26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Parpol Pengusung Didesak Ajukan Dua Nama Calon

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Sohibul Anshor Siregar menilai, sikap Partai Hanura yang belum memberi kepastian untuk hadir, menunjukkan ketidakdewasaan partai besutan Wiranto itu. Malah, Sohibul menilai, sikap berpolitik Partai Hanura masih cenderung kekanak-kanakan.

“Sikap PKNU yang berinisiatif menjadi penggerak agar terbangun komunikasi antar seluruh partai pengusung patut dihargai. Kompetisi antar partai pengusung tentu ada karena kursi yang diperebutkan cukup strategis. Tinggal bagaimana komunikasi antar sesama Parpol pengusung, jika tidak hadir maka akan muncul opini bahwa Hanura merupakan partai yang belum dewasa dalam berpolitik,“ kata Sohibul kepada Sumut Pos, Jumat (10/6).

Menurutnya, pengusulan calon Wagubsu oleh seluruh partai pengusung merupakan amanat dari UU No 8/2015. “Tidak ada diatur kursi cawagubsu itu harus punya partai besar atau partai kecil, partai dengan perolehan kursi terbanyak di legislatif atau sebagainya. Yang pasti, kursi Wagubsu milik seluruh partai pengusung yakni PKS, Hanura, PKNU, PPN serta Patriot,“ bebernya.

Pekerjaan gubernur, dianggapnya begitu banyak, apalagi melihat begitu komplek masalah yang ada di Provinsi Sumut ini. Oleh karena itu, perlu ada sosok pendamping yang pas bagi Tengku Erry guna menjalani roda pemerintahan di sisa masa jabatan.

Sohibul pun mencontohkan apa yang dialami Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin. Dimana, pasca dilantik menjadi Wali Kota priode 2016-2021, Eldin lebih nyaman dalam menjalankan tugasnya.

“Ini terjadi karena ada pembagian tugas yang merata, jadi antara kepala daerah dan wakil kepala daerah nyaman dan saling melengkapi,“ jelasnya.

Hubungan antar kepala daerah dan wakil kepala daerah bisa harmonis, diyakininya adalah persoalan komunikasi dan job description (pembagian tugas).

“Bisa saja wagubsu nanti diberikan tanggungjawab mengawasi persoalan keuangan agar tidak terulang lagi kesalahan di masa lalu. Dua lidi tentu akan lebih kuat dari pada satu lidi, apalagi pengisian kursi wagubsu merupakan amanat UU dan harus dijalankan,“ paparnya.(dik)

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Sohibul Anshor Siregar menilai, sikap Partai Hanura yang belum memberi kepastian untuk hadir, menunjukkan ketidakdewasaan partai besutan Wiranto itu. Malah, Sohibul menilai, sikap berpolitik Partai Hanura masih cenderung kekanak-kanakan.

“Sikap PKNU yang berinisiatif menjadi penggerak agar terbangun komunikasi antar seluruh partai pengusung patut dihargai. Kompetisi antar partai pengusung tentu ada karena kursi yang diperebutkan cukup strategis. Tinggal bagaimana komunikasi antar sesama Parpol pengusung, jika tidak hadir maka akan muncul opini bahwa Hanura merupakan partai yang belum dewasa dalam berpolitik,“ kata Sohibul kepada Sumut Pos, Jumat (10/6).

Menurutnya, pengusulan calon Wagubsu oleh seluruh partai pengusung merupakan amanat dari UU No 8/2015. “Tidak ada diatur kursi cawagubsu itu harus punya partai besar atau partai kecil, partai dengan perolehan kursi terbanyak di legislatif atau sebagainya. Yang pasti, kursi Wagubsu milik seluruh partai pengusung yakni PKS, Hanura, PKNU, PPN serta Patriot,“ bebernya.

Pekerjaan gubernur, dianggapnya begitu banyak, apalagi melihat begitu komplek masalah yang ada di Provinsi Sumut ini. Oleh karena itu, perlu ada sosok pendamping yang pas bagi Tengku Erry guna menjalani roda pemerintahan di sisa masa jabatan.

Sohibul pun mencontohkan apa yang dialami Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin. Dimana, pasca dilantik menjadi Wali Kota priode 2016-2021, Eldin lebih nyaman dalam menjalankan tugasnya.

“Ini terjadi karena ada pembagian tugas yang merata, jadi antara kepala daerah dan wakil kepala daerah nyaman dan saling melengkapi,“ jelasnya.

Hubungan antar kepala daerah dan wakil kepala daerah bisa harmonis, diyakininya adalah persoalan komunikasi dan job description (pembagian tugas).

“Bisa saja wagubsu nanti diberikan tanggungjawab mengawasi persoalan keuangan agar tidak terulang lagi kesalahan di masa lalu. Dua lidi tentu akan lebih kuat dari pada satu lidi, apalagi pengisian kursi wagubsu merupakan amanat UU dan harus dijalankan,“ paparnya.(dik)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/