Di antara puluhan pasien operasi katarak gratis yang digelar PT Agincourt Resources (PTAR), kondisi Atik tergolong salahsatu yang berat. Sudah setahun terakhir ia ‘buta’ dan tak mampu bekerja. Jika tidak ada yang memapah, ia mesti meraba dinding menuju ke dapur atau kamar mandi. “Hidup bergantung pada orang lain itu tidak enak,” cetusnya singkat.
—————————
Dame Ambarita, Medan
—————————
Usai menjalami operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit (RS) Khusus Mata Mencirim 77, Medan, Sumatra Utara, Sabtu (22/10/2022), Atik (40) tampak dipapah oleh seorang perempuan muda.
“Putrinya, ya bu?”
“Bukan, saya tetangganya,” kata si perempuan muda, menjawab pertanyaan mewakili Atik. Si perempuan itu juga yang mendampingi Atik, dari Padang Cermin Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, naik angkutan umum ke Rumah Sakit (RS) Khusus Mata Mencirim 77, Medan.
“Dapat informasi operasi gratis dari saudara yang kerja di RS ini,” katanya.
Jika pasien lain masih bisa berjalan sendiri tanpa dipapah, Atik mesti dipapah karena penglihatannya sudah buta total karena katarak.
Atik menuturkan, dirinya menderita katarak sejak beberapa tahun terakhir. Namun kondisi terparah dialaminya setahun belakangan. “Ke mana-mana mesti dipapah. Kalau tidak ada orang, ya meraba-raba dinding,” kata ibu dua anak ini.
Katarak yang dialaminya mulai muncul setelah dirinya jatuh dari sepeda motor beberapa tahun sebelumnya. Ditambah lagi dengan posisinya sebagai pekerja catering Lapas Binjai, yang saban hari kena asap dari kompor masak.
“Saya bekerja sama orang, katering Lapas Binjai. Tiap hari naik angkot pulang balik ke rumah,” ungkapnya.
Perempuan yang sudah menjanda ini berjibaku menghidupi dirinya sendiri dan kedua anaknya, sebelum kedua anaknya menikah. Suaminya sudah 15 tahun meninggalkannya entah ke mana.
Awalnya, mata kirinya yang kena katarak. Kemudian merambat ke mata kanan.
Setelah tak mampu lagi melihat, ia akhirnya menyerah. Berhenti total di rumah. Sendirian. “Makan dibantu adek atau tetangga. Kadang-kadang anak ngasih (makan), tapi ya tak seberapa. Tak enak, bergantung pada tetangga. Tapi ya mau gimana lagi,” cetusnya sembari meraba-raba tempat tidur.
Agar kondisinya pulih, ia sudah mencoba beberapa obat kampung. Mulai dari ramu-ramuan tradisional yang direbus dan ditetes ke mata, sirih disembur, dan sebagainya. “Bukannya membaik, mata saya malah makin parah. Makin nggak bisa melihat,” katanya tanpa senyum.
Merasa tak enak terus menerus bergantung ke tetangga, Atik mengaku sangat bersemangat saat mengetahui ada operasi katarak gratis di RS Khusus Mata Mencirim 77 Medan. “Sebenarnya jantung serasa mau copot. Tapi karena mau sehat, ya memberanikan diri. Sekarang, saya senang udah dioperasi. Semoga mata saya pulih kembali. Saya mau kerja lagi. Kalau tak kerja, siapa yang mau selamanya ngasih makan?” katanya.
Gimana rasanya saat dioperasi? “Kayak digigit semut. Nggak terlalu sakit. Hanya jantung saya berdebar-debar karena baru pertama dioperasi,” katanya.
Rencananya, mata kanannya akan dioperasi pada putaran kedua operasi, November mendatang.
Kepada pihak yang membiayai operasi katarak gratis ini, Atik dengan sepenuh hati menyatakan terimakasih. “Bagi pihak yang membiayai operasi ini, terima kasih banyak ya. Semoga rezekinya lancar,” doanya.
Putaran pertama Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis yang digelar PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, di Medan, berhasil menyembuhkan 80 mata penderita katarak, Sabtu (22/10/2022). Operasi bertajuk “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” yang digelar di Rumah Sakit (RS) Khusus Mata Mencirim 77, Medan, Sumatera Utara tersebut dijadwalkan sebanyak tiga putaran, yakni 22 Oktober, 12 November, dan 23 November 2022.
“Sebelumnya, PTAR telah berhasil menggelar empat putaran operasi katarak gratis di Batangtoru, Tapanuli Selatan. Sejumlah 524 mata katarak berhasil disembuhkan, dengan pasien berasal dari berbagai wilayah sekitar areal tambang di Tapsel. Berikutnya, kita menggelar operasi di Medan dalam 3 putaran. Target mata yang dioperasi 300 mata. Putaran pertama ini, berhasil mengoperasi 80 mata,” kata Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono, di sela-sela operasi.
Kata Katarina, operasi katarak yang diselenggarakan PTAR pada 2022 merupakan operasi katarak kali ke-8 . Sejak kali pertama melakukan operasi katarak pada 2011 sampai kali ke-7, jumlah mata yang dioperasi sebanyak 8.118 mata pada 7.131 orang. Usia termuda bayi 8 bulan, tertua 108 tahun.
“Kami senang bisa membantu banyak sekali penderita katarak yang berasal dari keluarga pra-sejahtera dan kesulitan mengakses layanan kesehatan atau operasi, baik di sekitar wilayah tambang maupun kabupaten lain. Kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh pasien yang telah berhasil menjalani operasi katarak sehingga dapat melihat dengan jelas dan kembali mandiri,” ujar Katarina.
Bagi warga penderita katarak, Katarina mengatakan masih ada kesempatan untuk ikut operasi, pada putaran kedua dan ketiga yang dijawalkan November mendatang. Sebelum menjalani operasi, penderita katarak diharuskan memeriksakan matanya lebih dulu untuk memastikan layak tidaknya dioperasi. Pemeriksaan mata di RS Khusus Mata Mencirim 77 Medan sudah dibuka dengan jadwal Senin hingga Jumat pukul 09.00-12.00 WIB khusus untuk operasi mata,” katanya. (mea)