29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Sagala: Aku Selalu Diusir Dia dan Anaknya dari Rumah

Jenazah Timbang Sagala, diangkut polisi ke rumah sakit. Timbang dibunuh abangnya, Sahala Sagala, karena sering mengusir abangnya dari rumah warisan.

Gomgom Sagala, anak sulung korban Timbang Sagala menceritakan awal kejadian ribut-ribut sebelum penikaman orangtuanya beliau melihat langsung bersama adiknya. Pamannya Sahala mabuk dan marah – marah kepada orangtuanya di warung tuak. Entah bagaimana Timbang Sagala berlari dari kejaran pelaku dan menikami tubuhnya persis di depan rumah korban.

“Tak sanggup kami melihat orangtua terkapar waktu itu bang, langsung kami bawa ke rumah sakit. Kalau bisa dihukum sampai mati di penjara lah dia (Sahala). Tega kali sama bapakku. Apa nggak tau paman itu, yang mengasi makan adik-adikku ini nanti. Siapa lah mengurus kami, adikku masih kecil-kecil,”ujar Gomgom Sagala sambil menghusap airmatanya.

Jhon Simarmata salah seorang keluarga korban dikonfirmasi masalah penikaman Timbang Sagala oleh abang kandungnya ini terkait masalah warisan, beliau membenarkan. Ketersinggungan pelaku tidak pernah diterima di keluarga tersebut karena sering mengajak bertengkar adik-adiknya.

Sementara warisan yang diserahkan orangtua mereka sebelum meninggal sudah diberikan kepada semua 6 orang anaknya. Kalau pelaku pada saat itu bagiannya untuk mengurus masuk TNI. Namun karena pelaku disersi, dia kembali ke kampung.

“Kalau pelaku dan korban ini sudah lama bertengkar terus. Sebelum kejadian saja, pernah parang-parangan. Kalau warga di sini macam sudah biasalah melihat orang ini bertengkar,”cerita Jhon.

Diberitakan sebelumnya, Timbang Sagala tewas usai mendapat 3 tikaman dari abang kandungnya sendiri, Sahala Sagala. Meski mendapatkan perawatan selama satu hari di RSUD Kisaran, ayah 4 anak yang ditinggal mati istrinya 12 tahun lalu ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis (11/11) sekira pukul 19.30 Wib. (smg/jpnn/pmg)

Jenazah Timbang Sagala, diangkut polisi ke rumah sakit. Timbang dibunuh abangnya, Sahala Sagala, karena sering mengusir abangnya dari rumah warisan.

Gomgom Sagala, anak sulung korban Timbang Sagala menceritakan awal kejadian ribut-ribut sebelum penikaman orangtuanya beliau melihat langsung bersama adiknya. Pamannya Sahala mabuk dan marah – marah kepada orangtuanya di warung tuak. Entah bagaimana Timbang Sagala berlari dari kejaran pelaku dan menikami tubuhnya persis di depan rumah korban.

“Tak sanggup kami melihat orangtua terkapar waktu itu bang, langsung kami bawa ke rumah sakit. Kalau bisa dihukum sampai mati di penjara lah dia (Sahala). Tega kali sama bapakku. Apa nggak tau paman itu, yang mengasi makan adik-adikku ini nanti. Siapa lah mengurus kami, adikku masih kecil-kecil,”ujar Gomgom Sagala sambil menghusap airmatanya.

Jhon Simarmata salah seorang keluarga korban dikonfirmasi masalah penikaman Timbang Sagala oleh abang kandungnya ini terkait masalah warisan, beliau membenarkan. Ketersinggungan pelaku tidak pernah diterima di keluarga tersebut karena sering mengajak bertengkar adik-adiknya.

Sementara warisan yang diserahkan orangtua mereka sebelum meninggal sudah diberikan kepada semua 6 orang anaknya. Kalau pelaku pada saat itu bagiannya untuk mengurus masuk TNI. Namun karena pelaku disersi, dia kembali ke kampung.

“Kalau pelaku dan korban ini sudah lama bertengkar terus. Sebelum kejadian saja, pernah parang-parangan. Kalau warga di sini macam sudah biasalah melihat orang ini bertengkar,”cerita Jhon.

Diberitakan sebelumnya, Timbang Sagala tewas usai mendapat 3 tikaman dari abang kandungnya sendiri, Sahala Sagala. Meski mendapatkan perawatan selama satu hari di RSUD Kisaran, ayah 4 anak yang ditinggal mati istrinya 12 tahun lalu ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis (11/11) sekira pukul 19.30 Wib. (smg/jpnn/pmg)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/