29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Was-was Rutan dan Lapas Ricuh

File/SUMUT POS
Personil TNI bersiaga mengamankan ribuan napi di Lapas Tanjung Gusta Medan, nenerpa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – PASCAKERUSUHAN dan kaburnya ratusan narapidana (napi) di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B, Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, Jumat (5/5) kemarin, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kanwil Kemenkuham Sumut) menginstruksi seluruh jajaran untuk melakukan pengamanan ketat di masing-masing Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan di rutan di Sumut.

Kepala Kanwil Kemenkuham Sumut, Ibnu Chuldun mengatakan peristiwa yang terjadi di Rutan Pekanbaru, ada sejumlah penyebab masalah. Dengan itu, permasalah harus diatasi di Sumut.

“Sangat memprihatinkan, di saat kita sedang kekurangan personel, saat yang sama jumlah wargbinaan semakin bertambah. Dampak buruk dari ketidakseimbangan ini sangat mudah dimanfaatkan penghuni,” kata Ibnu Chuldun didampingi Humas Kanwil Kemenkuham Sumut, Josua Ginting, Minggu (7/5) siang.

Ibnu Chuldun tidak membantah permasalah antara petugas sipir atau oknum terhadap napi di dalam rutan maupun lapas kerap terjadi. Hal itu, bisa memicu kerusahan dan berakhir kabur tahanan dari Rutan maupun di Lapas.

“Arahkan kepada semua anggota untuk benar-benar tidak melakukan pungli kepada wargabinaan, hindari betul-betul perlakuan petugas yang kasar dan cegah terjadinya kekerasan fisik dan non fisik,” harapnya.

Untuk itu, dia mengimbau seluruh anggota melakukan upaya pembinaan secara objektif dan manuasiawi terhadap wargabinaan. “Hadirkan diri kita sebagai kepala UPT di tengah wargabinaan. Tampung dan dengarkan semua keluhan penghuni dan lakukan diskusikan dengan jajaran untuk semampunya menindaklanjuti keluhan persoalan yang terjadi dan upayakan solusi yang solutif,” imbuhnya.

Dia menambahkan untuk menerapkan pendekatan personal antara petugas sipir dengan napi sehingga terjalin hubungan harmonis dan bersifat kekeluarga. Hal itu, menghindari permasalah secara keseluruh dan tidak berdampak dengan permasalah besar. “Rapatkan barisan dengan seluruh jajaran dengan keteladanan, bombing, dan arahkan jajaran dengan kejelasan sesuai peraturan,” tandasnya.

Seperti diketahui, wargabinaan Rutan Klas II B, Sialang Bungkuk, Pekanbaru berhamburan kabur bermula saat terjadinya kericuhan antarkelompok. Saat pintu sel dibuka, para tahanan merangsek ke bagian depan dan langsung melarikan diri. Banyak wargabinaan masing mengenakan sarung karena saat itu wargabinaan baru saja menunaikan salat Jumat.

Dari laporan awal yang diterima, para tahanan kabur setelah sebelumnya menyampaikan keluhan terutama soal fasilitas, seperti masalah air, kamar, pungutan liar, dan fasilitas lainnya. Masalah tersebut dinilai terjadi karena masalah over kapasitas. Rutan seharusnya hanya bisa menampung sebanyak 561 penghuni namun dihuni sebanyak 1.870 orang.(gus/azw)

File/SUMUT POS
Personil TNI bersiaga mengamankan ribuan napi di Lapas Tanjung Gusta Medan, nenerpa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – PASCAKERUSUHAN dan kaburnya ratusan narapidana (napi) di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B, Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, Jumat (5/5) kemarin, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kanwil Kemenkuham Sumut) menginstruksi seluruh jajaran untuk melakukan pengamanan ketat di masing-masing Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan di rutan di Sumut.

Kepala Kanwil Kemenkuham Sumut, Ibnu Chuldun mengatakan peristiwa yang terjadi di Rutan Pekanbaru, ada sejumlah penyebab masalah. Dengan itu, permasalah harus diatasi di Sumut.

“Sangat memprihatinkan, di saat kita sedang kekurangan personel, saat yang sama jumlah wargbinaan semakin bertambah. Dampak buruk dari ketidakseimbangan ini sangat mudah dimanfaatkan penghuni,” kata Ibnu Chuldun didampingi Humas Kanwil Kemenkuham Sumut, Josua Ginting, Minggu (7/5) siang.

Ibnu Chuldun tidak membantah permasalah antara petugas sipir atau oknum terhadap napi di dalam rutan maupun lapas kerap terjadi. Hal itu, bisa memicu kerusahan dan berakhir kabur tahanan dari Rutan maupun di Lapas.

“Arahkan kepada semua anggota untuk benar-benar tidak melakukan pungli kepada wargabinaan, hindari betul-betul perlakuan petugas yang kasar dan cegah terjadinya kekerasan fisik dan non fisik,” harapnya.

Untuk itu, dia mengimbau seluruh anggota melakukan upaya pembinaan secara objektif dan manuasiawi terhadap wargabinaan. “Hadirkan diri kita sebagai kepala UPT di tengah wargabinaan. Tampung dan dengarkan semua keluhan penghuni dan lakukan diskusikan dengan jajaran untuk semampunya menindaklanjuti keluhan persoalan yang terjadi dan upayakan solusi yang solutif,” imbuhnya.

Dia menambahkan untuk menerapkan pendekatan personal antara petugas sipir dengan napi sehingga terjalin hubungan harmonis dan bersifat kekeluarga. Hal itu, menghindari permasalah secara keseluruh dan tidak berdampak dengan permasalah besar. “Rapatkan barisan dengan seluruh jajaran dengan keteladanan, bombing, dan arahkan jajaran dengan kejelasan sesuai peraturan,” tandasnya.

Seperti diketahui, wargabinaan Rutan Klas II B, Sialang Bungkuk, Pekanbaru berhamburan kabur bermula saat terjadinya kericuhan antarkelompok. Saat pintu sel dibuka, para tahanan merangsek ke bagian depan dan langsung melarikan diri. Banyak wargabinaan masing mengenakan sarung karena saat itu wargabinaan baru saja menunaikan salat Jumat.

Dari laporan awal yang diterima, para tahanan kabur setelah sebelumnya menyampaikan keluhan terutama soal fasilitas, seperti masalah air, kamar, pungutan liar, dan fasilitas lainnya. Masalah tersebut dinilai terjadi karena masalah over kapasitas. Rutan seharusnya hanya bisa menampung sebanyak 561 penghuni namun dihuni sebanyak 1.870 orang.(gus/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/