25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Jokowi: Karnaval Kemerdekaan Jadi Agenda Tahunan

Foto: Istimewa Presiden Joko Widodo bersama para menteri saat mengikuti Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Balige, Tobasa, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016).
Foto: Istimewa
Presiden Joko Widodo bersama para menteri saat mengikuti Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Balige, Tobasa, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden RI Joko Widodo beserta Gubernur Sumatera Utara hadir pada karnaval dan pesta rakyat yang bertajuk Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) di Parapat, Kabupaten Simalungun dan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Minggu (21/8). Presiden RI Joko Widodo menginginkan kegiatan Karnaval Kemerdekaan menjadi agenda tahunan.

Karnaval diikuti peserta dari 26 provinsi, 26 kabupaten dan kota, serta dihadiri sejumlah menteri, serta para Bupati dari 7 Kabupaten di kawasan Danau Toba. Jokowi berharap Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba berlanjut menjadi agenda rutin di Sumatera Utara. Dari parade yang ditampilkan, katanya, terlihat perbedaan yang menggambarkan kesatuan dan persatuan.

“Ada Batak Simalungun, Toba, PakPak, Mandailing, Karo dan Angkola. Itulah perbedaAn yang menyatukan kita. Saya senang sekali. Pada hari ini semua masyarakat memakai ulos, tali,” kata di depan ribuan warga yang hadir di Karnaval.

Menurut Presiden RI, kalau ini terus dipelihara, maka terlihatlah karakter bangsa, identitas bangsa. Karnaval dimulai dengan ditandai pemukulan gondang yang bersama-sama dihitung oleh masyarakat dengan menggunakan bahasa daerah. Saat itu Presiden dan Gubsu mengenakan ulos Ragidup Sirara yang biasa diperuntukkan bagi kaum bapak atau pribadi yang terhormat atau para raja. Sedangkan ibu negara beserta Ny Evi Diana Erry Nuradi mengenakan ulos Tum-Tumon.

Motif ulos ini sudah mulai langka dan digunakan kaum ibu. Presiden akan berjalan kearah panggung didahului oleh Gubernur, Bupati, dan menteri menuju kursi di panggung pelepasan. Panggung pelepasan dimeriahkan dengan pertunjukan tari lima puak dari lima sub etnik batak.

Kemudian dimulai dengan penampilan tari Tortor Somba. Tarian ini menyambut kedatangan presiden di panggung start karnaval. Tak hanya itu, tari 5 serangkai yang menunjukkan 5 suku batak dan 9 tari cawan, serta iringan 700 wanita berpakaian adat mengiringi kedatangan presiden RI Joko Widodo dan rombongan. Karnaval turut dimeriahkan oleh musisi Batak seperti 300 pemain suling, pesilat, 112 penari cawan.

Karnaval melibatkan tak kurang 20.000 orang yang terdiri dari peserta karnaval, undangan dan penonton yang akan melewai enam panggung etnis. Iringan karnaval juga menampilkan ulos sepanjang 500 meter yang sudah memeroleh penghargaan dari MURI sebagai ulos terpanjang yang akan dibawakan 244 kepala desa,” pungkasnya.

Foto: Istimewa Presiden Joko Widodo bersama para menteri saat mengikuti Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Balige, Tobasa, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016).
Foto: Istimewa
Presiden Joko Widodo bersama para menteri saat mengikuti Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Balige, Tobasa, Sumatera Utara, Minggu (21/8/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden RI Joko Widodo beserta Gubernur Sumatera Utara hadir pada karnaval dan pesta rakyat yang bertajuk Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) di Parapat, Kabupaten Simalungun dan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Minggu (21/8). Presiden RI Joko Widodo menginginkan kegiatan Karnaval Kemerdekaan menjadi agenda tahunan.

Karnaval diikuti peserta dari 26 provinsi, 26 kabupaten dan kota, serta dihadiri sejumlah menteri, serta para Bupati dari 7 Kabupaten di kawasan Danau Toba. Jokowi berharap Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba berlanjut menjadi agenda rutin di Sumatera Utara. Dari parade yang ditampilkan, katanya, terlihat perbedaan yang menggambarkan kesatuan dan persatuan.

“Ada Batak Simalungun, Toba, PakPak, Mandailing, Karo dan Angkola. Itulah perbedaAn yang menyatukan kita. Saya senang sekali. Pada hari ini semua masyarakat memakai ulos, tali,” kata di depan ribuan warga yang hadir di Karnaval.

Menurut Presiden RI, kalau ini terus dipelihara, maka terlihatlah karakter bangsa, identitas bangsa. Karnaval dimulai dengan ditandai pemukulan gondang yang bersama-sama dihitung oleh masyarakat dengan menggunakan bahasa daerah. Saat itu Presiden dan Gubsu mengenakan ulos Ragidup Sirara yang biasa diperuntukkan bagi kaum bapak atau pribadi yang terhormat atau para raja. Sedangkan ibu negara beserta Ny Evi Diana Erry Nuradi mengenakan ulos Tum-Tumon.

Motif ulos ini sudah mulai langka dan digunakan kaum ibu. Presiden akan berjalan kearah panggung didahului oleh Gubernur, Bupati, dan menteri menuju kursi di panggung pelepasan. Panggung pelepasan dimeriahkan dengan pertunjukan tari lima puak dari lima sub etnik batak.

Kemudian dimulai dengan penampilan tari Tortor Somba. Tarian ini menyambut kedatangan presiden di panggung start karnaval. Tak hanya itu, tari 5 serangkai yang menunjukkan 5 suku batak dan 9 tari cawan, serta iringan 700 wanita berpakaian adat mengiringi kedatangan presiden RI Joko Widodo dan rombongan. Karnaval turut dimeriahkan oleh musisi Batak seperti 300 pemain suling, pesilat, 112 penari cawan.

Karnaval melibatkan tak kurang 20.000 orang yang terdiri dari peserta karnaval, undangan dan penonton yang akan melewai enam panggung etnis. Iringan karnaval juga menampilkan ulos sepanjang 500 meter yang sudah memeroleh penghargaan dari MURI sebagai ulos terpanjang yang akan dibawakan 244 kepala desa,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/