26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Jendela Kaca Kapal di Danau Toba Jangan Lagi Pakai Jeruji

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Heli Basarnas diturunkan untuk membantu pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba.

TIGARAS, SUMUTPOS.CO – Kepala Basarnas M Syaugi menjelaskan, memasuki hari keenam pencarian korban KM Sinar Bangun, sudah tidak ada lagi dari pihak keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya.

“Basarnas terus berupaya melakukan pencarian korban yang hilang, walaupun dalam SOP nya hanya 15 hari tetapi kita akan terus berupaya semaksimal mungkin sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” jelasnya.

Karena itu, Syaugi berharap semua pihak baik dari Pemerintah Pusat, Pemprovsu dan Pemkab sekitar wilayah Danau Toba serta para relawan dan masyarakat terus  memberikan dukungannya.

“Memang yang menjadi kendala saat ini adalah kita tidak mengetahui berapa kedalaman Danau Toba tersebut. Kita beserta tim gabungan telah menggunakan teknologi sonar untuk mendeteksi posisi kapal di dasar danau yakni Multi Beam Echo Sounder,” katanya.

Teknologi sensor ini akan dapat mendeteksi logam yang ada di dalam air hingga kedalaman 600 meter. Tetapi ternyata sensor ini juga belum dapat mendeteksi lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun. “Sehingga diperkirakan kapal tenggelam lebih dari 600 meter. Untuk itu kami sedang menanti Beam Echo Sounder yang dapat mendeteksi hingga 2.000 meter,” ungkapnya.

Selain itu, dinginnya air Danau Toba dan visibilitas terbatas di dalam air juga membuat tim penyelam  tidak bisa berbuat banyak. “Kami akan mengerahkan semua daya dan upaya serta mempergunakan alat tercanggih yang kita punya untuk pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun,” ucapnya.

Hingga Sabtu (23/6), korban yang sudah ditemukan dalam kecelakaan maut tersebut berjumlah 21 orang, di mana yang selamat 18 orang. Serta yang meninggal dunia menjadi tiga orang dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing. Sedangkan korban yang belum ditemukan diperkirakan mencapai 184 orang.

Sementara itu, Danlantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto SE MSi, mengatakan kedepannya semua pihak wajib memperhatikan standarisasi angkutan di sungai, danau dan penyeberangan.

“Karena KM Sinar Bangun dari ukuran panjang dan lebar tidak layak bertingkat tiga, kemudian untuk jendela kapal yang terbuat dari kaca hendaknya tidak boleh dipakai terali (jeruji) lagi. Sehingga jika terjadi kecelakaan penumpang dapat segera memecahkan kaca jendela untuk penyelamatan,” katanya. (Rel)

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Heli Basarnas diturunkan untuk membantu pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba.

TIGARAS, SUMUTPOS.CO – Kepala Basarnas M Syaugi menjelaskan, memasuki hari keenam pencarian korban KM Sinar Bangun, sudah tidak ada lagi dari pihak keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya.

“Basarnas terus berupaya melakukan pencarian korban yang hilang, walaupun dalam SOP nya hanya 15 hari tetapi kita akan terus berupaya semaksimal mungkin sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” jelasnya.

Karena itu, Syaugi berharap semua pihak baik dari Pemerintah Pusat, Pemprovsu dan Pemkab sekitar wilayah Danau Toba serta para relawan dan masyarakat terus  memberikan dukungannya.

“Memang yang menjadi kendala saat ini adalah kita tidak mengetahui berapa kedalaman Danau Toba tersebut. Kita beserta tim gabungan telah menggunakan teknologi sonar untuk mendeteksi posisi kapal di dasar danau yakni Multi Beam Echo Sounder,” katanya.

Teknologi sensor ini akan dapat mendeteksi logam yang ada di dalam air hingga kedalaman 600 meter. Tetapi ternyata sensor ini juga belum dapat mendeteksi lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun. “Sehingga diperkirakan kapal tenggelam lebih dari 600 meter. Untuk itu kami sedang menanti Beam Echo Sounder yang dapat mendeteksi hingga 2.000 meter,” ungkapnya.

Selain itu, dinginnya air Danau Toba dan visibilitas terbatas di dalam air juga membuat tim penyelam  tidak bisa berbuat banyak. “Kami akan mengerahkan semua daya dan upaya serta mempergunakan alat tercanggih yang kita punya untuk pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun,” ucapnya.

Hingga Sabtu (23/6), korban yang sudah ditemukan dalam kecelakaan maut tersebut berjumlah 21 orang, di mana yang selamat 18 orang. Serta yang meninggal dunia menjadi tiga orang dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing. Sedangkan korban yang belum ditemukan diperkirakan mencapai 184 orang.

Sementara itu, Danlantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto SE MSi, mengatakan kedepannya semua pihak wajib memperhatikan standarisasi angkutan di sungai, danau dan penyeberangan.

“Karena KM Sinar Bangun dari ukuran panjang dan lebar tidak layak bertingkat tiga, kemudian untuk jendela kapal yang terbuat dari kaca hendaknya tidak boleh dipakai terali (jeruji) lagi. Sehingga jika terjadi kecelakaan penumpang dapat segera memecahkan kaca jendela untuk penyelamatan,” katanya. (Rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/