26.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Sebelum Gantung Diri, Aditya Tulis Surat

Pemuda lajang, Muhammad Rizky Aditya ketika dievakuasi setelah gantung diri di pohon mangga menggunakan tali nilon, Senin (13/2).(Sopian/Sumut Pos)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO -Warga Jalan Abdul Hamid Lingkungan 6 Kelurahan Tebingtinggi Kecamatan Padang Hilir Kota Tebingtinggi, Senin pagi (13/2) sekira pukul 05.30 WIB mendadak heboh. Seorang warga menemukan remaja pria tewas gantung diri di pohon mangga pinggir jalan.

Belakangan diketahui korban adalah Muhaammad Rizky Aditya (20) warga Jalan Abdul Hamid Kota Tebingtinggi. Belum diketahui pasti apa motif perbuatannya itu. Petugas dari Polres Tebingtinggi langsung mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi untuk diotopsi.

Di pinggang korban ditemukan tiga tulisan surat yang berpesan kepada orang tuanya agar dirinya dimaafkan. Karena telah banyak membuat kesalahan dan menyusahkan orang tua. Selain itu dalam suratnya Aditya juga berpesan kepada ayahnya agar bisa bersikap tegas kepada anak-anaknya yang lain.

Sementara, surat yang lain bertuliskan; kepada bang GS dan Ovi saya minta agar uangku dikembalikan dan bayarkan sama dia Rp 400.000.

Sedangkan di surat ketiganya, korban tewas kembali meminta maaf dari kesalahannya selama ini. Bahkan di tangan korban ditulis “tanggal 13 Februari 2017 pukul 02.30 WIB” menggunakan pulpen.

Paman korban, Jufri Deni Johan (40) yang bersampingan dengan rumah korban mengatakan, pagi usai subuh terdengar suara jeritan orang mengatakan ada mayat gantung diri di pohon mangga. Mendengar jeritan warga, Johan yang masih mengenakan sarung keluar rumah.

Alangkah terkejutnya Johan. Ternyata orang yang tewas gantung diri adalah keponakannya yang baru pulang seminggu merantau kerja bangunan di daerah Pahae Kabupaten Tapanuli Utara.

Johan tidak mengetahui pasti apa penyebab keponakannya itu gantung diri. Kalau pun karena pacar, Johan mengira itu tidak mungkin.

Sebab, tiga hari lalu korban baru datang bersama pacarnya ke rumah. “Baru pulang merantau dari Pahae dia Pak. Bahkan orang tuanya masih disana. Mereka bekerja di pabrik pembangkit listrik tenaga panas bumi,” jelasnya.

Dijelaskan Johan, selama ini dia tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Korban dikenal sebagai anak yang baik dan patuh kepada orang tua.

Permasalahan dengan pihak keluarga pun korban tidak ada. Karena apabila ada masalah, korban selalu bercerita.

“Keluarga juga binggung melihat surat yang ditulis sebelum korban gantung diri di pinggangnya. Kami berharap tidak ada perselisihan antara keluarga,” paparnya.      Rencananya, setelah rembuk keluarga dan menunggu orang tua kembali dari Pahe, jenazah korban akan dibawah pulang dari RSUD dr Kumpulan Pane dan akan dimakamkan di perkuburan muslim dekat rumah.

Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi, AKP MT Sagala mengaku sedang menangani kasus tersebut.(ian/ala)

 

Pemuda lajang, Muhammad Rizky Aditya ketika dievakuasi setelah gantung diri di pohon mangga menggunakan tali nilon, Senin (13/2).(Sopian/Sumut Pos)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO -Warga Jalan Abdul Hamid Lingkungan 6 Kelurahan Tebingtinggi Kecamatan Padang Hilir Kota Tebingtinggi, Senin pagi (13/2) sekira pukul 05.30 WIB mendadak heboh. Seorang warga menemukan remaja pria tewas gantung diri di pohon mangga pinggir jalan.

Belakangan diketahui korban adalah Muhaammad Rizky Aditya (20) warga Jalan Abdul Hamid Kota Tebingtinggi. Belum diketahui pasti apa motif perbuatannya itu. Petugas dari Polres Tebingtinggi langsung mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi untuk diotopsi.

Di pinggang korban ditemukan tiga tulisan surat yang berpesan kepada orang tuanya agar dirinya dimaafkan. Karena telah banyak membuat kesalahan dan menyusahkan orang tua. Selain itu dalam suratnya Aditya juga berpesan kepada ayahnya agar bisa bersikap tegas kepada anak-anaknya yang lain.

Sementara, surat yang lain bertuliskan; kepada bang GS dan Ovi saya minta agar uangku dikembalikan dan bayarkan sama dia Rp 400.000.

Sedangkan di surat ketiganya, korban tewas kembali meminta maaf dari kesalahannya selama ini. Bahkan di tangan korban ditulis “tanggal 13 Februari 2017 pukul 02.30 WIB” menggunakan pulpen.

Paman korban, Jufri Deni Johan (40) yang bersampingan dengan rumah korban mengatakan, pagi usai subuh terdengar suara jeritan orang mengatakan ada mayat gantung diri di pohon mangga. Mendengar jeritan warga, Johan yang masih mengenakan sarung keluar rumah.

Alangkah terkejutnya Johan. Ternyata orang yang tewas gantung diri adalah keponakannya yang baru pulang seminggu merantau kerja bangunan di daerah Pahae Kabupaten Tapanuli Utara.

Johan tidak mengetahui pasti apa penyebab keponakannya itu gantung diri. Kalau pun karena pacar, Johan mengira itu tidak mungkin.

Sebab, tiga hari lalu korban baru datang bersama pacarnya ke rumah. “Baru pulang merantau dari Pahae dia Pak. Bahkan orang tuanya masih disana. Mereka bekerja di pabrik pembangkit listrik tenaga panas bumi,” jelasnya.

Dijelaskan Johan, selama ini dia tidak pernah ada masalah dengan orang lain. Korban dikenal sebagai anak yang baik dan patuh kepada orang tua.

Permasalahan dengan pihak keluarga pun korban tidak ada. Karena apabila ada masalah, korban selalu bercerita.

“Keluarga juga binggung melihat surat yang ditulis sebelum korban gantung diri di pinggangnya. Kami berharap tidak ada perselisihan antara keluarga,” paparnya.      Rencananya, setelah rembuk keluarga dan menunggu orang tua kembali dari Pahe, jenazah korban akan dibawah pulang dari RSUD dr Kumpulan Pane dan akan dimakamkan di perkuburan muslim dekat rumah.

Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi, AKP MT Sagala mengaku sedang menangani kasus tersebut.(ian/ala)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/