30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Bripda Polisi Tembak Kepala usai Antar Calon Istri ke Kondangan

PALEMBANG, SUMUTPOS.COSuara letusan senjata api memecah kesunyian di Dusun VI, Rawa Bening, Desa Tri Tunggal, Kec. Tungkal Ilir, Kab. Banyuasin, Sumsel, Senin (9/10) sekitar pukul 02.00 wib.

Lima orang warga yang kebetulan tengah jaga malam sontak pontang-panting mencari asal suara. Namun hasilnya nihil. Barulah selang lima jam, sekitar pukul 07.00 wib, misteri suara letusan senpi terkuak.

Kuat dugaan letusan senpi tersebut ditembakkan seorang anggota polisi yang berdinas di Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Lilin, Musi Banyuasin (Muba), Bripda Azan Fikri untuk mengakhiri hidupnya.

Hal ini pertama kali diketahui calon istrinya, Resti bin Basir (25), yang menemukan korban masih berada sekitar 30 meter dari rumahnya.

Perempuan muda yang berprofesi bidan itu menjumpai mobil Honda Mobilio hitam BG 1652 JF milik calon suaminya itu dalam keadaan menyala, namun terkunci dari dalam dan kaca sebelah kiri pecah.

Saat ditemukan, Azan sudah tewas dengan luka tembak di kepala sebelah kanan tembus ke kepala sebelah kiri dengan posisi tangan kanan memegang senpi.

Sebelum Azan tewas malam itu, dia sempat mengantarkan Resti ke Dusun VI Rawa Bening menghadiri pesta perkawinan.

Berikutnya jenazah dibawa petugas ke RS Bhayangkara Palembang untuk kepentingan autopsi.

Tewasnya Bripda Azan diduga bunuh diri dengan menembakkan senpi ke arah kepalanya itu, membuat sejumlah pimpinan Polres Muba tutup mulut.

“Walaikumsalam, mohon izin dan maaf, saya belum bisa kasih komentar. Saya juga minta tolong pengertiannya mengenai masalah ini dan bantuannya untuk tidak diviralkan,” pinta Kapolsek Sungai Lilin, AKP Ardeva Lumi, melalui pesan WhatsApp, kemarin.

Andeva membenarkan korban adalah anak buahnya yang telah bertugas selama dua tahun. Namun, Andeva enggan menyebutkan kronologis kejadian. “Benar anggota kita, tugas di Unit Reskrim. Tapi untuk kronologis kejadiannya saya minta maaf, tidak bisa cerita,” tuturnya.

Andeva mengakui korban berencana menikah dengan tunangannya Resti yang bekerja sebagai bidan. Kesehariannya, korban terbilang anggota yang rajin dan tidak ada masalah dalam pekerjaan.

“Sudah izin sama saya mau nikah, tapi tidak tahu kapan menikahnya. Selama ini tidak ada masalah, baik-baik saja, makanya saya kaget,” ujarnya.

PALEMBANG, SUMUTPOS.COSuara letusan senjata api memecah kesunyian di Dusun VI, Rawa Bening, Desa Tri Tunggal, Kec. Tungkal Ilir, Kab. Banyuasin, Sumsel, Senin (9/10) sekitar pukul 02.00 wib.

Lima orang warga yang kebetulan tengah jaga malam sontak pontang-panting mencari asal suara. Namun hasilnya nihil. Barulah selang lima jam, sekitar pukul 07.00 wib, misteri suara letusan senpi terkuak.

Kuat dugaan letusan senpi tersebut ditembakkan seorang anggota polisi yang berdinas di Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Sungai Lilin, Musi Banyuasin (Muba), Bripda Azan Fikri untuk mengakhiri hidupnya.

Hal ini pertama kali diketahui calon istrinya, Resti bin Basir (25), yang menemukan korban masih berada sekitar 30 meter dari rumahnya.

Perempuan muda yang berprofesi bidan itu menjumpai mobil Honda Mobilio hitam BG 1652 JF milik calon suaminya itu dalam keadaan menyala, namun terkunci dari dalam dan kaca sebelah kiri pecah.

Saat ditemukan, Azan sudah tewas dengan luka tembak di kepala sebelah kanan tembus ke kepala sebelah kiri dengan posisi tangan kanan memegang senpi.

Sebelum Azan tewas malam itu, dia sempat mengantarkan Resti ke Dusun VI Rawa Bening menghadiri pesta perkawinan.

Berikutnya jenazah dibawa petugas ke RS Bhayangkara Palembang untuk kepentingan autopsi.

Tewasnya Bripda Azan diduga bunuh diri dengan menembakkan senpi ke arah kepalanya itu, membuat sejumlah pimpinan Polres Muba tutup mulut.

“Walaikumsalam, mohon izin dan maaf, saya belum bisa kasih komentar. Saya juga minta tolong pengertiannya mengenai masalah ini dan bantuannya untuk tidak diviralkan,” pinta Kapolsek Sungai Lilin, AKP Ardeva Lumi, melalui pesan WhatsApp, kemarin.

Andeva membenarkan korban adalah anak buahnya yang telah bertugas selama dua tahun. Namun, Andeva enggan menyebutkan kronologis kejadian. “Benar anggota kita, tugas di Unit Reskrim. Tapi untuk kronologis kejadiannya saya minta maaf, tidak bisa cerita,” tuturnya.

Andeva mengakui korban berencana menikah dengan tunangannya Resti yang bekerja sebagai bidan. Kesehariannya, korban terbilang anggota yang rajin dan tidak ada masalah dalam pekerjaan.

“Sudah izin sama saya mau nikah, tapi tidak tahu kapan menikahnya. Selama ini tidak ada masalah, baik-baik saja, makanya saya kaget,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/