25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Dua Tersangka Provokator Ditahan, Meliana Mungkin Dipindah

Foto: Metro Asahan/Sumut Pos Grup Meliana, wanita yang meminta volume toa masjid dikurangi, hingga massa membakar vihara dan kelnteng di Tanjungbalai, meminta maaf.
Foto: Metro Asahan/Sumut Pos Grup
Meliana, wanita yang meminta volume toa masjid dikurangi, hingga massa membakar vihara dan kelnteng di Tanjungbalai, meminta maaf.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suasana di Kota Tanjungbalai sudah kondusif. Dari 21 tersangka, tinggal dua tersangka yang masih ditahan Polresta Tanjungbalai, yakni Budi Herianto dan Aldo. Keduanya masih ditahan karena disangkakan sebagai provokator. Sementara Meliana yang dianggap sebagai pemicu kerusuhan, belum tersangka.

Namun, ada wacana untuk memindahkan Meliana dari Kota Tanjungbalai. Hingga kemarin, Pemko Tanjungbalai masih melakukan evaluasi dan mencermati, apakah Meliana akan tetap bertahan di Kota Kerang tersebut atau tidak.

“Kita harus cermati dulu dan juga melihat keinginan masyarakat serta berjanji agar kerusuhan tidak kembali terjadi,” kata Wali Kota Tanjungbalai, Muhammad Syahrial, Minggu (7/8).

Dia pun berharap, masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab dengan menginginkan kerusuhan di Tanjungbali, kembali terjadi.

Menurutnya, kerusuhan di Tanjungbalai itu terjadi di luar dugaan. “Kerusuhan itu tanpa kita duga terjadi. Namun, alhamdulillah selama seminggu ini kerja keras Pemko Tanjungbalai, akhirnya dapat menyelesaikan masalah kerusuhan,” tambah dia.

Lebih lanjut, Syahrial menyebut, roda perekonomian masyarakat tidak sampai terganggu, saat kerusuhan tersebut. Invenstor pun tak menarik modalnya dari Kota Tanjungbalai. “Kami sudah meneliti, hasilnya kondisi ekonomi tetap terjaga dan stabil,” tambah Syahrial.

Dirinya secara pribadi, berjanji dan menjamin, kalau kerusuhan terhadap umat beragama, tak kembali terjadi di Tanjungbalai. Menurut dia, selama ini kondisi kerukunan umat beragama di Tanjungbalai terjalin baik.

“Tiga bulan ini saya jamin sudah tidak ada lagi unsur-unsur SARA yang dapat mengganggu hubungan umat beragama di Tanjungbalai,” jelasnya.

Saat ini, kondisi sudah kondusif di Tanjungbalai. Masyarakat juga sudah kembali harmonis dan bersatu.

Menurut Syahrial, masyarakat kembali melakukan perbaikan dan pembangunan terhadap bangunan rumah ibadah Tionghoa yang rusak. Kata dia, pemuda yang diamankan aparat kepolisian pun sudah dibebaskan oleh Polres Tanjungbalai. Bahkan, dia yang menjamin langsung, penangguhan tersebut.

Tapi, untuk provokator yang diamankan Mabes Polri lantaran menyebar foto-foto ke media sosial, tetap diproses. Karena melanggar UU Cyber Crime.

“Pemko Tanjungbalai mengajak Kapolda Sumut, Pangdam I/BB, Dandim 033/TBK, Gubernur Sumut, Ketua Pengadilan Tanjungbalai, Kejaksaan Negeri Tanjungbalai, DPRD Tanjungbalai, FKUB dan tokoh masyarakat, bersama-bersama menjaga kerukunan beragama supaya kerusuhan serupa tidak terulang kembali,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Pemko Tanjungbalai juga akan menjalin kerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tanjungbalai, Aliansi Islam, MUI, Kemenag Sumut dan tokoh masyarakat Tanjungbalai. Itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerusuhan terhadap toleransi umat beragam yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

“Untuk Meliana warga Tionghoa yang merupakan pemicu kerusuhan di Tanjungbalai sudah meminta maaf kepada pemerintah, masyarakat yang disaksikan langsung wali kota,” tandas wali kota termuda di Indonesia ini.

Foto: Metro Asahan/Sumut Pos Grup Meliana, wanita yang meminta volume toa masjid dikurangi, hingga massa membakar vihara dan kelnteng di Tanjungbalai, meminta maaf.
Foto: Metro Asahan/Sumut Pos Grup
Meliana, wanita yang meminta volume toa masjid dikurangi, hingga massa membakar vihara dan kelnteng di Tanjungbalai, meminta maaf.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suasana di Kota Tanjungbalai sudah kondusif. Dari 21 tersangka, tinggal dua tersangka yang masih ditahan Polresta Tanjungbalai, yakni Budi Herianto dan Aldo. Keduanya masih ditahan karena disangkakan sebagai provokator. Sementara Meliana yang dianggap sebagai pemicu kerusuhan, belum tersangka.

Namun, ada wacana untuk memindahkan Meliana dari Kota Tanjungbalai. Hingga kemarin, Pemko Tanjungbalai masih melakukan evaluasi dan mencermati, apakah Meliana akan tetap bertahan di Kota Kerang tersebut atau tidak.

“Kita harus cermati dulu dan juga melihat keinginan masyarakat serta berjanji agar kerusuhan tidak kembali terjadi,” kata Wali Kota Tanjungbalai, Muhammad Syahrial, Minggu (7/8).

Dia pun berharap, masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab dengan menginginkan kerusuhan di Tanjungbali, kembali terjadi.

Menurutnya, kerusuhan di Tanjungbalai itu terjadi di luar dugaan. “Kerusuhan itu tanpa kita duga terjadi. Namun, alhamdulillah selama seminggu ini kerja keras Pemko Tanjungbalai, akhirnya dapat menyelesaikan masalah kerusuhan,” tambah dia.

Lebih lanjut, Syahrial menyebut, roda perekonomian masyarakat tidak sampai terganggu, saat kerusuhan tersebut. Invenstor pun tak menarik modalnya dari Kota Tanjungbalai. “Kami sudah meneliti, hasilnya kondisi ekonomi tetap terjaga dan stabil,” tambah Syahrial.

Dirinya secara pribadi, berjanji dan menjamin, kalau kerusuhan terhadap umat beragama, tak kembali terjadi di Tanjungbalai. Menurut dia, selama ini kondisi kerukunan umat beragama di Tanjungbalai terjalin baik.

“Tiga bulan ini saya jamin sudah tidak ada lagi unsur-unsur SARA yang dapat mengganggu hubungan umat beragama di Tanjungbalai,” jelasnya.

Saat ini, kondisi sudah kondusif di Tanjungbalai. Masyarakat juga sudah kembali harmonis dan bersatu.

Menurut Syahrial, masyarakat kembali melakukan perbaikan dan pembangunan terhadap bangunan rumah ibadah Tionghoa yang rusak. Kata dia, pemuda yang diamankan aparat kepolisian pun sudah dibebaskan oleh Polres Tanjungbalai. Bahkan, dia yang menjamin langsung, penangguhan tersebut.

Tapi, untuk provokator yang diamankan Mabes Polri lantaran menyebar foto-foto ke media sosial, tetap diproses. Karena melanggar UU Cyber Crime.

“Pemko Tanjungbalai mengajak Kapolda Sumut, Pangdam I/BB, Dandim 033/TBK, Gubernur Sumut, Ketua Pengadilan Tanjungbalai, Kejaksaan Negeri Tanjungbalai, DPRD Tanjungbalai, FKUB dan tokoh masyarakat, bersama-bersama menjaga kerukunan beragama supaya kerusuhan serupa tidak terulang kembali,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Pemko Tanjungbalai juga akan menjalin kerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tanjungbalai, Aliansi Islam, MUI, Kemenag Sumut dan tokoh masyarakat Tanjungbalai. Itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerusuhan terhadap toleransi umat beragam yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

“Untuk Meliana warga Tionghoa yang merupakan pemicu kerusuhan di Tanjungbalai sudah meminta maaf kepada pemerintah, masyarakat yang disaksikan langsung wali kota,” tandas wali kota termuda di Indonesia ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/