26 C
Medan
Monday, December 9, 2024
spot_img

Waskita Target Garap Tol 1.000 Km

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, rabu (25/2). Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, rabu (25/2). Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Waskita Karya tengah berupaya menambah modal sampai Rp 30 triliun. Emiten berkode WSKT itu memang memiliki target menggarap konsesi tol sepanjang seribu meter.

Tol tersebut memiliki nilai sebesar Rp 100 triliun. Direktur Utama WSKT M. Choliq mengatakan, saat ini perseroan sudah membangun 750 km jalan tol. Karena itu, pihaknya menargetkan mampu menambah 250 km lagi.

”Apakah sebagai kontraktor atau investor, sama saja. Yang penting kami bangun,” ucap Choliq saat pencatatan saham perdana Waskita Beton Precast (WSBP) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (20/9).

Salah satu cara WSKT untuk menggarap tol adalah menggandeng Jasa Marga. Namun, perseroan menargetkan mampu menambah modal dari Rp 9,7 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 30 triliun pada akhir 2018.

”Supaya ekspansinya tidak terhambat rasio keuangan yang membahayakan,” tegasnya.

Tambahan ekuitas sebesar Rp5,16 triliun kemarin berhasil diraih dari pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) WSBP. Satu lembar saham anak usaha WSKT tersebut dihargai Rp490.

Selain itu, ada tambahan Rp 2 triliun dari laba tahun berjalan dan Rp 500 miliar dari capital gain. WSKT juga berencana menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun.

Selain itu, WSKT sedang mempersiapkan penjualan saham Waskita Toll Road dengan nilai yang lebih besar daripada emisi saham WSBP.

”Kalau IPO (Waskita Toll Road, Red), katakan 30 persen saja, saya berharap (modal WSKT, Red) melebihi Rp 20 triliun,” ucap Choliq.

Direktur Utama WSBP Jarot Subana menambahkan, kapasitas produksi pihaknya mencapai 2,3 juta ton per tahun dan ditargetkan menjadi 2,65 juta ton pada akhir tahun ini.

Sebesar 85 persen dari total produksi perseroan, terutama beton dan ready mix, dialokasikan untuk bisnis WSKT.

Sisanya digunakan untuk memenuhi permintaan BUMN dan pihak swasta.

”Dengan penambahan pabrik di Palembang dan Klaten, kami akan punya sepuluh pabrik,” katanya. E
kspansi pabrik akan dilakukan di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi. Dengan begitu, jumlah pabrik pada 2018 mencapai 13 unit.

Modal usaha WSBP diproyeksikan mencapai Rp 4 triliun sampai 2018. ”Tahun ini Rp 1,1 triliun; tahun depan Rp 1,9 triliun. Sisanya tahun 2018,” tutur Jarot. (gen/c11/noe/jos/jpnn/jie)

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, rabu (25/2). Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, rabu (25/2). Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Waskita Karya tengah berupaya menambah modal sampai Rp 30 triliun. Emiten berkode WSKT itu memang memiliki target menggarap konsesi tol sepanjang seribu meter.

Tol tersebut memiliki nilai sebesar Rp 100 triliun. Direktur Utama WSKT M. Choliq mengatakan, saat ini perseroan sudah membangun 750 km jalan tol. Karena itu, pihaknya menargetkan mampu menambah 250 km lagi.

”Apakah sebagai kontraktor atau investor, sama saja. Yang penting kami bangun,” ucap Choliq saat pencatatan saham perdana Waskita Beton Precast (WSBP) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (20/9).

Salah satu cara WSKT untuk menggarap tol adalah menggandeng Jasa Marga. Namun, perseroan menargetkan mampu menambah modal dari Rp 9,7 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 30 triliun pada akhir 2018.

”Supaya ekspansinya tidak terhambat rasio keuangan yang membahayakan,” tegasnya.

Tambahan ekuitas sebesar Rp5,16 triliun kemarin berhasil diraih dari pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) WSBP. Satu lembar saham anak usaha WSKT tersebut dihargai Rp490.

Selain itu, ada tambahan Rp 2 triliun dari laba tahun berjalan dan Rp 500 miliar dari capital gain. WSKT juga berencana menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun.

Selain itu, WSKT sedang mempersiapkan penjualan saham Waskita Toll Road dengan nilai yang lebih besar daripada emisi saham WSBP.

”Kalau IPO (Waskita Toll Road, Red), katakan 30 persen saja, saya berharap (modal WSKT, Red) melebihi Rp 20 triliun,” ucap Choliq.

Direktur Utama WSBP Jarot Subana menambahkan, kapasitas produksi pihaknya mencapai 2,3 juta ton per tahun dan ditargetkan menjadi 2,65 juta ton pada akhir tahun ini.

Sebesar 85 persen dari total produksi perseroan, terutama beton dan ready mix, dialokasikan untuk bisnis WSKT.

Sisanya digunakan untuk memenuhi permintaan BUMN dan pihak swasta.

”Dengan penambahan pabrik di Palembang dan Klaten, kami akan punya sepuluh pabrik,” katanya. E
kspansi pabrik akan dilakukan di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi. Dengan begitu, jumlah pabrik pada 2018 mencapai 13 unit.

Modal usaha WSBP diproyeksikan mencapai Rp 4 triliun sampai 2018. ”Tahun ini Rp 1,1 triliun; tahun depan Rp 1,9 triliun. Sisanya tahun 2018,” tutur Jarot. (gen/c11/noe/jos/jpnn/jie)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/