26.7 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Istri Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Suami

Pembunuhan-Ilustrasi
Pembunuhan-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ini peringatan bagi laki-laki yang mau kawin lagi. Juragan besi tua Mustain (43) tewas dibantai pembunuh bayaran yang disewa istrinya, Saoda. Sang istri sakit hati karena Mustain menikah lagi, sehingga lupa diri. Saoda akhirnya membayar Hasun dan Panidi untuk membunuh Mustain.

“Nggak pernah ngasih uang belanja, sama anak nggak ingat,” jelas Saoda di Mapolres Jakut, Selasa (11/2).

Saoda makin kesal kala istri muda sang suami hamil. Sayang pada Saoda seolah sirna. Saoda benar-benar dilupakan, Mustain jarang pulang.

“Awalnya nyuruhnya suruh kasih pelajaran saja biar cacat,” jelas perempuan berusia 40-an tahun ini.

Hingga kemudian dia bercerita kasusnya ke Hasun. Sampai muncul ide melakukan eksekusi mati pada Mustain. Panidi seorang jagoan di Gresik diajak ikut serta sebagai eksekutor.

Pada 25 Januari 2014 pembunuhan dilakukan di rumah korban di Semper Barat, Cilincing. Mustain yang tengah pulang ke rumah Saoda dibunuh dengan dipukul Panidi di kepalanya.

Kasus ini terungkap karena kecurigaan polisi akan luka akibat pukulan benda keras di kepala dan tengkuk korban. Pada 8-9 Februari kemarin, para pelaku dibekuk.

Kasat Reskrim Polres Jakut, AKBP Dady Hartadi mengaku, pembunuhan dilakukan di rumah korban di Semper Barat, Cilincing pada 25 Januari 2014 lalu. Mustain saat itu tengah berada di kamar mandi. Eksekutor Panidi yang dibayar Rp4 juta datang dengan membawa balok dan memukul kepala korban.

“Dari olah TKP, ternyata ditemukan hal-hal yang mencurigakan. Di TKP posisi korban telah meninggal dunia, kemudian ada memar di leher dan tengkuk si korban. Pertama kali ditemukan korban di kamar, sudah dipindahkan dari kamar mandi,” jelas Dady.

Polisi kemudian mengembangkan kasus ini dan memeriksa saksi-saksi, hingga terungkap aksi busuk para pelaku. Kepada warga dan polisi Saoda sempat bercerita kalau suaminya jatuh di kamar mandi. “Para pelaku dikenakan pasal 340 KUHP dan 338 KUHP,” tutup Dady.

Perintah membunuh datang dari istri Mustain, Saoda. Motif sakit hati Mustain menikah lagi menjadi alasan. Tapi kenapa Panidi dan Hasun mau saja disuruh membunuh?

“Tiap hari ke rumah (Saodah-red), terus saya ngasih tahu. Kamu harus sabar, sudah tenang saja berdoa. Karena ulah suaminya sudah berulang-ulang kali. Saya hanya kasihan dengan Bu Saodah,” jelas Hasun.

Sedang menurut Panidi, dia mau membantu ikut membunuh karena diajak Hasun. Panidi mengaku memiliki utang budi kepada Hasun.

“Karena saya punya utang budi sama dia. Saya sering ditolong materi. Baru sekali membunuh orang, kalau mukul orang sering,” jelas dia.

Panidi mengaku baru kali ini melakukan order profesi pembunuh bayaran. “Baru kali ini, dapat total uang semua Rp4 juta,” jelas dia.

Setelah Mustain tewas dia lari ke Lampung kemudian ke Gresik, sebelum akhirnya ditangkap unit Jatanras Polres Jakut. (net/bbs)

Pembunuhan-Ilustrasi
Pembunuhan-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ini peringatan bagi laki-laki yang mau kawin lagi. Juragan besi tua Mustain (43) tewas dibantai pembunuh bayaran yang disewa istrinya, Saoda. Sang istri sakit hati karena Mustain menikah lagi, sehingga lupa diri. Saoda akhirnya membayar Hasun dan Panidi untuk membunuh Mustain.

“Nggak pernah ngasih uang belanja, sama anak nggak ingat,” jelas Saoda di Mapolres Jakut, Selasa (11/2).

Saoda makin kesal kala istri muda sang suami hamil. Sayang pada Saoda seolah sirna. Saoda benar-benar dilupakan, Mustain jarang pulang.

“Awalnya nyuruhnya suruh kasih pelajaran saja biar cacat,” jelas perempuan berusia 40-an tahun ini.

Hingga kemudian dia bercerita kasusnya ke Hasun. Sampai muncul ide melakukan eksekusi mati pada Mustain. Panidi seorang jagoan di Gresik diajak ikut serta sebagai eksekutor.

Pada 25 Januari 2014 pembunuhan dilakukan di rumah korban di Semper Barat, Cilincing. Mustain yang tengah pulang ke rumah Saoda dibunuh dengan dipukul Panidi di kepalanya.

Kasus ini terungkap karena kecurigaan polisi akan luka akibat pukulan benda keras di kepala dan tengkuk korban. Pada 8-9 Februari kemarin, para pelaku dibekuk.

Kasat Reskrim Polres Jakut, AKBP Dady Hartadi mengaku, pembunuhan dilakukan di rumah korban di Semper Barat, Cilincing pada 25 Januari 2014 lalu. Mustain saat itu tengah berada di kamar mandi. Eksekutor Panidi yang dibayar Rp4 juta datang dengan membawa balok dan memukul kepala korban.

“Dari olah TKP, ternyata ditemukan hal-hal yang mencurigakan. Di TKP posisi korban telah meninggal dunia, kemudian ada memar di leher dan tengkuk si korban. Pertama kali ditemukan korban di kamar, sudah dipindahkan dari kamar mandi,” jelas Dady.

Polisi kemudian mengembangkan kasus ini dan memeriksa saksi-saksi, hingga terungkap aksi busuk para pelaku. Kepada warga dan polisi Saoda sempat bercerita kalau suaminya jatuh di kamar mandi. “Para pelaku dikenakan pasal 340 KUHP dan 338 KUHP,” tutup Dady.

Perintah membunuh datang dari istri Mustain, Saoda. Motif sakit hati Mustain menikah lagi menjadi alasan. Tapi kenapa Panidi dan Hasun mau saja disuruh membunuh?

“Tiap hari ke rumah (Saodah-red), terus saya ngasih tahu. Kamu harus sabar, sudah tenang saja berdoa. Karena ulah suaminya sudah berulang-ulang kali. Saya hanya kasihan dengan Bu Saodah,” jelas Hasun.

Sedang menurut Panidi, dia mau membantu ikut membunuh karena diajak Hasun. Panidi mengaku memiliki utang budi kepada Hasun.

“Karena saya punya utang budi sama dia. Saya sering ditolong materi. Baru sekali membunuh orang, kalau mukul orang sering,” jelas dia.

Panidi mengaku baru kali ini melakukan order profesi pembunuh bayaran. “Baru kali ini, dapat total uang semua Rp4 juta,” jelas dia.

Setelah Mustain tewas dia lari ke Lampung kemudian ke Gresik, sebelum akhirnya ditangkap unit Jatanras Polres Jakut. (net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/