30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Siswi SMK Teladan Dihabisi Pacar, Pelaku Diciduk

Foto: Gibson/PM Irman Bakti Hasibuan, tersangka pembunuhan terhadap pacarnya, diamankan di Polresta Medan, Minggu (8/3/3015).
Foto: Gibson/PM
Irman Bakti Hasibuan, tersangka pembunuhan terhadap pacarnya, diamankan di Polresta Medan, Minggu (8/3/3015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sambil menenteng parang, Irman Bakti Hasibuan (19) jalan santai usai membantai pacarnya, Dina Nurdiana (18). Dia sempat coba gantung diri tapi tak tewas karena talinya putus. Delapan jam pasca kabur, dia diciduk dari kawasan Sibiru-biru, Deli Serdang, Minggu (8/3) jelang subuh.

Pelaku yang akrab disapa Firman itu, bahkan sempat berusaha bunuh diri. Namun maut tak menjemputnya. Mengenakan baju tahanan Polresta Medan nomor 90, Firman terlihat tenang duduk di kursi batu. Dibebernya, sudah seminggu dia mengintai gerak-gerik Dina.

Dia berusaha memergoki apakah ada cowok lain yang telah mengisi hati cewek pujaannya itu. Firman mengaku belum terima dengan pernyataan siswi SMK Teladan kelas III Jurusan Teknik Komputer Jaringan itu sebelumnya. Kala itu mereka bertengkar dan korban menantang lebih baik mati daripada berjalan lagi dengannya.

Terngiang ucapan itulah, saat malam kejadian, Firman mendatangi Dina di rumahnya, Jalan Bersama Kel. Bantan Kecamatan Medan Tembung, Sabtu (7/3) sekira pukul 21.00 WIB. Keduanya bertengkar lagi. Dina tetap tak ingin lagi bersamanya. Kesal, Firman ke dapur rumah Dina. Dia mengambil parang dan kembali menemui Dina. Lagi, Firman menanyakan korban apakah masih mencintainya.

Jawaban Dina akhirnya membuat Firman pitam. Meski melihat Firman memegang parang, Dina tetap menolak dan mengatakan lebih mati daripada minta maaf padanya dan jalan lagi. Tanpa banyak tanya lagi, Firman mengayunkan parang ke wajah Dina. Tak mau konyol, Dina menangkis dengan tangan kanannya.

Sangkin kuatnya ayunan parang, Dina sampai tersungkur. Melihat itu, Firman ke luar rumah. Tapi, baru beberapa langkah, dia masuk lagi dan kembali membacoki Dina. Setelah memastikan korbannya tewas, Firman kabur mengendarai Vario BK 6520 ABP. “Kutinggalin dia tewas di rumahnya,” tuturnya sembari tertunduk.

Anak semata wayang itu mengaku menyesal sudah menghabisi Dina. Namun dia juga tidak mau terus disalahkan. Aksi nekatnya itu, dilakukannya karena korban menyakiti hatinya. “Ini contoh untuk cewek selingkuh, yang mengkhianati cowoknya. Begini bang, selama pacaran selama 3,5 tahun, semua keinginannya kubantu, kalau dia minta uang kukasih. Malahan, perhatianku kepadanya mengalahkan perhatianku kepada keluargaku,” terangnya.

“Aku juga tidak tahu mengapa tiba-tiba dia marah di depan teman-temannya. Malahan dia mengungkit masa lalu kami. Dia juga mengusirku dari rumahnya. Siapa yang tidak marah, sudah dibantu, malah kasar pula. Kemudian, aku pergi ke penginapan Sari Laba di Sibiru-biru. Disanalah aku ditangkap. Dia yang menyakiti hatiku bang,” ucapnya.

Foto: Amri/PM Foto kenangan korban dan pacarnya Irman.
Foto: Amri/PM
Foto kenangan korban dan pacarnya Irman.

Firman mengaku awalnya hanya untuk menakut-nakuti saja. “Tapi aku kayak nggak sadar, kuayunkan aja parang itu,” ujar Firman, akhirnya menangis. Dia juga mengaku khilaf karena tak kuat ketika Dina mengatakan ingin putus. Dia kesal. “Jauh-jauh dari Pakam meninggalkan rumah dan keluarganya demi Dina. Kesal aku bang. Khilaf Bang. Dia mau mutusin aku, padahal aku udah banyak berkorban,” ungkap Firman lagi.

Apalagi, sambung Firman, dia juga bukan orang susah. Namun, rela luntang-lantung tak menentu demi Dina. Padahal orangtuanya bukan orang kekurangan. Ibu pelaku yang bekerja di bank swasta ini mengatakan sejak cerai dengan suami sang anak jadi liar dan tak terurus, sehingga tak terkontrol lagi. “Ini semua salah kami selaku orangtua. Kami yang bercerai, anak kami jadi korban,” ujarnya.

Sementara itu, Ros, ibu tersangka yang datang untuk melihat anaknya, langsung menangis setibanya di Polresta Medan. Dia mengaku terkejut begitu mengetahui anaknya ditangkap karena kasus pembunuhan. “Sebenarnya, kami dan korban masih ada hubungan keluarga. Makanya, kami terkejut mendengar kejadiannya. Tapi, mau apa lagi, sudah terjadi. Mana anakku,” tanyanya sembari menangis.

Sambil mengelak dari wartawan, dia menambahkan anaknya dan korban memang pacaran. “Tapi kalau mereka ada masalah, saya tidak tahu. Saya tahunya anakku ditangkap karena ditelepon penyidiknya. Sekarang aku mau menjumpainya dan memberikan baju. Sudahlah, saya sedih,” tuturnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram mengatakan motif pembunuhan tersebut adalah cemburu dan sakit hati. Tersangka tidak senang dengan kelakuan korban yang mengkhianati cintanya. Tersangka ditangkap setelah pelapor atas nama Zainuri membuat LP/774/III/2015/SPKT Percut. “Kemudian, kami melakukan pengejaran dan memeriksa saksi-saksi. Ternyata, tersangka berada di Sibiru-biru. Ada saksi yang melihat tersangka lari dan mengetahui dimana tersangka sering berkumpul.

Bahkan Firman sempat menuju arah Unimed dan berkeliling. Kemudian menuju Biru-biru. Masih Wahyu, tersangka juga mencoba bunuh diri setelah kejadian itu. “Dia berusaha gantung diri dengan tali nilon tapi putus. Hal itu dikatakan tersangka ketika kita melihat bekas lilitan di lehernya. Pas, kita tanyakan dia menjawab gagal bunuh diri,” tambahnya.(gib/ind/trg)

Foto: Gibson/PM Irman Bakti Hasibuan, tersangka pembunuhan terhadap pacarnya, diamankan di Polresta Medan, Minggu (8/3/3015).
Foto: Gibson/PM
Irman Bakti Hasibuan, tersangka pembunuhan terhadap pacarnya, diamankan di Polresta Medan, Minggu (8/3/3015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sambil menenteng parang, Irman Bakti Hasibuan (19) jalan santai usai membantai pacarnya, Dina Nurdiana (18). Dia sempat coba gantung diri tapi tak tewas karena talinya putus. Delapan jam pasca kabur, dia diciduk dari kawasan Sibiru-biru, Deli Serdang, Minggu (8/3) jelang subuh.

Pelaku yang akrab disapa Firman itu, bahkan sempat berusaha bunuh diri. Namun maut tak menjemputnya. Mengenakan baju tahanan Polresta Medan nomor 90, Firman terlihat tenang duduk di kursi batu. Dibebernya, sudah seminggu dia mengintai gerak-gerik Dina.

Dia berusaha memergoki apakah ada cowok lain yang telah mengisi hati cewek pujaannya itu. Firman mengaku belum terima dengan pernyataan siswi SMK Teladan kelas III Jurusan Teknik Komputer Jaringan itu sebelumnya. Kala itu mereka bertengkar dan korban menantang lebih baik mati daripada berjalan lagi dengannya.

Terngiang ucapan itulah, saat malam kejadian, Firman mendatangi Dina di rumahnya, Jalan Bersama Kel. Bantan Kecamatan Medan Tembung, Sabtu (7/3) sekira pukul 21.00 WIB. Keduanya bertengkar lagi. Dina tetap tak ingin lagi bersamanya. Kesal, Firman ke dapur rumah Dina. Dia mengambil parang dan kembali menemui Dina. Lagi, Firman menanyakan korban apakah masih mencintainya.

Jawaban Dina akhirnya membuat Firman pitam. Meski melihat Firman memegang parang, Dina tetap menolak dan mengatakan lebih mati daripada minta maaf padanya dan jalan lagi. Tanpa banyak tanya lagi, Firman mengayunkan parang ke wajah Dina. Tak mau konyol, Dina menangkis dengan tangan kanannya.

Sangkin kuatnya ayunan parang, Dina sampai tersungkur. Melihat itu, Firman ke luar rumah. Tapi, baru beberapa langkah, dia masuk lagi dan kembali membacoki Dina. Setelah memastikan korbannya tewas, Firman kabur mengendarai Vario BK 6520 ABP. “Kutinggalin dia tewas di rumahnya,” tuturnya sembari tertunduk.

Anak semata wayang itu mengaku menyesal sudah menghabisi Dina. Namun dia juga tidak mau terus disalahkan. Aksi nekatnya itu, dilakukannya karena korban menyakiti hatinya. “Ini contoh untuk cewek selingkuh, yang mengkhianati cowoknya. Begini bang, selama pacaran selama 3,5 tahun, semua keinginannya kubantu, kalau dia minta uang kukasih. Malahan, perhatianku kepadanya mengalahkan perhatianku kepada keluargaku,” terangnya.

“Aku juga tidak tahu mengapa tiba-tiba dia marah di depan teman-temannya. Malahan dia mengungkit masa lalu kami. Dia juga mengusirku dari rumahnya. Siapa yang tidak marah, sudah dibantu, malah kasar pula. Kemudian, aku pergi ke penginapan Sari Laba di Sibiru-biru. Disanalah aku ditangkap. Dia yang menyakiti hatiku bang,” ucapnya.

Foto: Amri/PM Foto kenangan korban dan pacarnya Irman.
Foto: Amri/PM
Foto kenangan korban dan pacarnya Irman.

Firman mengaku awalnya hanya untuk menakut-nakuti saja. “Tapi aku kayak nggak sadar, kuayunkan aja parang itu,” ujar Firman, akhirnya menangis. Dia juga mengaku khilaf karena tak kuat ketika Dina mengatakan ingin putus. Dia kesal. “Jauh-jauh dari Pakam meninggalkan rumah dan keluarganya demi Dina. Kesal aku bang. Khilaf Bang. Dia mau mutusin aku, padahal aku udah banyak berkorban,” ungkap Firman lagi.

Apalagi, sambung Firman, dia juga bukan orang susah. Namun, rela luntang-lantung tak menentu demi Dina. Padahal orangtuanya bukan orang kekurangan. Ibu pelaku yang bekerja di bank swasta ini mengatakan sejak cerai dengan suami sang anak jadi liar dan tak terurus, sehingga tak terkontrol lagi. “Ini semua salah kami selaku orangtua. Kami yang bercerai, anak kami jadi korban,” ujarnya.

Sementara itu, Ros, ibu tersangka yang datang untuk melihat anaknya, langsung menangis setibanya di Polresta Medan. Dia mengaku terkejut begitu mengetahui anaknya ditangkap karena kasus pembunuhan. “Sebenarnya, kami dan korban masih ada hubungan keluarga. Makanya, kami terkejut mendengar kejadiannya. Tapi, mau apa lagi, sudah terjadi. Mana anakku,” tanyanya sembari menangis.

Sambil mengelak dari wartawan, dia menambahkan anaknya dan korban memang pacaran. “Tapi kalau mereka ada masalah, saya tidak tahu. Saya tahunya anakku ditangkap karena ditelepon penyidiknya. Sekarang aku mau menjumpainya dan memberikan baju. Sudahlah, saya sedih,” tuturnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram mengatakan motif pembunuhan tersebut adalah cemburu dan sakit hati. Tersangka tidak senang dengan kelakuan korban yang mengkhianati cintanya. Tersangka ditangkap setelah pelapor atas nama Zainuri membuat LP/774/III/2015/SPKT Percut. “Kemudian, kami melakukan pengejaran dan memeriksa saksi-saksi. Ternyata, tersangka berada di Sibiru-biru. Ada saksi yang melihat tersangka lari dan mengetahui dimana tersangka sering berkumpul.

Bahkan Firman sempat menuju arah Unimed dan berkeliling. Kemudian menuju Biru-biru. Masih Wahyu, tersangka juga mencoba bunuh diri setelah kejadian itu. “Dia berusaha gantung diri dengan tali nilon tapi putus. Hal itu dikatakan tersangka ketika kita melihat bekas lilitan di lehernya. Pas, kita tanyakan dia menjawab gagal bunuh diri,” tambahnya.(gib/ind/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/