30 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Peringatan BHH 2019 Tanpa Kegiatan

.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Pangkalan Brandan kecewa dengan tidak adanya kegiatan dalam peringatan Brandan Bumi Hangus (BBH) tahun 2019 yang jatuh pada Selasa (13/8) mendatang. “Peristiwa Brandan Bumi Hangus (BBH 1947 ) diperingati tanpa adanya kegiatan-kegiatan.

Padahal tahun-tahun sebelumnya, peringatan BHH tersebut selalu diperingati dengan kegiatan Napak Tilas Kejuanan, perlombaan lagu-lagu perjuangan dan baca puisi,”ujar Hamdan Hamidin Harahap, warga Pangkalan Brandan, dan Sulaiman Abduh perwakilan pelajar SLTA dan OKP kepada Sumut Pos, Senin (5/8)

Dikatakan Hamdan dan Sulaiman Abdullah, biasanya peringatan peristiwa Brandan Bumi Hangus ( BBH ) diperingati dengan meriah, seperti napak tilas dan lomba lagu-lagu perjuangan. Namun pada tahun 2019 ini, peristiwa BBH diperingati seperti biasa, namun hanya tanpa kegiatan. “Kami semua masyarakat terpelajar dan OKP sangat kecewa dan bertanya-tanya.

Mengapa Pemkab Langkat mengeluarkan kebijakan tersebut. Apa alasan rasionalnya? Bukankah terkait BBH itu telah diperdakan. Atau juga Pemkab Langkat secara perlahan sengaja akan menghapus peringatan peristiwa BBH tersebut???.,”tanya Hamdan dan kawan-kawannya.

Menurut warga, Pangkalan Brandan sedari dulu selalu saja dirugikan dan tertinggal dalam pembangunan. Padahal, dahulunya merupakan sumber minyak pertama di Indonesia. Tak hanya itu, lanjut Hamdan, Pangkalan Brandan akan ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Teluk Aru, apabila sudah dimekarkan. Tetapi kenyataannya, semua hanya janji-janji yang tak pernah terealisasi.

Sementara itu, Lurah Brandan Barat yang juga sebagai Ketua Seksi kegiatan Napak Tilas Kejuangan Brandan Bumi Hangus tahun 2018, Musa Pasaribu mengaku peringatan BBH tahun 2019 tetap dilaksanakan pada 13 Agustus 2019 mendatang.

Ketika disinggung peringatan BBH 2019 tanpa ada kegiatan? Diakui Musa memang tak melakukan kegiatan kegiatan, karena jadwal pelaksanaan bertepatan dengan perayaan hari raya Idhul Adha dan hari Tasyrik. “Tidaklah etis rasanya kita laksanakan napak tilas pada hari besar keagamaan,” tegas Musa. (yas/han)

.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Pangkalan Brandan kecewa dengan tidak adanya kegiatan dalam peringatan Brandan Bumi Hangus (BBH) tahun 2019 yang jatuh pada Selasa (13/8) mendatang. “Peristiwa Brandan Bumi Hangus (BBH 1947 ) diperingati tanpa adanya kegiatan-kegiatan.

Padahal tahun-tahun sebelumnya, peringatan BHH tersebut selalu diperingati dengan kegiatan Napak Tilas Kejuanan, perlombaan lagu-lagu perjuangan dan baca puisi,”ujar Hamdan Hamidin Harahap, warga Pangkalan Brandan, dan Sulaiman Abduh perwakilan pelajar SLTA dan OKP kepada Sumut Pos, Senin (5/8)

Dikatakan Hamdan dan Sulaiman Abdullah, biasanya peringatan peristiwa Brandan Bumi Hangus ( BBH ) diperingati dengan meriah, seperti napak tilas dan lomba lagu-lagu perjuangan. Namun pada tahun 2019 ini, peristiwa BBH diperingati seperti biasa, namun hanya tanpa kegiatan. “Kami semua masyarakat terpelajar dan OKP sangat kecewa dan bertanya-tanya.

Mengapa Pemkab Langkat mengeluarkan kebijakan tersebut. Apa alasan rasionalnya? Bukankah terkait BBH itu telah diperdakan. Atau juga Pemkab Langkat secara perlahan sengaja akan menghapus peringatan peristiwa BBH tersebut???.,”tanya Hamdan dan kawan-kawannya.

Menurut warga, Pangkalan Brandan sedari dulu selalu saja dirugikan dan tertinggal dalam pembangunan. Padahal, dahulunya merupakan sumber minyak pertama di Indonesia. Tak hanya itu, lanjut Hamdan, Pangkalan Brandan akan ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Teluk Aru, apabila sudah dimekarkan. Tetapi kenyataannya, semua hanya janji-janji yang tak pernah terealisasi.

Sementara itu, Lurah Brandan Barat yang juga sebagai Ketua Seksi kegiatan Napak Tilas Kejuangan Brandan Bumi Hangus tahun 2018, Musa Pasaribu mengaku peringatan BBH tahun 2019 tetap dilaksanakan pada 13 Agustus 2019 mendatang.

Ketika disinggung peringatan BBH 2019 tanpa ada kegiatan? Diakui Musa memang tak melakukan kegiatan kegiatan, karena jadwal pelaksanaan bertepatan dengan perayaan hari raya Idhul Adha dan hari Tasyrik. “Tidaklah etis rasanya kita laksanakan napak tilas pada hari besar keagamaan,” tegas Musa. (yas/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/