25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

127 TKI Ilegal dari Malaysia Terdampar di Pantai Labu

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 127 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia terdampar di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang dengan menumpangi perahu nelayan, Rabu (9/1).

Dari 127 orang TKI terdiri dari 88 orang pria dan 39 wanita, dimana ada 3 orang balita. Para TKI ini dikumpulkan di Aula Kantor Camat Pantailabu dengan pendataan yang dilakukan pihak Imigrasi, Polsek Pantailabu, pihak Kecamatan Pantai Labu dan Koramil Beringin.

Dari pendataan pihak imigrasi, diketahui kalau para TKI non prosedural ini berangkat dari sejumlah daerah di Malaysia dengan dua unit kapal, sekitar Senin (8/1) Pukul 03.00 WIB. Dijelaskan, dua hari berputar putar ditengah laut hingga para TKI mendarat ke tepi Pantai Labu dengan menumpangi sampan nelayan.

Para TKI berasal dari sejumlah daerah di Indonesia diantaranya Tanjung Balai, Aceh, Medan, Deliserdang, Padang, Palembang, Jambi, Bengkulu, Banten, Simalungun, solo Jawa tengah, Tangerang, Lombok dan daerah lainnya. Para TKI juga sebagian mengaku sudah ada yang enam tahun bekerja di Malaysia.

Mayoritas dari para TKI mengaku berangkat ke Malaysia melalui agen tenaga kerja bernama Raja Laut. Untuk pekerjaan mereka selama di Malaysia diantaranya pekerja restauran, pabrik, pembantu rumah tangga, dan lainnya.

Bustami, warga Aceh mengatakan berangkat ke Malaysia dua tahun lalu melalui agen TKI Raja Laut dan Saat berangkat menggunakan paspor pelancong. Dua tahun bekerja di Slangor Malaysia. Selanjutnya hendak pulang mengunakan jalur “tikus”. Menggunakan jalur “tikus” biayanya murah. Pulang dengan naik kapal secara sembunyi-sembunyi. Kalau jalur resmi mahal

“ Kita pulang naik perahu dari Malaysia secara diam diam karena kalau pulang secara prosedural resmi mahal bisa Rp6-7 jutaan ongkosnya. Makanya kami naik perahu,” ucap Bustami seorang TKI.

Dijelaskan Samin, warga Serang Banten TKI lainnya, sudah lama bekerja sebagai teknisi mesin di Kilang di Slangor. Ia mengatakan, mereka berangkat dengan dua kapal.

“ Kami sengaja pulang naik kapal kayu karena ongkos lebih murah. Kalau naik pesawat melalui resmi biaya Rp 7-8 jutaan. Naik kapal kayu melalui agen agen jauh lebih murah. Lagi pula resiko ditahan Polisi Malaysia juga kecil. Ada yang urus tapi sayangnya kapal yang kami tumpangi tadi kandas hingga kami terpaksa naik sampan nelayan kepinggir pantai,” ungkap Sarmin.

Sarmin mengungkapkan, kalau mereka pulang ke Indonesia bukan diusir tapi memang mau pulang sendiri.

“ Tidak takut, dulu ke Malaysia juga masuknya naik sampan juga melalui agen. Pakai paspor pelancong saya. Tapi ada juga tadi yang tidak punya paspor,” ucapnya.

Iskandar, pihak Imigrasi Kantor Gatot Subroto Medan bersama sejumlah pegawai Imigrasi yang tiba di Kantor Camat Pantailabu langsung melakukan pendataan pada para TKI dan menanyai satu persatu identitas TKI serta biro biro agen yang mengirim mereka ke Malaysia.

Dari temuan, mayoritas TKI Non Prosedural itu dari Agen Raja Laut dan setelah didata, para TKI ini akan pulang dengan cara mandiri.

“ Kami hanya melakukan pendataan pada para TKI Non prosedural ini selanjutnya mereka akan pulang masing masing ke daerah asal dengan mandiri,” sebut Iskandar.

Camat Pantai Labu, Faisal Nasution dalam keterangannya mengatakan kalau para TKI yang terdampar di Pantai Labu berasal dari Malaysia. Mereka awalnya tiba 12 orang berdasarkan laporan masyarakat lalu setelah dilakukan peninjauan di tepi pantai beberapa sampan nelayan juga ditumpangi TKI yang lain, balita juga ada.

“ Kami dapat info dari masyarakat sekitar pukul 10.00 wib tadi, dan kami kira pengungsi Rohingya, sehingga kamipun langsung bergegas melakukan peninjauan dan mengumpulkan para TKI itu. Namun setelah didata satu satu mereka semua warga Negara Indonesia cuma berasal dari berbagai daerah dan propinsi. Kita kordinasi dengan imigrasi dan kita serahkan prosesnya,” sebut Camat Pantailabu.

Proses pendataan diawasi sejumlah Petugas Kepolisian dan Koramil Beringin. Para TKI itu setelah didata dipersilahkan untuk pulang ke daerah mereka masing masing. (btr/han)

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 127 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia terdampar di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang dengan menumpangi perahu nelayan, Rabu (9/1).

Dari 127 orang TKI terdiri dari 88 orang pria dan 39 wanita, dimana ada 3 orang balita. Para TKI ini dikumpulkan di Aula Kantor Camat Pantailabu dengan pendataan yang dilakukan pihak Imigrasi, Polsek Pantailabu, pihak Kecamatan Pantai Labu dan Koramil Beringin.

Dari pendataan pihak imigrasi, diketahui kalau para TKI non prosedural ini berangkat dari sejumlah daerah di Malaysia dengan dua unit kapal, sekitar Senin (8/1) Pukul 03.00 WIB. Dijelaskan, dua hari berputar putar ditengah laut hingga para TKI mendarat ke tepi Pantai Labu dengan menumpangi sampan nelayan.

Para TKI berasal dari sejumlah daerah di Indonesia diantaranya Tanjung Balai, Aceh, Medan, Deliserdang, Padang, Palembang, Jambi, Bengkulu, Banten, Simalungun, solo Jawa tengah, Tangerang, Lombok dan daerah lainnya. Para TKI juga sebagian mengaku sudah ada yang enam tahun bekerja di Malaysia.

Mayoritas dari para TKI mengaku berangkat ke Malaysia melalui agen tenaga kerja bernama Raja Laut. Untuk pekerjaan mereka selama di Malaysia diantaranya pekerja restauran, pabrik, pembantu rumah tangga, dan lainnya.

Bustami, warga Aceh mengatakan berangkat ke Malaysia dua tahun lalu melalui agen TKI Raja Laut dan Saat berangkat menggunakan paspor pelancong. Dua tahun bekerja di Slangor Malaysia. Selanjutnya hendak pulang mengunakan jalur “tikus”. Menggunakan jalur “tikus” biayanya murah. Pulang dengan naik kapal secara sembunyi-sembunyi. Kalau jalur resmi mahal

“ Kita pulang naik perahu dari Malaysia secara diam diam karena kalau pulang secara prosedural resmi mahal bisa Rp6-7 jutaan ongkosnya. Makanya kami naik perahu,” ucap Bustami seorang TKI.

Dijelaskan Samin, warga Serang Banten TKI lainnya, sudah lama bekerja sebagai teknisi mesin di Kilang di Slangor. Ia mengatakan, mereka berangkat dengan dua kapal.

“ Kami sengaja pulang naik kapal kayu karena ongkos lebih murah. Kalau naik pesawat melalui resmi biaya Rp 7-8 jutaan. Naik kapal kayu melalui agen agen jauh lebih murah. Lagi pula resiko ditahan Polisi Malaysia juga kecil. Ada yang urus tapi sayangnya kapal yang kami tumpangi tadi kandas hingga kami terpaksa naik sampan nelayan kepinggir pantai,” ungkap Sarmin.

Sarmin mengungkapkan, kalau mereka pulang ke Indonesia bukan diusir tapi memang mau pulang sendiri.

“ Tidak takut, dulu ke Malaysia juga masuknya naik sampan juga melalui agen. Pakai paspor pelancong saya. Tapi ada juga tadi yang tidak punya paspor,” ucapnya.

Iskandar, pihak Imigrasi Kantor Gatot Subroto Medan bersama sejumlah pegawai Imigrasi yang tiba di Kantor Camat Pantailabu langsung melakukan pendataan pada para TKI dan menanyai satu persatu identitas TKI serta biro biro agen yang mengirim mereka ke Malaysia.

Dari temuan, mayoritas TKI Non Prosedural itu dari Agen Raja Laut dan setelah didata, para TKI ini akan pulang dengan cara mandiri.

“ Kami hanya melakukan pendataan pada para TKI Non prosedural ini selanjutnya mereka akan pulang masing masing ke daerah asal dengan mandiri,” sebut Iskandar.

Camat Pantai Labu, Faisal Nasution dalam keterangannya mengatakan kalau para TKI yang terdampar di Pantai Labu berasal dari Malaysia. Mereka awalnya tiba 12 orang berdasarkan laporan masyarakat lalu setelah dilakukan peninjauan di tepi pantai beberapa sampan nelayan juga ditumpangi TKI yang lain, balita juga ada.

“ Kami dapat info dari masyarakat sekitar pukul 10.00 wib tadi, dan kami kira pengungsi Rohingya, sehingga kamipun langsung bergegas melakukan peninjauan dan mengumpulkan para TKI itu. Namun setelah didata satu satu mereka semua warga Negara Indonesia cuma berasal dari berbagai daerah dan propinsi. Kita kordinasi dengan imigrasi dan kita serahkan prosesnya,” sebut Camat Pantailabu.

Proses pendataan diawasi sejumlah Petugas Kepolisian dan Koramil Beringin. Para TKI itu setelah didata dipersilahkan untuk pulang ke daerah mereka masing masing. (btr/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/