperti ini. Pembeli pun malas untuk naik ke lantai dua ini, karena hanya beberapa pedagang saja yang buka,” kata Akmal Hakim pedagang kosmetik di kios 229 lantai II Pasar Inpres Kisaran.

Menurut pengakuan Hakim, saat ini hanya ada sekitar dua puluh pedagang yang berjualan di lantai II. Padahal jumlah kios yang tersedia di lantai II ada sekitar 250 kios. Para pedagang ini urung jualan di lantai II. Selain situasi yang sepi pembeli, lokasi parkir masih berada di bawah hingga pengunjung malas naik ke atas.

“Inilah yang menjadi persoalan oleh rekan-rekan sesama pedagang kemarin, dinas perdagangan yang berwewenang melanggar kesepakatan yang mereka buat. Ketika itu semua sepakat parkir pengunjung diletakkan di atas, namun nyatanya parkir dibuat di bawah. Bagaimana pembeli mau naik,” katanya.

Namun sebagian tak sedikit pedagang yang berjualan di lantai II ini memilih tempat di lantai I dengan cara menyewa kios orang lain agar dapat bisa berjualan. Kendati demikian, sepinya pembeli di Pasar Inpres Kisaran ini dirasakan oleh semua pedagang.“Pajak sepi, menunggu pembeli kami sampai terkantuk kantuk,” kata Ema pedagang pakaian di lantai dasar.

Diakui mereka, selain perekonomian yang lagi sepi, munculnya pasar modern bak jamur di Kota Kisaran seperti supermarket memperparah kondisi mereka, mengingat lokasi pasar inpres Kisaran dengan supermarket hanya berjarak sekitar 2 kilometer. “Masyarakat sudah pasti akan memilih lokasi belanja yang mudah di akses, murah dan bebas parkir,” tambahnya.

Jika kondisi itu bertahan, tak menutup kemungkinan akan banyak pedagang yang gulung tikar. Untuk itu para pedagang ini berharap pemerintah kabupaten Asahan melalui Dinas Koperasi dan Perdagangan sebagai dinas yang bertanggungjawab untuk pengelolaan pasar dapat bertindak dan memberikan solusi agar para pembeli nyaman berbelanja ke Pasar Inpres Kisaran. (per/syaf/ma/smg/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/