30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

BI Sumut Bangun Rumah Bawang di Karo

Foto: Istimewa Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Harris Meirizal dan Gubernur Sumut, Erry Muradi panen ikut bawang di Kabupaten Karo.
Foto: Istimewa
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Harris Meirizal dan Gubernur Sumut, Erry Muradi panen ikut bawang di Kabupaten Karo.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia (BI) membangun satu unit rumah bawang di Desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo. Rumah bawang yang dibangun tersebut ditujukan untuk mendukung pengendalian inflasi.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Harris Meirizal mengungkapkan, rumah bawang tersebut rencananya akan dijadikan sebagai pusat penampungan bawang hasil panen petani dari desa-desa yang ada di sekitar wilayah itu. Rumah bawang ini juga merupakan pertama kalinya.

“Rumah bawang itu dibangun sebagai upaya pengendalian inflasi dari komoditas tersebut. Sebagai catatan, dalam beberapa tahun terakhir, bawang merah menjadi salah satu komoditas yang paling sering memberi andil inflasi. Biasanya, komoditas tersebut kompak dengan dengan cabai merah dalam mendorong inflasi,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (30/9).

Diutarakan Harris, gudang penampungan bawang ini sendiri telah dilengkapi dengan fasilitas yang mengandung gas ozon dan berfungsi untuk meminimalisir proses pembusukan. Sehingga, bawang hasil panen petani bisa disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan begitu, ketika terjadi gejolak harga di pasaran bawang dari sini akan digelontor.

“Rumah bawang itu mampu menampung hingga 20 ton bawang. Dengan jangka waktu penyimpanan yang lebih lama, alokasi bawang untuk kebutuhan konsumsi dan pembenihan akan semakin mudah diatur. Apalagi, dua dari tiga varietas bawang merah yang diuji coba di daerah ini menunjukan hasil yang memuaskan. Dengan begitu, petani juga akan leluasa mengatur pola tanam,” sebutnya.

Dia mengungkapkan, di daerah tersebut BI telah membina sedikitnya 20 hektare bawang merah bersama sejumlah kelompok tani. Adapun 18 hektare di antaranya merupakan lahan budidaya untuk konsumsi. Sedangkan sisanya digunakan untuk budidaya pembibitan.”Sementara ini, BI juga tengah melakukan uji coba budidaya bawang putih di lahan seluas 0,2 hektare. Hasilnya lumayan bagus. Uji coba ini akan terus lanjutkan hingga memperoleh hasil yang baik,” katanya.

Dengan begitu, sambung Harris, pihaknya berharap, Kabupaten Karo bisa menjadi salah satu sentra produksi bawang di Sumut. Pasalnya, selama ini Sumut selalu membeli bawang dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan. Bahkan, ada yang diimpor. Hal ini menyebabkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sedikit kesulitan dalam mengendalikan inflasi.”Ke depan, dengan adanya rumah bawang dan perluasan lahan bawang di daerah ini, diharapkan harga komoditas tersebut bisa lebih murah, dan inflasi relatif terkendali,” pungkasnya. (ris/ila)

Foto: Istimewa Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Harris Meirizal dan Gubernur Sumut, Erry Muradi panen ikut bawang di Kabupaten Karo.
Foto: Istimewa
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Harris Meirizal dan Gubernur Sumut, Erry Muradi panen ikut bawang di Kabupaten Karo.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia (BI) membangun satu unit rumah bawang di Desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo. Rumah bawang yang dibangun tersebut ditujukan untuk mendukung pengendalian inflasi.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Harris Meirizal mengungkapkan, rumah bawang tersebut rencananya akan dijadikan sebagai pusat penampungan bawang hasil panen petani dari desa-desa yang ada di sekitar wilayah itu. Rumah bawang ini juga merupakan pertama kalinya.

“Rumah bawang itu dibangun sebagai upaya pengendalian inflasi dari komoditas tersebut. Sebagai catatan, dalam beberapa tahun terakhir, bawang merah menjadi salah satu komoditas yang paling sering memberi andil inflasi. Biasanya, komoditas tersebut kompak dengan dengan cabai merah dalam mendorong inflasi,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (30/9).

Diutarakan Harris, gudang penampungan bawang ini sendiri telah dilengkapi dengan fasilitas yang mengandung gas ozon dan berfungsi untuk meminimalisir proses pembusukan. Sehingga, bawang hasil panen petani bisa disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan begitu, ketika terjadi gejolak harga di pasaran bawang dari sini akan digelontor.

“Rumah bawang itu mampu menampung hingga 20 ton bawang. Dengan jangka waktu penyimpanan yang lebih lama, alokasi bawang untuk kebutuhan konsumsi dan pembenihan akan semakin mudah diatur. Apalagi, dua dari tiga varietas bawang merah yang diuji coba di daerah ini menunjukan hasil yang memuaskan. Dengan begitu, petani juga akan leluasa mengatur pola tanam,” sebutnya.

Dia mengungkapkan, di daerah tersebut BI telah membina sedikitnya 20 hektare bawang merah bersama sejumlah kelompok tani. Adapun 18 hektare di antaranya merupakan lahan budidaya untuk konsumsi. Sedangkan sisanya digunakan untuk budidaya pembibitan.”Sementara ini, BI juga tengah melakukan uji coba budidaya bawang putih di lahan seluas 0,2 hektare. Hasilnya lumayan bagus. Uji coba ini akan terus lanjutkan hingga memperoleh hasil yang baik,” katanya.

Dengan begitu, sambung Harris, pihaknya berharap, Kabupaten Karo bisa menjadi salah satu sentra produksi bawang di Sumut. Pasalnya, selama ini Sumut selalu membeli bawang dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan. Bahkan, ada yang diimpor. Hal ini menyebabkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sedikit kesulitan dalam mengendalikan inflasi.”Ke depan, dengan adanya rumah bawang dan perluasan lahan bawang di daerah ini, diharapkan harga komoditas tersebut bisa lebih murah, dan inflasi relatif terkendali,” pungkasnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/