25 C
Medan
Thursday, March 20, 2025

Tujuh Pemda di Sekitar Danau Toba Suka Bermain Sendiri-sendiri

J: Begini, kita sudah diskusi-diskusi di sana, memang ada persoalan, ya itu tadi, masalah sikap tujuh kabupaten di sana. Itu kendala-kendala di era otonomi daerah. Makanya, begitu akan dibentuk Badan Otorita pengembangan Danau Toba, berarti nanti itu di bawah pusat, masalah-masalah terkait otonomi, secara otomatis akan ditangani pusat. Pusat yang akan turun tangan. Kalau semua sudah beres, termasuk juga infrastruktur, kita tinggal masuk.

T: Jadi PHRI dalam posisi masih menunggu?

J: Ya, investor menunggu. Kalau jalan bagus, akses ke tujuh kabupaten juga bagus, investor akan masuk dari mana pun, ke mana pun. Ada gula ada semut, apalagi investor asing. Tapi ya itu tadi, investor lokal harus tetap diperhatikan.

T: Jika semua kendala itu sudah beres, bayangan Anda, seberapa kuat Danau Toba mampu menarik wisatawan?

J: Kita ambil komparasi yang gampang ya, Bali pariwisatanya bisa bagus seperti itu karena ada pesawat terbang langsung ke sana. Nah, kami dengar juga aka ada pesawat yang bisa langsung ke dekat Danau Toba.

T: Aspek apa lagi yang perlu mendapat perhatian?

J: Yang perlu diingat, turis datang itu memang untuk menikmati keindahan alam. Tapi itu hanya satu poin saja. Lagi-lagi kita contohkan Bali, di sana ada keindahan alam, adat-istiadat setempat, dan juga kuliner. Nah, itu yang perlu dipersiapkan di sekitar Danau Toba, apa kuliner andalannnya, apa buah tangan, kerajinan khas, yang bisa dijadikan oleh-oleh para turis. Kain khas Batak itu juga bagus.

T: Terakhir, apa saran terakhir Anda untuk pemda di sana?

J: Yang terpenting bagaimana menggerakkan masyarakat di sana, karena sebenarnya pariwisata itu domainnya masyarakat. Pariwisatalah yang bisa menggerakkan, meningkatkan ekonomi rakyat secara luas. Pedagang pisang jual dagangan ke hotel, petani jeruk menjual ke hotel, seniman, budayawan, pentas di hotel. Semua bergerak. Semua komponen masyarakat harus bergerak, itu kuncinya. ***

J: Begini, kita sudah diskusi-diskusi di sana, memang ada persoalan, ya itu tadi, masalah sikap tujuh kabupaten di sana. Itu kendala-kendala di era otonomi daerah. Makanya, begitu akan dibentuk Badan Otorita pengembangan Danau Toba, berarti nanti itu di bawah pusat, masalah-masalah terkait otonomi, secara otomatis akan ditangani pusat. Pusat yang akan turun tangan. Kalau semua sudah beres, termasuk juga infrastruktur, kita tinggal masuk.

T: Jadi PHRI dalam posisi masih menunggu?

J: Ya, investor menunggu. Kalau jalan bagus, akses ke tujuh kabupaten juga bagus, investor akan masuk dari mana pun, ke mana pun. Ada gula ada semut, apalagi investor asing. Tapi ya itu tadi, investor lokal harus tetap diperhatikan.

T: Jika semua kendala itu sudah beres, bayangan Anda, seberapa kuat Danau Toba mampu menarik wisatawan?

J: Kita ambil komparasi yang gampang ya, Bali pariwisatanya bisa bagus seperti itu karena ada pesawat terbang langsung ke sana. Nah, kami dengar juga aka ada pesawat yang bisa langsung ke dekat Danau Toba.

T: Aspek apa lagi yang perlu mendapat perhatian?

J: Yang perlu diingat, turis datang itu memang untuk menikmati keindahan alam. Tapi itu hanya satu poin saja. Lagi-lagi kita contohkan Bali, di sana ada keindahan alam, adat-istiadat setempat, dan juga kuliner. Nah, itu yang perlu dipersiapkan di sekitar Danau Toba, apa kuliner andalannnya, apa buah tangan, kerajinan khas, yang bisa dijadikan oleh-oleh para turis. Kain khas Batak itu juga bagus.

T: Terakhir, apa saran terakhir Anda untuk pemda di sana?

J: Yang terpenting bagaimana menggerakkan masyarakat di sana, karena sebenarnya pariwisata itu domainnya masyarakat. Pariwisatalah yang bisa menggerakkan, meningkatkan ekonomi rakyat secara luas. Pedagang pisang jual dagangan ke hotel, petani jeruk menjual ke hotel, seniman, budayawan, pentas di hotel. Semua bergerak. Semua komponen masyarakat harus bergerak, itu kuncinya. ***

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru