25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Zulkifli Berpeluang Besar Dampingi Erry

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, menjawab pertanyaan wartawan usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/10/2015). Ketua DPD Partai NasDem Sumut itu dimintai keterangan terkait pertemuan yang melibatkan Gatot antara Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho, OC Kaligis, Surya Paloh dan Tengku Erry, yang membahas deal pengamanan penyelidikan kasus dugaan korupsi bantuan sosial (Pemprov Sumatera Utara) oleh Kejaksaan, mengingat Jaksa Agung HM Pasetyo adalah kader NasDem.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, menjawab pertanyaan wartawan usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjelang pelantikan Tengku Erry Nuradi dari pelaksana tugas gubernur menjadi gubernur definitif, nama-nama calon pendampingnya sebagai wakil gubernur dalam sisa periode 2013-2018 mulai mencuat ke publik.

Sebagai pengusung pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi dalam Pilkada 2013 silam, Partai Hanura dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhak mengusulkan kadernya kepada Tengku Erry untuk menduduki kursi lowong tersebut.

Berhubung Gatot adalah kader PKS, kemungkinan besar posisi wagubsu akan diplot untuk Partai Hanura.

Informasi yang dihimpun dari pengurus inti Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Hanura Sumut, peluang Zulkifli Efendi Siregar sebagai ketua terbuka lebar.

Sayangnya, peluang itu terganjal status hukum Zulkifli yang saat ini berstatus tersangka korupsi proyek pengadaan alat-alat kesehatan (alkes) Keluarga Berencana (KB) di Direktorat Tipikor Polda Sumut. Kans politik mengisi posisi orang nomor dua di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) itu pun bisa beralih ke kader lain yang bersih secara hukum.

“Etika partainya memang seperti itu. Tentu lah peluang Pak Zul lebih besar dibandingkan yang lainnya. Karena selain Ketua Partai, beliau juga Wakil Ketua DPRD Sumut,” ungkap Sekretaris DPD Hanura Sumut, Landen Marbun kepada Sumut Pos, Rabu (13/4).

Menurut Landen, sejauh ini internal partainya belum melakukan pembahasan apa pun terkait posisi Wagubsu. Atas pertimbangan itu pula, dia mengimbau seluruh kader Hanura agar tidak melakukan manuver politik yang merugikan partai.

“Semua kader akan dipertimbangkan. Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Hanura juga bagus-bagus. Tapi ini dalam berorganisasi kan ada skala prioritas. Pada waktunya pembahasan kami di level internal akan kami sampaikan kepada publik,” papar ketua Fraksi Hanura DPRD Kota Medan tersebut.

Menurut Landen, pembahasan siapa kader yang diplot untuk mendampingi Tengku Erry akan dijadwalkan begitu pelaksana tugas gubernur secara resmi dinaikkan statusnya menjadi gubernur definitif.

Lebih jauh, Landen menyebutkan, Partai Hanura secara intens mulai menjalin komunikasi dengan PKS yang bersama-sama mengusung pasangan Gatot-Erry pada Pilgubsu lalu.

“Kemungkinan bisa saja PKS dan Hanura sama-sama mengusulkan dua nama ke Pak Tengku Erry. Kita lihat saja nanti bagaimana proses dan dinamika politik ke depan,” tukasnya.

Ketua DPD Hanura Sumut Zulkifli Efendi Siregar hingga kemarin belum bisa diminta komentarnya. Berulang kali didatangi ke ruangannya di lantai dua DPRD Sumut, Zulkifli enggan menerima kehadiran Sumut Pos. Nomor ponsel yang biasa dipegangnya juga tak bisa dikontak.

Terpisah, Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Zulfikar mengaku belum berkomunikasi dengan Partai Hanura terkait posisi Wagubsu. Begitupun, dia yakin komunikasi antara keduanya hanya menunggu waktu.

“Usulannya bisa dua orang atau lebih. Nanti gubernur defenitif yang memutuskan atau memilihnya menjadi dua. Dua nama yang dipilih itu akan diserahkan ke DPRD Sumut untuk diputuskan. Sesuai Undang-undang mekanisme pemilihannya bisa musyawarah mufakat atau lewat pemungutan suara atu voting,” katanya.

Foto: Imam Husein/Jawa Pos Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, menjawab pertanyaan wartawan usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/10/2015). Ketua DPD Partai NasDem Sumut itu dimintai keterangan terkait pertemuan yang melibatkan Gatot antara Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho, OC Kaligis, Surya Paloh dan Tengku Erry, yang membahas deal pengamanan penyelidikan kasus dugaan korupsi bantuan sosial (Pemprov Sumatera Utara) oleh Kejaksaan, mengingat Jaksa Agung HM Pasetyo adalah kader NasDem.
Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, menjawab pertanyaan wartawan usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Senin (12/10/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjelang pelantikan Tengku Erry Nuradi dari pelaksana tugas gubernur menjadi gubernur definitif, nama-nama calon pendampingnya sebagai wakil gubernur dalam sisa periode 2013-2018 mulai mencuat ke publik.

Sebagai pengusung pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi dalam Pilkada 2013 silam, Partai Hanura dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhak mengusulkan kadernya kepada Tengku Erry untuk menduduki kursi lowong tersebut.

Berhubung Gatot adalah kader PKS, kemungkinan besar posisi wagubsu akan diplot untuk Partai Hanura.

Informasi yang dihimpun dari pengurus inti Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Hanura Sumut, peluang Zulkifli Efendi Siregar sebagai ketua terbuka lebar.

Sayangnya, peluang itu terganjal status hukum Zulkifli yang saat ini berstatus tersangka korupsi proyek pengadaan alat-alat kesehatan (alkes) Keluarga Berencana (KB) di Direktorat Tipikor Polda Sumut. Kans politik mengisi posisi orang nomor dua di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) itu pun bisa beralih ke kader lain yang bersih secara hukum.

“Etika partainya memang seperti itu. Tentu lah peluang Pak Zul lebih besar dibandingkan yang lainnya. Karena selain Ketua Partai, beliau juga Wakil Ketua DPRD Sumut,” ungkap Sekretaris DPD Hanura Sumut, Landen Marbun kepada Sumut Pos, Rabu (13/4).

Menurut Landen, sejauh ini internal partainya belum melakukan pembahasan apa pun terkait posisi Wagubsu. Atas pertimbangan itu pula, dia mengimbau seluruh kader Hanura agar tidak melakukan manuver politik yang merugikan partai.

“Semua kader akan dipertimbangkan. Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Hanura juga bagus-bagus. Tapi ini dalam berorganisasi kan ada skala prioritas. Pada waktunya pembahasan kami di level internal akan kami sampaikan kepada publik,” papar ketua Fraksi Hanura DPRD Kota Medan tersebut.

Menurut Landen, pembahasan siapa kader yang diplot untuk mendampingi Tengku Erry akan dijadwalkan begitu pelaksana tugas gubernur secara resmi dinaikkan statusnya menjadi gubernur definitif.

Lebih jauh, Landen menyebutkan, Partai Hanura secara intens mulai menjalin komunikasi dengan PKS yang bersama-sama mengusung pasangan Gatot-Erry pada Pilgubsu lalu.

“Kemungkinan bisa saja PKS dan Hanura sama-sama mengusulkan dua nama ke Pak Tengku Erry. Kita lihat saja nanti bagaimana proses dan dinamika politik ke depan,” tukasnya.

Ketua DPD Hanura Sumut Zulkifli Efendi Siregar hingga kemarin belum bisa diminta komentarnya. Berulang kali didatangi ke ruangannya di lantai dua DPRD Sumut, Zulkifli enggan menerima kehadiran Sumut Pos. Nomor ponsel yang biasa dipegangnya juga tak bisa dikontak.

Terpisah, Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Zulfikar mengaku belum berkomunikasi dengan Partai Hanura terkait posisi Wagubsu. Begitupun, dia yakin komunikasi antara keduanya hanya menunggu waktu.

“Usulannya bisa dua orang atau lebih. Nanti gubernur defenitif yang memutuskan atau memilihnya menjadi dua. Dua nama yang dipilih itu akan diserahkan ke DPRD Sumut untuk diputuskan. Sesuai Undang-undang mekanisme pemilihannya bisa musyawarah mufakat atau lewat pemungutan suara atu voting,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/