31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Buruh TKBM Mogok, Tuntut Gaji dan THR

Mogok : Para buruh TKBM saat menggelar aksi mogok kerja dengan berkumpul di depan kantor Primkop TKBM Upaya Karya, Jumat (23/12) kemarin.(Fachrul Rozi/Sumut Pos)
Mogok : Para buruh TKBM saat menggelar aksi mogok kerja dengan berkumpul di depan kantor Primkop TKBM Upaya Karya, Jumat (23/12) kemarin.(Fachrul Rozi/Sumut Pos)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Dua hari jelang perayaan Natal, para buruh tenaga kerja bongkar muat (TKBM) pelabuhan Belawan menggeruduk kantor Primkop TKBM Upaya Karya di Jalan Minyak, Belawan. Mereka berdemonstrasi menuntut

dicairkannya gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR), Jumat (23/12) kemarin.

Ribuan massa buruh TKBM terlihat berkumpul dan menyebar di sekitar kantor koperasi. Buruh yang umumnya beragama nasrani tersebut, memilih mogok kerja serta tidak melakukan aktivitas bongkar muat barang di

pelabuhan. “Kami menuntut THR dan gaji dibayar, karena itu adalah hak buruh,” ungkap J Purba (38) seorang buruh.

Pasca terjadinya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum pengurus Primkop TKBM Upaya Karya, beberapa waktu lalu, nasib maupun kesejahteraan buruh kian memperihatinkan. Upah kerja mereka pun kerap

terlambat dibayar.”Sejak kejadian itu, nasib kami hancur-hancuran. Buktinya, gaji dan THR belum dibayar. Sedangkan Natal sudah dekat,” katanya.

Massa buruh pun mengancam akan tetap melakukan mogok kerja serta berada di sekitar kantor koperasi sampai tuntutan hak normatifnya dibayarkan.”Buruh akan tetap mendesak supaya tuntutan kami dipenuhi. Sebab, buruh

juga punya tanggungan anak dan istri yang menunggu di rumah,” cetus Purba.

Plt Ketua Primkop TKBM Upaya Karya, Jhon Frans Manalu mengatakan, terkait aksi mogok buruh menuntut hak gaji dan THN, enggan memberikan komentar. Namun, salah seorang pengurus yang tak mau ditulis namanya, menyatakan kalau kas koperasi saat ini sedang kosong.

“Masalahnya karena pihak pemberi kerja atau PBM sering menunggak membayar upah buruh. Dan, pengurus telah mendesak, tetap juga belum hasilnya,” sebut dia.

Dalam menyelesaikan persoalan ini, seharusnya Dinas Koperasi, Dinas Tenaga Kerja, Otoritas Pelabuhan (OP) Belawan dan DPP SPTI SPSI Pusat mencarikan solusi atas apa yang kini dialami buruh.”Hendaknya instansi terkait peduli dan bagaimana mendesak pihak pemberi kerja agar lancar dalam membayarkan jasa buruh,” tuturnya.

Sementara itu, dampak dari aksi mogok buruh tidak sampai mengganggu kelancaran arus bongkar muat barang di pelabuhan, salah satunya di Belawan International Container Terminal (BICT).

Pubric Relation BICT, Tengku Irfansyah mengatakan, proses bongkar muat barang dari kapal, serta barang yang masuk maupun keluar dari pelabuhan khusus petikemas, tetap berjalan seperti biasa tanpa adanya hambatan.

“Aktivitas bongkar muat tetap lancar, tidak terpengaruh oleh aksi mogok buruh. Karena kita ada tenaga kerja cadangan,” terang, Irfansyah.(rul/ila)

 

Mogok : Para buruh TKBM saat menggelar aksi mogok kerja dengan berkumpul di depan kantor Primkop TKBM Upaya Karya, Jumat (23/12) kemarin.(Fachrul Rozi/Sumut Pos)
Mogok : Para buruh TKBM saat menggelar aksi mogok kerja dengan berkumpul di depan kantor Primkop TKBM Upaya Karya, Jumat (23/12) kemarin.(Fachrul Rozi/Sumut Pos)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Dua hari jelang perayaan Natal, para buruh tenaga kerja bongkar muat (TKBM) pelabuhan Belawan menggeruduk kantor Primkop TKBM Upaya Karya di Jalan Minyak, Belawan. Mereka berdemonstrasi menuntut

dicairkannya gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR), Jumat (23/12) kemarin.

Ribuan massa buruh TKBM terlihat berkumpul dan menyebar di sekitar kantor koperasi. Buruh yang umumnya beragama nasrani tersebut, memilih mogok kerja serta tidak melakukan aktivitas bongkar muat barang di

pelabuhan. “Kami menuntut THR dan gaji dibayar, karena itu adalah hak buruh,” ungkap J Purba (38) seorang buruh.

Pasca terjadinya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum pengurus Primkop TKBM Upaya Karya, beberapa waktu lalu, nasib maupun kesejahteraan buruh kian memperihatinkan. Upah kerja mereka pun kerap

terlambat dibayar.”Sejak kejadian itu, nasib kami hancur-hancuran. Buktinya, gaji dan THR belum dibayar. Sedangkan Natal sudah dekat,” katanya.

Massa buruh pun mengancam akan tetap melakukan mogok kerja serta berada di sekitar kantor koperasi sampai tuntutan hak normatifnya dibayarkan.”Buruh akan tetap mendesak supaya tuntutan kami dipenuhi. Sebab, buruh

juga punya tanggungan anak dan istri yang menunggu di rumah,” cetus Purba.

Plt Ketua Primkop TKBM Upaya Karya, Jhon Frans Manalu mengatakan, terkait aksi mogok buruh menuntut hak gaji dan THN, enggan memberikan komentar. Namun, salah seorang pengurus yang tak mau ditulis namanya, menyatakan kalau kas koperasi saat ini sedang kosong.

“Masalahnya karena pihak pemberi kerja atau PBM sering menunggak membayar upah buruh. Dan, pengurus telah mendesak, tetap juga belum hasilnya,” sebut dia.

Dalam menyelesaikan persoalan ini, seharusnya Dinas Koperasi, Dinas Tenaga Kerja, Otoritas Pelabuhan (OP) Belawan dan DPP SPTI SPSI Pusat mencarikan solusi atas apa yang kini dialami buruh.”Hendaknya instansi terkait peduli dan bagaimana mendesak pihak pemberi kerja agar lancar dalam membayarkan jasa buruh,” tuturnya.

Sementara itu, dampak dari aksi mogok buruh tidak sampai mengganggu kelancaran arus bongkar muat barang di pelabuhan, salah satunya di Belawan International Container Terminal (BICT).

Pubric Relation BICT, Tengku Irfansyah mengatakan, proses bongkar muat barang dari kapal, serta barang yang masuk maupun keluar dari pelabuhan khusus petikemas, tetap berjalan seperti biasa tanpa adanya hambatan.

“Aktivitas bongkar muat tetap lancar, tidak terpengaruh oleh aksi mogok buruh. Karena kita ada tenaga kerja cadangan,” terang, Irfansyah.(rul/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/