31.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Air Danau Toba Tercemar, Hotelnya Kusam, Menteri Ini Kecewa

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Keramba Jaring Apung (KJA) ikan di perairan Danau Toba, dianggap mencemari air danau.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Keramba Jaring Apung (KJA) ikan di perairan Danau Toba, dianggap mencemari air danau.

JAKARTA, SUMUTPOSC.O – Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan Danau Toba sebagai satu dari 10 program destinasi utama yang diharapkan mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Hanya saja, untuk saat ini kondisi Danau Toba masih jauh dari kata layak sebagai destinasi wisata berkelas dunia. Hotel-hotel di sekitar danau masih belum berbenah. Kondisi perairan Danau Toba juga tercemar. Kondisi itu diketahui saat Tim Kemenko Maritim dan Sumber Daya melakukan survey ke Danau Toba, beberapa waktu lalu.

Disebutkan, pendukung pariwisata Danau Toba masih dalam kondisi sangat menyedihkan.

“Hal ini tergambar dari hotel-hotel yang sudah kusam serta keramba-keramba yang didirikan tanpa memperhatikan estetika,” ujarnya.

“Belum lagi perilaku warga dalam memberi pakan ikan yang terlalu berlebihan hingga mengakibatkan eceng gondok makin subur,” tambahnya. Padahal, kata Rizal Ramli, selain memiliki keindahan alam yang luar biasa, Danau Toba juga punya kekayaan wisata sejarah.

Dia pun menjabarkan secara singkat wisata sejarah yang dimaksud. Pada 70.000 tahun yang lalu, terjadi ledakan vulkano luar biasa dari Gunung Toba. Ledakan dahsyat ini bahkan menggegerkan. Pasalnya, dunia mengalami perubahan iklim drastis akibat erupsi Toba. Dunia bahkan terlihat gelap. Suhu berubah membuat benua-benua terpisah lantaran es mencair. Akibat lainnya, flora dan fauna pun mengalami transformasi.

“Dengan kekuatan ledakan supervulkano VEI 8, mengakibatkan perubahan iklim dunia. Dan ledakan tersebut merupakan erupsi paling besar yang pernah dialami manusia dalam 25 juta tahun terakhir,” kata Rizal seperti dipublikasikan di situs resmi kementeriannya.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Keramba Jaring Apung (KJA) ikan di perairan Danau Toba, dianggap mencemari air danau.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Keramba Jaring Apung (KJA) ikan di perairan Danau Toba, dianggap mencemari air danau.

JAKARTA, SUMUTPOSC.O – Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan Danau Toba sebagai satu dari 10 program destinasi utama yang diharapkan mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Hanya saja, untuk saat ini kondisi Danau Toba masih jauh dari kata layak sebagai destinasi wisata berkelas dunia. Hotel-hotel di sekitar danau masih belum berbenah. Kondisi perairan Danau Toba juga tercemar. Kondisi itu diketahui saat Tim Kemenko Maritim dan Sumber Daya melakukan survey ke Danau Toba, beberapa waktu lalu.

Disebutkan, pendukung pariwisata Danau Toba masih dalam kondisi sangat menyedihkan.

“Hal ini tergambar dari hotel-hotel yang sudah kusam serta keramba-keramba yang didirikan tanpa memperhatikan estetika,” ujarnya.

“Belum lagi perilaku warga dalam memberi pakan ikan yang terlalu berlebihan hingga mengakibatkan eceng gondok makin subur,” tambahnya. Padahal, kata Rizal Ramli, selain memiliki keindahan alam yang luar biasa, Danau Toba juga punya kekayaan wisata sejarah.

Dia pun menjabarkan secara singkat wisata sejarah yang dimaksud. Pada 70.000 tahun yang lalu, terjadi ledakan vulkano luar biasa dari Gunung Toba. Ledakan dahsyat ini bahkan menggegerkan. Pasalnya, dunia mengalami perubahan iklim drastis akibat erupsi Toba. Dunia bahkan terlihat gelap. Suhu berubah membuat benua-benua terpisah lantaran es mencair. Akibat lainnya, flora dan fauna pun mengalami transformasi.

“Dengan kekuatan ledakan supervulkano VEI 8, mengakibatkan perubahan iklim dunia. Dan ledakan tersebut merupakan erupsi paling besar yang pernah dialami manusia dalam 25 juta tahun terakhir,” kata Rizal seperti dipublikasikan di situs resmi kementeriannya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/