28.4 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Bocah 7 Tahun Tewas Kecelakaan Diduga Akibat Traffic Light Semrawut

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Peristiwa kecelakaan maut yang merenggut nyawa pelajar sekolah dasar negeri, menimbulkan persoalan lain. Adalah penyebab kecelakaan, diduga karena lampu lalulintas atau traffic light di tempat kejadian perkara, perempatan Km 19 Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur, semrawut hingga tidak beraturan.

Pantauan wartawan, Jumat (18/11), lampu lalulintas di TKP memang tidak beraturan. Seperti, pengendara yang datang dari Medan menuju Binjai dan sebaliknya, lampu lalulintas pada dua ruas arah ini memiliki kondisi sama. Artinya, lampu lalulintas menyala hijau, pengendara pada kedua lajur ini sama-sama berjalan. Sementara kondisi serupa untuk lajur Jalan Gajah Mada menuju Jalan Wahidin.

Alhasil, berpotensi terjadi penumpukan di tengah badan Jalan Soekarno-Hatta atau Jalan Medan-Binjai. “Ya, kondisinya begitu. Kalau kita jalan dari arah Medan menuju Binjai dan sebaliknya, Binjai menuju Medan, lampu lalulintas atau traffic lightnya warna hijau, ya jalan kendaraan pada dua ruas itu,” kata Andi, warga sekitar mengakui hal tersebut.

Dia juga mengamini, hal serupa terjadi pada ruas Jalan Wahidin menuju Jalan Gajah Mada. Ini menunjukkan kondisi lampu lintasnya hanya 2 kali perubahan saja. Sedangkan di lokasi ini, ada 4 lajur. “Harusnya jangan disamakan begitu. Inilah yang buat menumpuk kendaraan di tengah badan Jalan Soekarno-Hatta. Karena pas pengendara yang jalan dari Jalan Gajah Mada menuju Jalan Wahidin, itukan menyeberang. Ketika lampu lalulintas dari Medan menuju Binjai hijau, berhenti lah pengendara di tengah badan jalan jadinya,” kata dia.

Apalagi di jam padat lalu lintas. Tak ayal, kondisi tersebut membuat semrawut. Kendaraan roda dua maupun roda empat saling rebutan untuk mendahuluinya saat menumpuk di tengah badan jalan. “Sudah gitu tidak ada petugasnya lagi yang mengurai, semrawut lah,” kata warga.

Sayangnya, Dinas Perhubungan Kota Binjai belum menjawab kondisi lampu lalulintas tersebut. Kadishub Binjai, Chairin Simanjuntak tidak dapat dihubungi.

Terpisah, Polres Binjai yang menangani perkara kecelakaan ini juga mengamini hal tersebut. Kasi Humas Polres Binjai, Iptu Junaidi bilang, kondisi lampu lalulintas yang tak beraturan menjadi salah satu penyebab kecelakaan.

Junaidi menambahkan, pihaknya telah menyurati Dinas Perhubungan Kota Binjai terkait persoalan tersebut. “Kami sudah memberitahukan dan menyurati Dishub Binjai, soal lampu merah yang tidak sinkron dalam pengoprasiannya. Bisa jadi, seringnya kecelakaan di sana, salah satu faktornya karena trafficlight itu juga,” pungkasnya.

Sebelumnya, seorang pelajar SDN berinisial MBAH yang berusia 7 tahun menjadi korban kecelakaan lalu lintas, Kamis (17/11) siang. Korban tewas mengenaskan saat mengenakan baju seragam sekolah dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian perkara.

Ceritanya, korban berboncengan dengan sang ayah berinisial Pur (40) warga Kecamatan Sei Bingai, Langkat. Sang ayah mengemudikan Honda Supra BK 6617 RX berboncengan dengan anaknya, berjalan dari arah Jalan Wahidin menuju Jalan Soekarno-Hatta.

Sesampainya di TKP, bagian kanan sepeda motor dihantam oleh dum truk Mitsubishi Fuso BK 9464 CS yang disopori FNK (20) warga Desa Panombean Kecamatan Bandar Mesilam, Simalungun. Akibatnya, si anak tewas dan sang ayah mengalami luka. (ted)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Peristiwa kecelakaan maut yang merenggut nyawa pelajar sekolah dasar negeri, menimbulkan persoalan lain. Adalah penyebab kecelakaan, diduga karena lampu lalulintas atau traffic light di tempat kejadian perkara, perempatan Km 19 Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur, semrawut hingga tidak beraturan.

Pantauan wartawan, Jumat (18/11), lampu lalulintas di TKP memang tidak beraturan. Seperti, pengendara yang datang dari Medan menuju Binjai dan sebaliknya, lampu lalulintas pada dua ruas arah ini memiliki kondisi sama. Artinya, lampu lalulintas menyala hijau, pengendara pada kedua lajur ini sama-sama berjalan. Sementara kondisi serupa untuk lajur Jalan Gajah Mada menuju Jalan Wahidin.

Alhasil, berpotensi terjadi penumpukan di tengah badan Jalan Soekarno-Hatta atau Jalan Medan-Binjai. “Ya, kondisinya begitu. Kalau kita jalan dari arah Medan menuju Binjai dan sebaliknya, Binjai menuju Medan, lampu lalulintas atau traffic lightnya warna hijau, ya jalan kendaraan pada dua ruas itu,” kata Andi, warga sekitar mengakui hal tersebut.

Dia juga mengamini, hal serupa terjadi pada ruas Jalan Wahidin menuju Jalan Gajah Mada. Ini menunjukkan kondisi lampu lintasnya hanya 2 kali perubahan saja. Sedangkan di lokasi ini, ada 4 lajur. “Harusnya jangan disamakan begitu. Inilah yang buat menumpuk kendaraan di tengah badan Jalan Soekarno-Hatta. Karena pas pengendara yang jalan dari Jalan Gajah Mada menuju Jalan Wahidin, itukan menyeberang. Ketika lampu lalulintas dari Medan menuju Binjai hijau, berhenti lah pengendara di tengah badan jalan jadinya,” kata dia.

Apalagi di jam padat lalu lintas. Tak ayal, kondisi tersebut membuat semrawut. Kendaraan roda dua maupun roda empat saling rebutan untuk mendahuluinya saat menumpuk di tengah badan jalan. “Sudah gitu tidak ada petugasnya lagi yang mengurai, semrawut lah,” kata warga.

Sayangnya, Dinas Perhubungan Kota Binjai belum menjawab kondisi lampu lalulintas tersebut. Kadishub Binjai, Chairin Simanjuntak tidak dapat dihubungi.

Terpisah, Polres Binjai yang menangani perkara kecelakaan ini juga mengamini hal tersebut. Kasi Humas Polres Binjai, Iptu Junaidi bilang, kondisi lampu lalulintas yang tak beraturan menjadi salah satu penyebab kecelakaan.

Junaidi menambahkan, pihaknya telah menyurati Dinas Perhubungan Kota Binjai terkait persoalan tersebut. “Kami sudah memberitahukan dan menyurati Dishub Binjai, soal lampu merah yang tidak sinkron dalam pengoprasiannya. Bisa jadi, seringnya kecelakaan di sana, salah satu faktornya karena trafficlight itu juga,” pungkasnya.

Sebelumnya, seorang pelajar SDN berinisial MBAH yang berusia 7 tahun menjadi korban kecelakaan lalu lintas, Kamis (17/11) siang. Korban tewas mengenaskan saat mengenakan baju seragam sekolah dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian perkara.

Ceritanya, korban berboncengan dengan sang ayah berinisial Pur (40) warga Kecamatan Sei Bingai, Langkat. Sang ayah mengemudikan Honda Supra BK 6617 RX berboncengan dengan anaknya, berjalan dari arah Jalan Wahidin menuju Jalan Soekarno-Hatta.

Sesampainya di TKP, bagian kanan sepeda motor dihantam oleh dum truk Mitsubishi Fuso BK 9464 CS yang disopori FNK (20) warga Desa Panombean Kecamatan Bandar Mesilam, Simalungun. Akibatnya, si anak tewas dan sang ayah mengalami luka. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/