29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dokter Sebut Korban Sakit Paru, Keluarga Minta Pelaku Ditindak

Foto: Pardi/PM Adik korban Matius Perangin-angin, mandor bus Sinabung yang tewas usai dikeroyok polisi, menceritakan kesediahan keluarganya di rumah duka di Jambur Rumah Kabanjahe, dalam acara adat Karo penguburan.
Foto: Pardi/PM
Adik korban Matius Perangin-angin, mandor bus Sinabung yang tewas usai dikeroyok polisi, menceritakan kesediahan keluarganya di rumah duka di Jambur Rumah Kabanjahe, dalam acara adat Karo penguburan.

KARO, SUMUTPOS.CO – Isak tangis keluarga mewarnai prosesi adat pemakaman Hiskia Perangi-angin (25), mandor lapangan PT. Sinabung Jaya Raya yang tewas dikeroyok 4 personel Sat Sabhara Polres Tanah Karo di Jambur Desa Rumah Kabanjahe, Selasa (19/4).

Di sela-sela acara yang penuh air mata itu, adik kandung korban Indriyani br Perangin-angin (21) mengatakan, keluarga besarnya sangat terpukul atas kepergian korban. Apalagi kematian korban karena dipukuli.

“Kami merasa sangat kehilangan seorang abang yang cukup akrab dengan seluruh keluarga. Apalagi kematiannya tidak wajar, maka kami sangat mengharapkan para penegak hukum dapat mengungkap kasusnya menjadi terang benderang, sehingga kami tidak bertanya-tanya lagi dalam hati. Tindak tegas pelakunya,” harapnya.

Ditambahkannya, sebelum dimakamkan jenazah korban sudah dibawa ke RS Bayangkara Medan untuk otopsi. Jenazah tiba di rumah sakit sekira pukul 19.00 WIB. Kemudian dilakukan pembedahan mayat sekira pukul 20.00 WIB, dan selesai sekira pukul 21.00 WIB. Sesudah selesai baru diberangkatkan kembali ke rumah duka di Desa Rumah Kabanjahe dan tiba sekira pukul 02.00 WIB.

“Informasi dari petugas Rumah Sakit Bayangkara Medan, hasil pemeriksaan sementara abang saya ini katanya sudah ada mengidap penyakit sejak dua minggu terakhir ini. Namun hasil selengkapnya menurut mereka baru akan diperoleh dua minggu kemudian,” terangnya.

Kapolres Tanah Karo AKBP Viktor Togi Tambunan SH yang ditemui di halaman Mapolres Karo Selasa (19/4) sore, tak bersedia membeber identitas ke empat anggotanya yang melakukan penganiayaan itu. “Menurut keterangan dokter, korban sudah mengalami gangguan fungsi paru. Parunya yang sebelah lagi sebagian sudah tertutup nanah. Juga nanah dari rongga dada menuju tenggorokan sehingga korban lemas dan tidak dapat bernafas,” elak Tambunan.

Ditambahkan perwira berpangkat melati dua di pundaknya ini, untuk mengungkap kasus tewasnya mandor lapangan PT. Sinabung Jaya Raya itu pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi di Terminal Terpadu Kabanjahe yang dianggap mengetahui dan melihat kejadian malam itu.

“Pada malam itu juga mereka sudah diberi nasehat dan dibubarkan. Kami juga sudah mengambil keterangan dari beberapa orang yang ada di terminal, terhadap kejadian malam itu. Namun sejauh ini belum ada keterangan mengatakan melihat langsung kejadian,” bebernya. (cr-7)

Foto: Pardi/PM Adik korban Matius Perangin-angin, mandor bus Sinabung yang tewas usai dikeroyok polisi, menceritakan kesediahan keluarganya di rumah duka di Jambur Rumah Kabanjahe, dalam acara adat Karo penguburan.
Foto: Pardi/PM
Adik korban Matius Perangin-angin, mandor bus Sinabung yang tewas usai dikeroyok polisi, menceritakan kesediahan keluarganya di rumah duka di Jambur Rumah Kabanjahe, dalam acara adat Karo penguburan.

KARO, SUMUTPOS.CO – Isak tangis keluarga mewarnai prosesi adat pemakaman Hiskia Perangi-angin (25), mandor lapangan PT. Sinabung Jaya Raya yang tewas dikeroyok 4 personel Sat Sabhara Polres Tanah Karo di Jambur Desa Rumah Kabanjahe, Selasa (19/4).

Di sela-sela acara yang penuh air mata itu, adik kandung korban Indriyani br Perangin-angin (21) mengatakan, keluarga besarnya sangat terpukul atas kepergian korban. Apalagi kematian korban karena dipukuli.

“Kami merasa sangat kehilangan seorang abang yang cukup akrab dengan seluruh keluarga. Apalagi kematiannya tidak wajar, maka kami sangat mengharapkan para penegak hukum dapat mengungkap kasusnya menjadi terang benderang, sehingga kami tidak bertanya-tanya lagi dalam hati. Tindak tegas pelakunya,” harapnya.

Ditambahkannya, sebelum dimakamkan jenazah korban sudah dibawa ke RS Bayangkara Medan untuk otopsi. Jenazah tiba di rumah sakit sekira pukul 19.00 WIB. Kemudian dilakukan pembedahan mayat sekira pukul 20.00 WIB, dan selesai sekira pukul 21.00 WIB. Sesudah selesai baru diberangkatkan kembali ke rumah duka di Desa Rumah Kabanjahe dan tiba sekira pukul 02.00 WIB.

“Informasi dari petugas Rumah Sakit Bayangkara Medan, hasil pemeriksaan sementara abang saya ini katanya sudah ada mengidap penyakit sejak dua minggu terakhir ini. Namun hasil selengkapnya menurut mereka baru akan diperoleh dua minggu kemudian,” terangnya.

Kapolres Tanah Karo AKBP Viktor Togi Tambunan SH yang ditemui di halaman Mapolres Karo Selasa (19/4) sore, tak bersedia membeber identitas ke empat anggotanya yang melakukan penganiayaan itu. “Menurut keterangan dokter, korban sudah mengalami gangguan fungsi paru. Parunya yang sebelah lagi sebagian sudah tertutup nanah. Juga nanah dari rongga dada menuju tenggorokan sehingga korban lemas dan tidak dapat bernafas,” elak Tambunan.

Ditambahkan perwira berpangkat melati dua di pundaknya ini, untuk mengungkap kasus tewasnya mandor lapangan PT. Sinabung Jaya Raya itu pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi di Terminal Terpadu Kabanjahe yang dianggap mengetahui dan melihat kejadian malam itu.

“Pada malam itu juga mereka sudah diberi nasehat dan dibubarkan. Kami juga sudah mengambil keterangan dari beberapa orang yang ada di terminal, terhadap kejadian malam itu. Namun sejauh ini belum ada keterangan mengatakan melihat langsung kejadian,” bebernya. (cr-7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/