26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

IRT Nyaris Tewas Ditimbun Pasir

HALANGI: Juliana br Sinulingga coba menghalangi truk yang akan menumpahkan pasir di depan kios tempat dia berjualan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Juliana Br Sinulingga nyaris tewas tertimbun pasir dari sebuah truk di Dusun V Lau Bilung Desa Lau Bakeri, Kutalimbaru, Deliserdang. Nyawa wanita berusia 40 tahun itu selamat setelah warga sekitar berhasil menariknya, Jumat (5/1) pukul 11.00 WIB.

Tak terima, ibu rumah tangga beranak  satu itu melapor ke Mapoldasu, Sabtu (27/1). Laporan Juliana diterima dengan Surat Tanda Terima Lapor Polisi SSTLP/79/I/2018/SPKT “III”.

“Kejadian itu berawal saat seorang berinisial AG datang dan mengklaim lahan seluas 10 x 30 meter tempatku jualan miliknya. Lahan ini lahan yang sudah digarap orang tuaku sejak puluhan tahun,” tukasnya saat dihubungi Sumut Pos via selular,

“Diatasnya berdiri bangunan milik saya seluas 5×7 meter persegi, tempat usaha grosir sembako milik saya yang sudah 4 tahun. Tapi, kepala desa itu mengklaim lahan itu milik dia,” ungkapnya.

Saat kejadian itu, dirinya sedang sibuk berjualan. Tiba-tiba saja, sebuah truk bermuatan pasir datang ke depan kiosnya.

Juliana pun mencoba menghalanginya. Namun, supir truk tetap menumpahkan pasir setelah mendapat komando dari AG bersama keluarganya. Juliana pun nyaris tertimbun pasir.

“Suami saya ada di belakang saya. Waktu dia mau menolong saya, diancam sama keponakan lurah pakai cangkol, sambil bilang kau paling jago disini,” jelas Juliana.

“Jadi suami saya tidak berani gerak. Tapi, karena kondisi saya yang cacat dan muka saya sudah putih pucat, warga yang tidak tega melihat akhirnya menyelamatkan saya. Setelah diselamatkan, saya juga sudah hampir tidak sadarkan diri,” lanjutnya.

Saat ini, kios Juliana tutup total. Begitu juga untuk barang dagangannya, masih tertahan di dalam kios.

Becak motor (Betor) miliknya juga masih tertahan di dalam kios. Padahal, betor tersebut satu-satunya alat untuk berjualan keliling kampungf guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kalau mau nunggu kios, saya tidak berani. Keluarga si lurah tadi berserta keluarganya, partoli keliling bawa-bawa klewang,” bebernya.

 

“Karena saya dan suami ada kekurangan, kalau tidak ditemani sama keluarga di rumah pun kami tidak berani. Anak saya yang sudah kelas 1 SD, tidak sekolah sampai saat ini. Takut saya untuk melepasnya,” tandasnya.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengaku sudah melihat video kejadian yang menyebar di WhatsApp. Namun disebutnya, untuk laporan akan diceknya terlebih dahulu.

Bahkan Rina mengaku akan memforward foto STTLP dan video kejadian ke Kapolres terkait. Disebut Rina, Polda Sumut dan jajaran akan selalu melayani masyarakat sesuai prosedur yang berlaku.(ain/ala)

 

 

HALANGI: Juliana br Sinulingga coba menghalangi truk yang akan menumpahkan pasir di depan kios tempat dia berjualan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Juliana Br Sinulingga nyaris tewas tertimbun pasir dari sebuah truk di Dusun V Lau Bilung Desa Lau Bakeri, Kutalimbaru, Deliserdang. Nyawa wanita berusia 40 tahun itu selamat setelah warga sekitar berhasil menariknya, Jumat (5/1) pukul 11.00 WIB.

Tak terima, ibu rumah tangga beranak  satu itu melapor ke Mapoldasu, Sabtu (27/1). Laporan Juliana diterima dengan Surat Tanda Terima Lapor Polisi SSTLP/79/I/2018/SPKT “III”.

“Kejadian itu berawal saat seorang berinisial AG datang dan mengklaim lahan seluas 10 x 30 meter tempatku jualan miliknya. Lahan ini lahan yang sudah digarap orang tuaku sejak puluhan tahun,” tukasnya saat dihubungi Sumut Pos via selular,

“Diatasnya berdiri bangunan milik saya seluas 5×7 meter persegi, tempat usaha grosir sembako milik saya yang sudah 4 tahun. Tapi, kepala desa itu mengklaim lahan itu milik dia,” ungkapnya.

Saat kejadian itu, dirinya sedang sibuk berjualan. Tiba-tiba saja, sebuah truk bermuatan pasir datang ke depan kiosnya.

Juliana pun mencoba menghalanginya. Namun, supir truk tetap menumpahkan pasir setelah mendapat komando dari AG bersama keluarganya. Juliana pun nyaris tertimbun pasir.

“Suami saya ada di belakang saya. Waktu dia mau menolong saya, diancam sama keponakan lurah pakai cangkol, sambil bilang kau paling jago disini,” jelas Juliana.

“Jadi suami saya tidak berani gerak. Tapi, karena kondisi saya yang cacat dan muka saya sudah putih pucat, warga yang tidak tega melihat akhirnya menyelamatkan saya. Setelah diselamatkan, saya juga sudah hampir tidak sadarkan diri,” lanjutnya.

Saat ini, kios Juliana tutup total. Begitu juga untuk barang dagangannya, masih tertahan di dalam kios.

Becak motor (Betor) miliknya juga masih tertahan di dalam kios. Padahal, betor tersebut satu-satunya alat untuk berjualan keliling kampungf guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kalau mau nunggu kios, saya tidak berani. Keluarga si lurah tadi berserta keluarganya, partoli keliling bawa-bawa klewang,” bebernya.

 

“Karena saya dan suami ada kekurangan, kalau tidak ditemani sama keluarga di rumah pun kami tidak berani. Anak saya yang sudah kelas 1 SD, tidak sekolah sampai saat ini. Takut saya untuk melepasnya,” tandasnya.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengaku sudah melihat video kejadian yang menyebar di WhatsApp. Namun disebutnya, untuk laporan akan diceknya terlebih dahulu.

Bahkan Rina mengaku akan memforward foto STTLP dan video kejadian ke Kapolres terkait. Disebut Rina, Polda Sumut dan jajaran akan selalu melayani masyarakat sesuai prosedur yang berlaku.(ain/ala)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/