30.6 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Setahun Buron, Penikam Sertu Koko Diringkus

STABAT, SUMUTPOS.Co – Hampir setahun buron, Kasdi alias Jimbo (53), akhirnya diringkus dari kediamannya, Selasa (6/5). Warga Simpang Wonosari, Kel. Perdamean, Kec. Stabat itu, diciduk terkait kasus penikaman terhadap Sertu Joko Perwira alias Koko Hasibuan pada 27 April 2013 lalu.

Tak hanya Koko yang jadi korban penikaman Jimbo kala itu. Abangnya, M. Heru yang juga menetap di Jl. Sudirman, Kel. Perdamean, Kec. Stabat, nyaris buta setelah disiram soda api oleh Jimbo. Kasus ini berawal dari kelakuan Jimbo yang memaki Khairunnisa di Simpang Wonosari. Tak senang, Khairunnisa lalu melaporkan aksi Jimbo kepada Koko.

Bersama Heru, Koko menemui Jimbo dan bertanya maksudnya memaki perempuan kenalannya. Namun Jimbo tidak mengaku hingga perdebatan sengit pun terjadi dan berujung perkelahian. Saat itu Heru mendorong Jimbo hingga terjatuh.

Seketika itu Jimbo langsung mengeluarkan sebuah botol yang berisi cairan air keras dari saku celananya dan langsung menyiramkanya ke arah kedua lawannya. Saat kedua lawannya mengelak itulah, Jimbo lalu menghujamkan pisau ke perut Koko. Melihat Koko terkapar bersimbah darah dan Heru mengerang kesakitan akibat kena soda api, Jimbo lalu kabur.

Kasus ini sempat menghebohkan. Sebab, polisi kelabakan mencari keberadaan Jimbo. Sementara, rekan Koko juga ikut mencari.

Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Rosyid Hartanto SIK, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 30 April 2013 lalu menyebutkan, kalau pihaknya terus memburu Jimbo. “Iya, kasus ini sudah menjadi atensi Kapoldasu. Meski kami belum mendapatkannya, tetapi kami terus mencari dan berusaha menemukannya secepat mungkin,” tegas Rosyid yang mengakui kalau timnya terus berada di lapangan.

Rosyid menjelaskan, selama ini Jimbo memang sudah menjadi resedivis karena sudah terjerat berbagai kasus. “Bahkan berbagai kasus yang saat ini ditangani Polres Langkat masih berhubungan dengannya,” ungkap Rosyid tanpa memberitahukan kasus apa yang melibatkan Jimbo itu.

Lebih jauh dikatakan Rosyid, selama perjalanannya di dunia pasaran, Jimbo memang mendapat berbagai kasus yakni, kasus perampokan di Tanjung Pura, kasus narkoba dan juga pernah disebutkan mengalami kasus pencabulan. “Jimbo juga pernah mendapat tembakan di kakinya karena melawan saat ditangkap. Saat itu ia tersandung kasus perampokan di Tanjung Pura,” ungkap Rosyid yang memakai kaca mata minus tersebut.

“Saya juga instruksikan kepada setiap anggota yang akan melakukan penangkapan. Untuk menembak mati Jimbo kalau melawan saat ditangkap. Karena saat ini Jimbo tidak tertutup kemungkinan membawa benda-benda berbahaya demi keselamatan dirinya. Dari pada anggota yang terluka, lebih baik dia yang kita tembak mati. Dan dalam hal ini saya yang bertanggung jawab,” tegasnya lagi.

“Doakan saja kami, kita usahakan malam nanti Jimbo bisa kita tangkap. Jika sudah kita tangkap, Jimbo langsung dibawa ke Poldasu. Karena kita tahu, pengamanan di Poldasu lebih baik bagi tersangka,” ungkapnya. Nah, setelah Jimbo ketangkap, dia memang langsung dikirim ke Polda Sumut, seperti penuturan sumber koran ini di kepolisian.

Rosyid juga mengungkapkan, kalau sejumlah teman korban mendatangi Polsek Stabat untuk mencari foto Jimbo. “Tapi foto itu tidak ada, karena di tahun 2000-an, setiap kasus belum dilengkapi dengan foto. Dan memang, kedatangan teman korban hanya menginginkan foto Jimbo,” ungkapnya.

Sementara itu, situasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tak lama setelah Koko dan abangnya dilukai Jimbo, sempat mencekam. Sejumlah oknum TNI berkeliaran untuk memburu Jimbo.

Menurut sejumlah warga yang pernah dekat dengan Jimbo, Jimbo berdarah dingin atau terlihat tenang. Bahkan, kalau kemana-mana Jimbo suka main tunggal. Orangnya kecil berbadan gempal, rambut agak panjang dan berkulit putih.

Tak hanya itu, dalam hal berteman, Jimbo dinilai sangat setia. Hanya saja, kalau tidak pas Jambo mau main hantam. Bahkan, bandit sekalipun di kampung atau tempat tinggalnya disebut-sebut harus sungkem kepada Jimbo. Selain itu, maling sekalipun tak berani menganggu orang yang kenal dekat dengan Jimbo.

Jimbo sendiri selama ini kabur ke luar Langkat. Sayang, pihak Polres Langkat tak lama menahan Jimbo, bahkan wartawan tak sempat melakukan wawancara. Dia langsung dikirim ke Polda Sumut karena menjaga keselamatannya.(dw/trg/bd)

STABAT, SUMUTPOS.Co – Hampir setahun buron, Kasdi alias Jimbo (53), akhirnya diringkus dari kediamannya, Selasa (6/5). Warga Simpang Wonosari, Kel. Perdamean, Kec. Stabat itu, diciduk terkait kasus penikaman terhadap Sertu Joko Perwira alias Koko Hasibuan pada 27 April 2013 lalu.

Tak hanya Koko yang jadi korban penikaman Jimbo kala itu. Abangnya, M. Heru yang juga menetap di Jl. Sudirman, Kel. Perdamean, Kec. Stabat, nyaris buta setelah disiram soda api oleh Jimbo. Kasus ini berawal dari kelakuan Jimbo yang memaki Khairunnisa di Simpang Wonosari. Tak senang, Khairunnisa lalu melaporkan aksi Jimbo kepada Koko.

Bersama Heru, Koko menemui Jimbo dan bertanya maksudnya memaki perempuan kenalannya. Namun Jimbo tidak mengaku hingga perdebatan sengit pun terjadi dan berujung perkelahian. Saat itu Heru mendorong Jimbo hingga terjatuh.

Seketika itu Jimbo langsung mengeluarkan sebuah botol yang berisi cairan air keras dari saku celananya dan langsung menyiramkanya ke arah kedua lawannya. Saat kedua lawannya mengelak itulah, Jimbo lalu menghujamkan pisau ke perut Koko. Melihat Koko terkapar bersimbah darah dan Heru mengerang kesakitan akibat kena soda api, Jimbo lalu kabur.

Kasus ini sempat menghebohkan. Sebab, polisi kelabakan mencari keberadaan Jimbo. Sementara, rekan Koko juga ikut mencari.

Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Rosyid Hartanto SIK, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 30 April 2013 lalu menyebutkan, kalau pihaknya terus memburu Jimbo. “Iya, kasus ini sudah menjadi atensi Kapoldasu. Meski kami belum mendapatkannya, tetapi kami terus mencari dan berusaha menemukannya secepat mungkin,” tegas Rosyid yang mengakui kalau timnya terus berada di lapangan.

Rosyid menjelaskan, selama ini Jimbo memang sudah menjadi resedivis karena sudah terjerat berbagai kasus. “Bahkan berbagai kasus yang saat ini ditangani Polres Langkat masih berhubungan dengannya,” ungkap Rosyid tanpa memberitahukan kasus apa yang melibatkan Jimbo itu.

Lebih jauh dikatakan Rosyid, selama perjalanannya di dunia pasaran, Jimbo memang mendapat berbagai kasus yakni, kasus perampokan di Tanjung Pura, kasus narkoba dan juga pernah disebutkan mengalami kasus pencabulan. “Jimbo juga pernah mendapat tembakan di kakinya karena melawan saat ditangkap. Saat itu ia tersandung kasus perampokan di Tanjung Pura,” ungkap Rosyid yang memakai kaca mata minus tersebut.

“Saya juga instruksikan kepada setiap anggota yang akan melakukan penangkapan. Untuk menembak mati Jimbo kalau melawan saat ditangkap. Karena saat ini Jimbo tidak tertutup kemungkinan membawa benda-benda berbahaya demi keselamatan dirinya. Dari pada anggota yang terluka, lebih baik dia yang kita tembak mati. Dan dalam hal ini saya yang bertanggung jawab,” tegasnya lagi.

“Doakan saja kami, kita usahakan malam nanti Jimbo bisa kita tangkap. Jika sudah kita tangkap, Jimbo langsung dibawa ke Poldasu. Karena kita tahu, pengamanan di Poldasu lebih baik bagi tersangka,” ungkapnya. Nah, setelah Jimbo ketangkap, dia memang langsung dikirim ke Polda Sumut, seperti penuturan sumber koran ini di kepolisian.

Rosyid juga mengungkapkan, kalau sejumlah teman korban mendatangi Polsek Stabat untuk mencari foto Jimbo. “Tapi foto itu tidak ada, karena di tahun 2000-an, setiap kasus belum dilengkapi dengan foto. Dan memang, kedatangan teman korban hanya menginginkan foto Jimbo,” ungkapnya.

Sementara itu, situasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tak lama setelah Koko dan abangnya dilukai Jimbo, sempat mencekam. Sejumlah oknum TNI berkeliaran untuk memburu Jimbo.

Menurut sejumlah warga yang pernah dekat dengan Jimbo, Jimbo berdarah dingin atau terlihat tenang. Bahkan, kalau kemana-mana Jimbo suka main tunggal. Orangnya kecil berbadan gempal, rambut agak panjang dan berkulit putih.

Tak hanya itu, dalam hal berteman, Jimbo dinilai sangat setia. Hanya saja, kalau tidak pas Jambo mau main hantam. Bahkan, bandit sekalipun di kampung atau tempat tinggalnya disebut-sebut harus sungkem kepada Jimbo. Selain itu, maling sekalipun tak berani menganggu orang yang kenal dekat dengan Jimbo.

Jimbo sendiri selama ini kabur ke luar Langkat. Sayang, pihak Polres Langkat tak lama menahan Jimbo, bahkan wartawan tak sempat melakukan wawancara. Dia langsung dikirim ke Polda Sumut karena menjaga keselamatannya.(dw/trg/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/