MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi prampokan dengan modus ‘tabrak adik’ kembali marak. Kali ini giliran Jeremiah (19), warga Jalan Setia Budi, Medan Sunggal yang jadi korban. Berharap pelaku ditangkap, anak anggota DPRD PadangSidImpuan itu akhirnya mendatangi Polresta Medan untuk membuat laporan.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Pembangunan, Medan Baru, Selasa (17/5) sekira pukul 16.00 WIB. Sore itu, korban bersama rekannya Kevin
(19) melintas di lokasi mengendarai sepeda motor Honda Vario Techno putih BK 6263 AGB. Kedua sohib itu pergi dari sekolah menuju kediaman mereka untuk mengambil pakaian renang.
Saat melintas di Jalan Pembangunan, tiba-tiba laju sepeda motor mereka dihentikan
2 pria tak dikenal mengendarai sepeda motor Honda Beat putih BK 6107 AFY. Tanpa basa-basi, dengan wajah emosi kedua pelaku langsung menuduh korban telah menabrak adik mereka. Karena merasa tak ada melakukan hal tersebut, korban bersama rekannya langsung tancap gas untuk menghindari pelaku. Namun, kedua pelaku berhasil mengejar.
“Kami sudah lari namun mereka berhasil memberhentikan kami, mereka bilang “kalau bukan kalian pelakunya, kenapa harus lari,” ungkapnya menirukan ucapan pelaku. Dibawah anacaman, kedua korban dibawa pelaku ke lokasi yang sepi. “Kami dibawa ke tempat sepi, gak tahu dimana itu, lalu kami disuruh turun dari kereta,” jelasnya. Siswa SMA ST Thomas 2 kelas 2 ini mengatakan, mereka yang tak mau menuruti permintaan tersebut langsung ditodongkan sebilah pisau oleh salah satu pelaku.
“Karena gak mau turun dari kereta, kami diancam pakai pisau. Turun dulu kalian, jangan sampai kucongkel biji mata kalian,” ancam pelaku. Ancaman itu membuat nyali kedua korban ciut, hingga menuruti permintaan pelaku. “Diancam seperti itu ya kami takutlah bang, apalagi tempatnya sepi,” ujarnya. Detik berikutnya pelaku meminta sepeda motor yang dia bawa untuk diperlihatkan kepada adiknya yang menjadi korban tabrak lari. “Dia bilang, sini dulu kereta kalian mau kutunjukkan sama adikku, mana tahu adik saya masih ingat. Setelah itu dia pergi, sementara temannya bersama kami,” jelasnya.
Tak lama berselang, pelaku kembali menghampirinya dan mengatakan sepeda motor tersebut mirip dengan yang menabrak adiknya. “Pas kembali, dia bilang kalau keretanya mirip dengan yang nabrak adiknya, lalu dia memfotokan wajah kami untuk ditunjukkan sama adiknya,” kenangnya. Jeremiah mengatakan, ketika si pelaku kembali lagi, lagi-lagi ia berkata jika wajah korban dan rekannya mirip dengan pelaku penabrak
adiknya. “Dia pergi lagi, pas balik lagi, dia bilang kalau wajah saya mirip dengan yang menabrak adiknya,” ucapnya.
Setelah itu, korban dan rekannya diperintah oleh pelaku untuk menunggu di tempat itu dengan alasan ingin menjemput adiknya. “Kami disuruh tunggu, katanya dia mau bawa mamak dan adiknya untuk menemui kami, tapi setelah itu mereka tidak ada balik lagi,” jelasnya. Ketika disinggung tentang identitas kedua pelaku, Jeremiah mengaku
jika para pelaku tidak ada menyebutkan tentang identitasnya.
“Kami gak tahu namanya siapa bang, tapi ciri-cirinya saya tanda, yang 1 kulitnya hitam dan berambut rapi,” tandasnya. Sementara itu, salah seorang petugas SPKT Polresta Medan yang enggan namanya dikorankan mengaku pihaknya belum bisa menerima laporan korban.
“Laporannya belum kita buat karena korban tidak ada membawa surat-surat bukti kepemilikan kereta, kita sudah sarankan untuk membawa surat-surat tersebut,” ucapnya. (riz/deo)