31.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

2 Pria Hidung Belang Dikibusi Siswi SMEA

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Nasib apes dialami Sibuk Sitepu (46) dan Rabun Sebayang (37). Sudahlah gagal kencan, warga Desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat ini malah mendekam di penjara.

Keduanya dikibusi mengantongi sabu oleh seorang siswi SMK berinisial DA yang hendak keduanya kencani. Kasus ini bermula saat kedua pelaku dan DA janjian di Pasar Buah Berastagi, Minggu (7/10) malam.

Setelah pertemuan tersebut, DA meminta uang jajan Rp100 ribu pada kedua tersangka. Setelah diberi uang, DA kembali minta uang tambahan dengan iming-iming akan kencan dengan kedua pelaku.

Merasa ditipu, kedua tersangka yang kesal memasang siasat untuk menjebak DA. Saat menyerahkan uang tersebut, keduanya lantas meneriaki DA maling.

Oleh warga yang heboh, DA dan kedua pelaku diboyong ke pusat Polsekta Berastagi. Namun sial, di kantor polisi itu, DA malah menyebut kedua pelaku ada menyimpan sabu.

Mendapat informasi tersebut, polisi lantas menggeledah kedua pekaku. Dari bungkus rokok Sibuk Sitepu ditemukan barang bukti alat skop sabu.

Selanjutnya, petugas langsung melakukan penggeledahan ke rumah Sibuk Sitepu. Dari kamarnya ditemukan barang bukti satu paket sabu.

“Dari pengakuan kedua tersangka, pihaknya mengakui kalau sabu-sabu tersebut adalah milik mereka berdua yang dibeli dan akan dipakai oleh mereka berdua. Kini kedua tersangka harus mendekam di penjara guna mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Kanit Reskrim Polsekta Berastagi Iptu J. Munthe seraya menyebut DA telah dijemput oleh orangtuanya.

Kenakalan DA berawal saat dirinya bergabung dengan grup whatsapp Simple Life. Dari grup itu, siswi di seputaran Kabupaten Karo dapat dengan mudah mendapatkan pria hidung belang yang akan mengajaknya kencan.

Hal itu diakui DA saat berada di Polsekta Berastagi. Dari Grup Simple Life tersebut dirinya mendapat kenalan pria yang akan diajaknya kencan, sesuai dengan kesepakatan harga untuk berlanjut ke penginapan.

Sementara, Kepala Sekolah SMEA Immanuel, Joseph Tarigan mengaku terkejut dengan kejadian itu. “Memang benar DA ini adalah siswi dari SMEA Imanuel kita yang berada di kelas X. DA ke sini pindahan dari Medan, kami mengetahui diriya hanya sepintas saja,” kata Joseph Tarigan di ruang kerjanya, Senin (8/10) siang.

“Bapak DA asal Aceh dan ibunya asal Sunda. Tetapi saat ini bapaknya sudah nikah lagi dengan suku Karo dan tinggal di Desa Tiga Pancur,” sambung Joseph.

Joseph mengakui, kalau keseharian DA tidak mencolok atau terlihat mewah di sekolah. “Jika pun keterlibatan DA di luar sana terkait menjual diri, kita tidak mengetahuinya, dan hal itu kita anggap bukan lagi menjadi urusan pihak sekolah,” kata Joseph.(deo/ala)

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Nasib apes dialami Sibuk Sitepu (46) dan Rabun Sebayang (37). Sudahlah gagal kencan, warga Desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat ini malah mendekam di penjara.

Keduanya dikibusi mengantongi sabu oleh seorang siswi SMK berinisial DA yang hendak keduanya kencani. Kasus ini bermula saat kedua pelaku dan DA janjian di Pasar Buah Berastagi, Minggu (7/10) malam.

Setelah pertemuan tersebut, DA meminta uang jajan Rp100 ribu pada kedua tersangka. Setelah diberi uang, DA kembali minta uang tambahan dengan iming-iming akan kencan dengan kedua pelaku.

Merasa ditipu, kedua tersangka yang kesal memasang siasat untuk menjebak DA. Saat menyerahkan uang tersebut, keduanya lantas meneriaki DA maling.

Oleh warga yang heboh, DA dan kedua pelaku diboyong ke pusat Polsekta Berastagi. Namun sial, di kantor polisi itu, DA malah menyebut kedua pelaku ada menyimpan sabu.

Mendapat informasi tersebut, polisi lantas menggeledah kedua pekaku. Dari bungkus rokok Sibuk Sitepu ditemukan barang bukti alat skop sabu.

Selanjutnya, petugas langsung melakukan penggeledahan ke rumah Sibuk Sitepu. Dari kamarnya ditemukan barang bukti satu paket sabu.

“Dari pengakuan kedua tersangka, pihaknya mengakui kalau sabu-sabu tersebut adalah milik mereka berdua yang dibeli dan akan dipakai oleh mereka berdua. Kini kedua tersangka harus mendekam di penjara guna mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Kanit Reskrim Polsekta Berastagi Iptu J. Munthe seraya menyebut DA telah dijemput oleh orangtuanya.

Kenakalan DA berawal saat dirinya bergabung dengan grup whatsapp Simple Life. Dari grup itu, siswi di seputaran Kabupaten Karo dapat dengan mudah mendapatkan pria hidung belang yang akan mengajaknya kencan.

Hal itu diakui DA saat berada di Polsekta Berastagi. Dari Grup Simple Life tersebut dirinya mendapat kenalan pria yang akan diajaknya kencan, sesuai dengan kesepakatan harga untuk berlanjut ke penginapan.

Sementara, Kepala Sekolah SMEA Immanuel, Joseph Tarigan mengaku terkejut dengan kejadian itu. “Memang benar DA ini adalah siswi dari SMEA Imanuel kita yang berada di kelas X. DA ke sini pindahan dari Medan, kami mengetahui diriya hanya sepintas saja,” kata Joseph Tarigan di ruang kerjanya, Senin (8/10) siang.

“Bapak DA asal Aceh dan ibunya asal Sunda. Tetapi saat ini bapaknya sudah nikah lagi dengan suku Karo dan tinggal di Desa Tiga Pancur,” sambung Joseph.

Joseph mengakui, kalau keseharian DA tidak mencolok atau terlihat mewah di sekolah. “Jika pun keterlibatan DA di luar sana terkait menjual diri, kita tidak mengetahuinya, dan hal itu kita anggap bukan lagi menjadi urusan pihak sekolah,” kata Joseph.(deo/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/