29 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Seorang Perampok Dibekuk, Diduga Orang Dalam

Foto: Tuntun/PM Pelaku perampokan yang diamankan warga.
Foto: Tuntun/PM
Pelaku perampokan yang diamankan warga.

SUMUTPOS.CO – Insiden perampokan di rumah pengrajin emas itu diduga didalangi orang dalam. Pasalnya, dari tiga orang pelaku, ada seorang yang menggunakan topeng yang biasa digunakan anak-anak yang dijual di jalanan.

Kawanan perampok tersebut diduga menggunakan mobil yang belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, dari amatan kru koran ini, mereka mengetahui lokasi karena masuk melalui sebuah gang yang menuju belakang rumah korban. Gang tersebut ialah gang Komplek Pasundan Dalam.

Kawanan perampok pun masuk ke rumah korban tidak melalui depan rumah. Melainkan dari Jalan Sewindu Medan yang bersimpang menuju gang belakang rumah korban. Kuat dugaan, seorang yang menggunakan topeng tersebut takut dikenali korban sehingga menggunakan topeng.

Kesehariannya memang aktifitas di dalam rumah tersebut ialah untuk merancang bentuk-bentuk emas. Para korban di dalam rumah itu melakukan pekerjaannya setelah diminta beberapa toko mas yang ada di Pajak Petisah Medan.

Akan tetapi, dari pengakuan keluarga korban, yang biasa membantu mereka bekerja untuk mengubah emas tersebut adalah para perempuan. Sementara saat disinggung soal apakah mereka mengenal gelagat pelaku, keluarga korban mengatakan belum tahu pasti.

“Tadi pelakunya ada yang menggunakan topeng satu orang. Topeng yang biasa di jalanan itu. Pekerjaan kami cuma upahan saja untuk mengubah emas, kalau diminta toko emas. Biasa mendapat tawaran dari toko mas yang ada di Pajak Petisah,” ujar seorang lelaki tua yang merupakan keluarga korban yang enggan menyebutkan namanya.

Sementara itu, menurut pengakuan dari seorang pekerja korban, Aing (25) mengaku sama sekali tidak mengenal para pelaku. Dan dia pas kejadian itu masih dalam perjalanan. “Rumahku di daerah Sunggal bang. Saya kerja di sini. Setelah rame saya baru nyampe jadi tidak melihat secara langsung para pelaku pas melakukan aksinya,” ujar perempuan berbadan kurus tersebut.

Untuk memastikan apakah sebelum beraksi ada warga yang melihat kedatangan para pelaku, kru koran ini pun menemui seorang perempuan yang bekerja di Salon Susan salonnya tepat berada di simpang gang tersebut.

“Pas masuknya mereka tidak ada kami lihat. Karena komplek kan sunyi dan tidak tahu siapa yang keluar masuk. Pas lari pelakunya baru kami lihat dan dikejar-kejar warga. Kalau kedatangan mereka memang tidak ada kami tahu pastinya,” ujarnya.

Setelah bersusah payah melakukan pengejaran, akhirnya pelaku pun berhadil ditangkap di Jalan PWS Medan. Saat itu warga yang berhasil mengangkap pelaku masih sempat dikelabui pelaku, saat itu dia mengatakan bahwa dia bukan salah seorang dari perampok tersebut. Melainkan korban perampokan. Akan tetapi warga tidak langsung percaya.

Mereka pun langsung memegang tangan pelaku dan mengatakan ikut dulu. Sementara yang lain langsung menggeledah tubuh pelaku. Saat itulah mereka menemukan sebuah pistol mainan (mancis) ada di pinggangnya. Mengetahui itu, warga pun langsung menggiringnya ke TKP.

Kepastian warga yang mengatakan bahwa yang mereka tangkap adalah pelakunya. Saat itu korban masih berada di luar belakang rumah. Melihat pelaku di boyong, Meri langsung mengatakan bahwa dia salah satunya pelakunya. “Ini satu pelakunya, tega kali kau yah merampok kami,” teriak korban.

Mendengar ucapan tersebut warga sekitar pun semakin beringas dan langsung menghajarnya sampai babak belur. “Pas ada teriak maling, langsung kami kejar lah dia (pelaku) bang. Kami kejar sampai ke Jalan PWS. Pas kami tangkap dia sempat pula tak mengaku dan mengatakan dia korban. Kami tak percaya, langsung kukunci lehernya. Trus kawan kusuruh menggeledah. Ada dapat pistol mainnan,” ujar seorang warga yang menangkap pelaku.

“Setelah itu, kami bawa lah dia kembali ke lokasi kejadian. Yang lain menghubungi ke polisi. Kami memukuli dia supaya dikasi tahu kemana kawannya lari. Pas nyampe di belakang, dibilang kakak itu (korban) lah dia salah satu pelakunya,” tambahnya lagi. (tun/bd)

Foto: Tuntun/PM Pelaku perampokan yang diamankan warga.
Foto: Tuntun/PM
Pelaku perampokan yang diamankan warga.

SUMUTPOS.CO – Insiden perampokan di rumah pengrajin emas itu diduga didalangi orang dalam. Pasalnya, dari tiga orang pelaku, ada seorang yang menggunakan topeng yang biasa digunakan anak-anak yang dijual di jalanan.

Kawanan perampok tersebut diduga menggunakan mobil yang belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, dari amatan kru koran ini, mereka mengetahui lokasi karena masuk melalui sebuah gang yang menuju belakang rumah korban. Gang tersebut ialah gang Komplek Pasundan Dalam.

Kawanan perampok pun masuk ke rumah korban tidak melalui depan rumah. Melainkan dari Jalan Sewindu Medan yang bersimpang menuju gang belakang rumah korban. Kuat dugaan, seorang yang menggunakan topeng tersebut takut dikenali korban sehingga menggunakan topeng.

Kesehariannya memang aktifitas di dalam rumah tersebut ialah untuk merancang bentuk-bentuk emas. Para korban di dalam rumah itu melakukan pekerjaannya setelah diminta beberapa toko mas yang ada di Pajak Petisah Medan.

Akan tetapi, dari pengakuan keluarga korban, yang biasa membantu mereka bekerja untuk mengubah emas tersebut adalah para perempuan. Sementara saat disinggung soal apakah mereka mengenal gelagat pelaku, keluarga korban mengatakan belum tahu pasti.

“Tadi pelakunya ada yang menggunakan topeng satu orang. Topeng yang biasa di jalanan itu. Pekerjaan kami cuma upahan saja untuk mengubah emas, kalau diminta toko emas. Biasa mendapat tawaran dari toko mas yang ada di Pajak Petisah,” ujar seorang lelaki tua yang merupakan keluarga korban yang enggan menyebutkan namanya.

Sementara itu, menurut pengakuan dari seorang pekerja korban, Aing (25) mengaku sama sekali tidak mengenal para pelaku. Dan dia pas kejadian itu masih dalam perjalanan. “Rumahku di daerah Sunggal bang. Saya kerja di sini. Setelah rame saya baru nyampe jadi tidak melihat secara langsung para pelaku pas melakukan aksinya,” ujar perempuan berbadan kurus tersebut.

Untuk memastikan apakah sebelum beraksi ada warga yang melihat kedatangan para pelaku, kru koran ini pun menemui seorang perempuan yang bekerja di Salon Susan salonnya tepat berada di simpang gang tersebut.

“Pas masuknya mereka tidak ada kami lihat. Karena komplek kan sunyi dan tidak tahu siapa yang keluar masuk. Pas lari pelakunya baru kami lihat dan dikejar-kejar warga. Kalau kedatangan mereka memang tidak ada kami tahu pastinya,” ujarnya.

Setelah bersusah payah melakukan pengejaran, akhirnya pelaku pun berhadil ditangkap di Jalan PWS Medan. Saat itu warga yang berhasil mengangkap pelaku masih sempat dikelabui pelaku, saat itu dia mengatakan bahwa dia bukan salah seorang dari perampok tersebut. Melainkan korban perampokan. Akan tetapi warga tidak langsung percaya.

Mereka pun langsung memegang tangan pelaku dan mengatakan ikut dulu. Sementara yang lain langsung menggeledah tubuh pelaku. Saat itulah mereka menemukan sebuah pistol mainan (mancis) ada di pinggangnya. Mengetahui itu, warga pun langsung menggiringnya ke TKP.

Kepastian warga yang mengatakan bahwa yang mereka tangkap adalah pelakunya. Saat itu korban masih berada di luar belakang rumah. Melihat pelaku di boyong, Meri langsung mengatakan bahwa dia salah satunya pelakunya. “Ini satu pelakunya, tega kali kau yah merampok kami,” teriak korban.

Mendengar ucapan tersebut warga sekitar pun semakin beringas dan langsung menghajarnya sampai babak belur. “Pas ada teriak maling, langsung kami kejar lah dia (pelaku) bang. Kami kejar sampai ke Jalan PWS. Pas kami tangkap dia sempat pula tak mengaku dan mengatakan dia korban. Kami tak percaya, langsung kukunci lehernya. Trus kawan kusuruh menggeledah. Ada dapat pistol mainnan,” ujar seorang warga yang menangkap pelaku.

“Setelah itu, kami bawa lah dia kembali ke lokasi kejadian. Yang lain menghubungi ke polisi. Kami memukuli dia supaya dikasi tahu kemana kawannya lari. Pas nyampe di belakang, dibilang kakak itu (korban) lah dia salah satu pelakunya,” tambahnya lagi. (tun/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/