31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sahril : Saya Sudah Siapkan Cost Politik

“Kedepan akan kita buat spanduk besar-besar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali tentang wisata di Sumut,” cetusnya.

Tentunya untuk menjalankan hal itu, lanjut dia, butuh biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, Sahril akan berupaya menggenjot penerimaan pendapatan asli daerah (PAD).

Berdasarkan hitungan-hitungan di atas kertas, Sahril memprediksi jumlah PAD Sumut minimal Rp11-12 triliun per tahun. “Coba hitung berapa banyak kendaraan di Sumut, berapa banyak pabrik mulai dari Langkat sampai Labuhan Batu. Ada lagi Inalum, potensi wisata juga banyak. Ini masih hitungan di atas kertas, bulan depan saya akan berikan pemaparan dan data mengenai prediksinya mengenai jumlah PAD. Kalau saat ini saya tidak tahu berapa jumlah PAD Pemprovsu,” tuturnya.

“Bapak – Ibu sekalian tidak usah khawatir, saya sudah siapkan cost (biaya) politik. Saya ingin jadi gubernur bukan untuk mencari uang, karena Insya Allah tabungan sampai saya tua, pakai tongkat, begitu juga untuk anak istri sudah ada,” tukasnya.

Ketua Komunitas Pendeta Interdenominasi Indonesia Sumut, Pdt Anthonius Putra Surbakti, tertarik dengan konsep pembangunan dari daerah perbatasan yang ditawarkan oleh Sahril Tumanggor.

Pdt Anthonius menilai saat ini Sumut perlu pemimpin yang muda dan bebas dari praktik korupsi. “Seperti yang disampaikan oleh Pak Sahril tadi, beliau ingin jadi Gubernur bukan karena uang. Sosok muda, dari kalangan pengusaha perlu kita dorong dan dukung untuk bisa merebut kursi Sumut 1,” akunya.

Perbedaan agama dan keyakinan, diakui Pdt Anthonius bukanlah hal yang perlu diperdebatkan lebih jauh. “Inilah sistem demokrasi kita, tidak pandang suku, agama maupun ras. Walaupun saya Kristen, saya bersedia mendukung calon yang beragama muslim,” akunya. (dik/yaa)

 

 

“Kedepan akan kita buat spanduk besar-besar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali tentang wisata di Sumut,” cetusnya.

Tentunya untuk menjalankan hal itu, lanjut dia, butuh biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, Sahril akan berupaya menggenjot penerimaan pendapatan asli daerah (PAD).

Berdasarkan hitungan-hitungan di atas kertas, Sahril memprediksi jumlah PAD Sumut minimal Rp11-12 triliun per tahun. “Coba hitung berapa banyak kendaraan di Sumut, berapa banyak pabrik mulai dari Langkat sampai Labuhan Batu. Ada lagi Inalum, potensi wisata juga banyak. Ini masih hitungan di atas kertas, bulan depan saya akan berikan pemaparan dan data mengenai prediksinya mengenai jumlah PAD. Kalau saat ini saya tidak tahu berapa jumlah PAD Pemprovsu,” tuturnya.

“Bapak – Ibu sekalian tidak usah khawatir, saya sudah siapkan cost (biaya) politik. Saya ingin jadi gubernur bukan untuk mencari uang, karena Insya Allah tabungan sampai saya tua, pakai tongkat, begitu juga untuk anak istri sudah ada,” tukasnya.

Ketua Komunitas Pendeta Interdenominasi Indonesia Sumut, Pdt Anthonius Putra Surbakti, tertarik dengan konsep pembangunan dari daerah perbatasan yang ditawarkan oleh Sahril Tumanggor.

Pdt Anthonius menilai saat ini Sumut perlu pemimpin yang muda dan bebas dari praktik korupsi. “Seperti yang disampaikan oleh Pak Sahril tadi, beliau ingin jadi Gubernur bukan karena uang. Sosok muda, dari kalangan pengusaha perlu kita dorong dan dukung untuk bisa merebut kursi Sumut 1,” akunya.

Perbedaan agama dan keyakinan, diakui Pdt Anthonius bukanlah hal yang perlu diperdebatkan lebih jauh. “Inilah sistem demokrasi kita, tidak pandang suku, agama maupun ras. Walaupun saya Kristen, saya bersedia mendukung calon yang beragama muslim,” akunya. (dik/yaa)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/