26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Belasan Preman Tikam & Bacok Jaintan Sianturi

Foto: Sormin/PM
Jaintan Sianturi, korban pembacokan yang sekarat di rumahnya.

MEDAN, SUMUTPOS.COBelasan preman garapan Desa Datuk Kabu buat ulah. Seorang pria paruh baya bernama Jaintan Sianturi (66) ditikami dan dibacoki hingga sekarat. Mirisnya, ini adalah penganiayaan kedua. Sementara kasus pertama tak jelas penuntasannya.

Ini disampaikan Banje Tua Sianturi (30), putra korban saat mendatangi Mapolsek Percut Seituan. Menurut Banje, kini ayahnya hanya menjalani perawatan di rumah yakni lahan garapan Jalan Satria Ujung, Pasar 3 Tembung, Desa Datuk Kabu.

“Penikaman dan pembacokan terhadap ayah saya sudah dua kali terjadi. Pertama, terjadi sekitar pertengahan Juli lalu. Saat itu ayah saya seorang diri di dalam rumah sedang menonton televisi, tiba-tiba 7 pria diantaranya W, Pa, I, Pe dan 3 lainnya langsung masuk ke rumah sembari menenteng kelewang,” ujarnya.

Hal itu membuat korban terkejut dan Jaintan mengatakan kenapa masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Para pelaku saat itu meminta pisang yang ada di kebun belakang rumah. Namun korban mengatakan tidak ada buah pisang di pokoknya, serta menyarankan pelaku melihat langsung supaya percaya.

Akhirnya pelaku meminta uang kepada korban, namun pria tua itu mengatakan tidak ada, sebab ia diberi uang anak-anaknya untuk keperluan lainnya.

“Para pelaku emosi dan menikam serta membacok kepala, tangan dan kaki koban hingga bersimbah darah. Pelaku juga merusak seluruh perabotan di dalam rumah. Selanjutnya, pelaku menyeret ayah saya keluar rumah. Warga yang melihat kejadian itu justru diancam akan membantai warga jika ikut campur. Setelah itu pelaku meninggalkan lokasi. Saya saat itu sedang bekerja, tiba-tiba ditelepon warga guna memberitahukan kejadian tersebut. Tak lama saya pulang ke rumah dan membawa saya ke rumah sakit, selanjutnya ke kantor polisi untuk membuat laporan,” tambahnya.

Penganiayaan kedua terjadi pada Senin (31/7) sekira pukul 23.00 wib. Saat itu ayahnya pergi ke warung yang hanya berjarak 100 meter dari rumah. Saat melintas di depan pos, belasan pelaku langsung menikam dan membacok korban secara membabi-buta.

Para pelaku kemudian meninggalkan lokasi. Seketika itu juga korban tak sadarkan diri dengan kondisi sekarat akibat luka tikaman di bagian paha, dada kanan dan dibacok di bagian kepala serta punggung. Warga yang melihat kejadian itu datang ke rumah dan memberitahukan saya.

Foto: Sormin/PM
Jaintan Sianturi, korban pembacokan yang sekarat di rumahnya.

MEDAN, SUMUTPOS.COBelasan preman garapan Desa Datuk Kabu buat ulah. Seorang pria paruh baya bernama Jaintan Sianturi (66) ditikami dan dibacoki hingga sekarat. Mirisnya, ini adalah penganiayaan kedua. Sementara kasus pertama tak jelas penuntasannya.

Ini disampaikan Banje Tua Sianturi (30), putra korban saat mendatangi Mapolsek Percut Seituan. Menurut Banje, kini ayahnya hanya menjalani perawatan di rumah yakni lahan garapan Jalan Satria Ujung, Pasar 3 Tembung, Desa Datuk Kabu.

“Penikaman dan pembacokan terhadap ayah saya sudah dua kali terjadi. Pertama, terjadi sekitar pertengahan Juli lalu. Saat itu ayah saya seorang diri di dalam rumah sedang menonton televisi, tiba-tiba 7 pria diantaranya W, Pa, I, Pe dan 3 lainnya langsung masuk ke rumah sembari menenteng kelewang,” ujarnya.

Hal itu membuat korban terkejut dan Jaintan mengatakan kenapa masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Para pelaku saat itu meminta pisang yang ada di kebun belakang rumah. Namun korban mengatakan tidak ada buah pisang di pokoknya, serta menyarankan pelaku melihat langsung supaya percaya.

Akhirnya pelaku meminta uang kepada korban, namun pria tua itu mengatakan tidak ada, sebab ia diberi uang anak-anaknya untuk keperluan lainnya.

“Para pelaku emosi dan menikam serta membacok kepala, tangan dan kaki koban hingga bersimbah darah. Pelaku juga merusak seluruh perabotan di dalam rumah. Selanjutnya, pelaku menyeret ayah saya keluar rumah. Warga yang melihat kejadian itu justru diancam akan membantai warga jika ikut campur. Setelah itu pelaku meninggalkan lokasi. Saya saat itu sedang bekerja, tiba-tiba ditelepon warga guna memberitahukan kejadian tersebut. Tak lama saya pulang ke rumah dan membawa saya ke rumah sakit, selanjutnya ke kantor polisi untuk membuat laporan,” tambahnya.

Penganiayaan kedua terjadi pada Senin (31/7) sekira pukul 23.00 wib. Saat itu ayahnya pergi ke warung yang hanya berjarak 100 meter dari rumah. Saat melintas di depan pos, belasan pelaku langsung menikam dan membacok korban secara membabi-buta.

Para pelaku kemudian meninggalkan lokasi. Seketika itu juga korban tak sadarkan diri dengan kondisi sekarat akibat luka tikaman di bagian paha, dada kanan dan dibacok di bagian kepala serta punggung. Warga yang melihat kejadian itu datang ke rumah dan memberitahukan saya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/