27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Parada Pernah Akui Kesulitan Menagih Pajak di Nias

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Keluarga dan kerabat yang melayat masih penuhi rumah duka di Jalan Air Bersih Medan, Kamis (14/4). Parada merupakan juru sita di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sibolga bersama seorang anggota satuan pengamanan, Soza Nolo Lase, yang dibunuh ketika menjalankan tugas.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Keluarga dan kerabat yang melayat masih penuhi rumah duka di Jalan Air Bersih Medan, Kamis (14/4). Parada merupakan juru sita di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sibolga bersama seorang anggota satuan pengamanan, Soza Nolo Lase, yang dibunuh ketika menjalankan tugas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Senin (11/4) lalu, lelaki itu kembali menginjakkan kaki di tempat kerjanya, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sibolga. Parada Toga Fransriano Siahaan baru menikmati hari-hari cutinya. Kepada para sejawatnya, juru sita Pajak ini membawakan oleh-oleh baju sepulang liburan dari Bali dan Lombok.

Di hari pertama itu, Parada tak berlama-lama. Senin itu juga ia menerima surat tugas untuk berlayar enam jam menuju Nias. Sebelum berangkat ke Nias, Parada masih membagi-bagikan baju kepada rekan-rekannya di kantor KPP Pratama Sibolga. Baju itu merupakan buah tangan yang dibawa korban dari Bali dan Lombok, bahkan ada baju dari Aceh. Sebab sebelum cuti kemarin, Parada sempat ditugaskan ke Aceh.

“Malam ini saya berangkat ke Nias. Langsung bertugas lah, Bang,” kata Parada seperti ditirukan seorang rekan kerjanya, Sudianto, Rabu (13/4). Sudianto menambahkan, “Dia bawa oleh-oleh buat teman-temannya, ada juga buat Pak Bos.”
Sejumlah rekan kerja Parada di Kantor KPP Pratama Sibolga mengaku kaget dan tidak percaya dengan kejadian yang dialami juru sita Parada Toga Fransriaono Siahaan (30) dan pegawai honorer Kantor Pajak Gunungsitoli, Sozanolo Lase (30).

“Kita kaget sekaligus merasa sedih mendengar kabar kalau rekan kami Parada Siahaan dibunuh di Gunungsitoli,” kata sejumlah rekan kerja korban yang enggan dituliskan namanya.

Parada ke Gunungsitoli, sambungnya, dalam rangka menghantarkan surat penagihan hutang pajak dari salah seorang pengusaha di Gunungsitoli.

“Saat itu, korban Parada Siahaan didampingi Satpam KP2KP Gunungsitoli, Sozanolo Lase menghantarkan surat tersebut. Dan saat itulah terjadi peristiwa pembunuhan tersebut,” kata mereka.

Masih menurut rekan kerja korban, Parada baru saja selesai berlibur dari Bali bersama istrinya yang sedang hamil tujuh bulan. “Korban baru sampai di Sibolga, Senin (11/4) kemarin usai cuti dan berlibur ke Bali. Kemudian malamnya Parada Siahaan berangkat ke Pulau Nias untuk menjalankan tugas,” sebutnya.

Pretty Siahaan, adik Parada, saat bertugas bercerita tentang sosok abangnya. Sang adik berharap ke depannya petugas pajak mendapatkan pengamanan melekat saat menagih pajak agar kejadian serupa tidak menimpa petugas pajak lainnya.

“Abang sempat dapat penghargaan juru sita. Semoga kedepan petugas juru sita pajak mendapatkan pengamanan dari pihak kepolisian saat menjalankan tugas,” kata Pretty (26), saat ditemui di rumah duka Jalan Air Bersih Ujung, Medan.

Pretty menyatakan, dirinya terakhir kali berkomunikasi sekitar tiga hari yang lalu. ”Abang rencananya pindah ke Pematangsiantar dalam waktu dekat ini,” katanya.

Lelaki 30 tahun ini sudah empat tahun mengabdi di KPP Pratama Sibolga. Sebelumnya, Parada ditempatkan di Tebing Tinggi. Menurut Sudianto, Parada dikenal sebagai pribadi yang periang dan berjiwa sosial tinggi.

Suami Corry Grace Bunga Lubis ini tak segan merogoh kantong untuk membantu pegawai honorer yang kesulitan materi. Selama bertugas di sana, Parada pun tidak banyak mengeluhkan pekerjaannya.

Meski demikian, Parada sempat menyatakan kesulitan menagih pajak di Nias. Sudianto menuturkan penagihan di Nias memang lebih susah dibandingkan di Sibolga. Bahkan, bukan satu atau dua kali saja para petugas menerima ancaman dari wajib pajak.

“Kalau ditagih, mereka malah bilang begini, saya makan saja susah, buat apa bayar pajak?” ucap Sudianto. Padahal, para wajib pajak di Nias banyak pengusaha. Salah satunya adalah Agusman Lahagu, yang menikam Parada hingga petugas pajak ini menghembuskan napas terakhir, Minggu sore.

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Keluarga dan kerabat yang melayat masih penuhi rumah duka di Jalan Air Bersih Medan, Kamis (14/4). Parada merupakan juru sita di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sibolga bersama seorang anggota satuan pengamanan, Soza Nolo Lase, yang dibunuh ketika menjalankan tugas.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Keluarga dan kerabat yang melayat masih penuhi rumah duka di Jalan Air Bersih Medan, Kamis (14/4). Parada merupakan juru sita di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sibolga bersama seorang anggota satuan pengamanan, Soza Nolo Lase, yang dibunuh ketika menjalankan tugas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Senin (11/4) lalu, lelaki itu kembali menginjakkan kaki di tempat kerjanya, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sibolga. Parada Toga Fransriano Siahaan baru menikmati hari-hari cutinya. Kepada para sejawatnya, juru sita Pajak ini membawakan oleh-oleh baju sepulang liburan dari Bali dan Lombok.

Di hari pertama itu, Parada tak berlama-lama. Senin itu juga ia menerima surat tugas untuk berlayar enam jam menuju Nias. Sebelum berangkat ke Nias, Parada masih membagi-bagikan baju kepada rekan-rekannya di kantor KPP Pratama Sibolga. Baju itu merupakan buah tangan yang dibawa korban dari Bali dan Lombok, bahkan ada baju dari Aceh. Sebab sebelum cuti kemarin, Parada sempat ditugaskan ke Aceh.

“Malam ini saya berangkat ke Nias. Langsung bertugas lah, Bang,” kata Parada seperti ditirukan seorang rekan kerjanya, Sudianto, Rabu (13/4). Sudianto menambahkan, “Dia bawa oleh-oleh buat teman-temannya, ada juga buat Pak Bos.”
Sejumlah rekan kerja Parada di Kantor KPP Pratama Sibolga mengaku kaget dan tidak percaya dengan kejadian yang dialami juru sita Parada Toga Fransriaono Siahaan (30) dan pegawai honorer Kantor Pajak Gunungsitoli, Sozanolo Lase (30).

“Kita kaget sekaligus merasa sedih mendengar kabar kalau rekan kami Parada Siahaan dibunuh di Gunungsitoli,” kata sejumlah rekan kerja korban yang enggan dituliskan namanya.

Parada ke Gunungsitoli, sambungnya, dalam rangka menghantarkan surat penagihan hutang pajak dari salah seorang pengusaha di Gunungsitoli.

“Saat itu, korban Parada Siahaan didampingi Satpam KP2KP Gunungsitoli, Sozanolo Lase menghantarkan surat tersebut. Dan saat itulah terjadi peristiwa pembunuhan tersebut,” kata mereka.

Masih menurut rekan kerja korban, Parada baru saja selesai berlibur dari Bali bersama istrinya yang sedang hamil tujuh bulan. “Korban baru sampai di Sibolga, Senin (11/4) kemarin usai cuti dan berlibur ke Bali. Kemudian malamnya Parada Siahaan berangkat ke Pulau Nias untuk menjalankan tugas,” sebutnya.

Pretty Siahaan, adik Parada, saat bertugas bercerita tentang sosok abangnya. Sang adik berharap ke depannya petugas pajak mendapatkan pengamanan melekat saat menagih pajak agar kejadian serupa tidak menimpa petugas pajak lainnya.

“Abang sempat dapat penghargaan juru sita. Semoga kedepan petugas juru sita pajak mendapatkan pengamanan dari pihak kepolisian saat menjalankan tugas,” kata Pretty (26), saat ditemui di rumah duka Jalan Air Bersih Ujung, Medan.

Pretty menyatakan, dirinya terakhir kali berkomunikasi sekitar tiga hari yang lalu. ”Abang rencananya pindah ke Pematangsiantar dalam waktu dekat ini,” katanya.

Lelaki 30 tahun ini sudah empat tahun mengabdi di KPP Pratama Sibolga. Sebelumnya, Parada ditempatkan di Tebing Tinggi. Menurut Sudianto, Parada dikenal sebagai pribadi yang periang dan berjiwa sosial tinggi.

Suami Corry Grace Bunga Lubis ini tak segan merogoh kantong untuk membantu pegawai honorer yang kesulitan materi. Selama bertugas di sana, Parada pun tidak banyak mengeluhkan pekerjaannya.

Meski demikian, Parada sempat menyatakan kesulitan menagih pajak di Nias. Sudianto menuturkan penagihan di Nias memang lebih susah dibandingkan di Sibolga. Bahkan, bukan satu atau dua kali saja para petugas menerima ancaman dari wajib pajak.

“Kalau ditagih, mereka malah bilang begini, saya makan saja susah, buat apa bayar pajak?” ucap Sudianto. Padahal, para wajib pajak di Nias banyak pengusaha. Salah satunya adalah Agusman Lahagu, yang menikam Parada hingga petugas pajak ini menghembuskan napas terakhir, Minggu sore.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/