25.6 C
Medan
Monday, May 13, 2024

Bantu Fadli Sadama Kabur dari Rutan

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Petugas Densus 88 menggiring 1 dari 3 tersangka diduga teroris yang berhasil diamankan di kawasan Medan Marelan Senin (16/12) malam.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Petugas Densus 88 menggiring 1 dari 3 tersangka diduga teroris yang berhasil diamankan di kawasan Medan Marelan Senin (16/12) malam.

SUMUTPOS.CO – Beberapa jam pasca ditangkap Densus 88 Mabes Polri, keluarga ketiga terduga teroris langsung datang ke Tim Pengacara Muslim (TPM) Medan.

“Semalam setelah penangkapan itu, pihak keluarga sudah menghubungi dan menyuruh kita mendampingi ketiganya. Oleh karena itu kami menyuruh keluarga supaya datang ke kantor kita. Dan tadi, Selasa (17/12) sekitar pukul 15.30 WIB, pihak keluarga sudah datang dan kita sudah resmi menjadi kuasa hukumnya,” ujar Ahmad Sukri Hasibuan SH, satu dari 4 kuasa hukum ketiga terduga teroris itu pada POSMETRO MEDAN.

Ahmad juga menambahkan bahwa yang datang menemui mereka ialah orangtua dari Muslim dan Ayatullah yakni Imbalo (65) yang beralamat di lingkungan III Sei Mati, Kel. Sei Mati, Kec. Medan Labuhan.

“Kalau yang dua orang itu adalah abang beradi dan ayahnya atas nama Imbalo yang datang kemari. Kalau Fachrul yang datang istrinya, mereka tetanggan,” tambah Ahmad yang ditemui di kantornya, Jl.  Prajurit No. 48 B, Kel. Glugur, Kec. Medan Timur.

Disinggung soal langkah apa yang akana mereka lakukan? Ahmad mengaku akan lebih dulu mencari tau keberadaan ketiga terduga teroris itu. “Sore ini kita ke Brimob untuk mengetahui keberadaan ketiga orang tersebut. Berdar kabar mereka ditembak. Sementara saat penangkapan mereka tak ada melawan. Makanya harus benar-benar kita ketahui dulu dimana keberadaan mereka sekarang,” ujarnya.

“Dan setelah mengetahuinya, kalau memang proses hukumnya diproses di Medan, kita akan mendampinginya. Dan kalau diproses di Jakarta kita akan berkoordinasi dengan TPM Pusat di sana,” ucapnya.

Untuk mendampingi ketiga terduga teroris itu, keluarga memberikan kuasa kepada empat pengacara yakni Mahmud Irsad Lubis, SH, Eko Winarno, SH, Ahmad Sukri Hasibuan, SH dan Sofyan Taufik, SH. Sementara itu, data yang dihimpun dari Densus 88, ketiga terduga teroris itu terlibat dalam serangkaian perampokan bank yang ada di Medan beberapa tahun silam. Di antaranya perampokan Bank Mestika Simpang Kantor (tahun 2008-red),perampokan Bank Mandiri Cabang Pardede (tahun 2009-red), serta perampokan CIMB Niaga (tahun 2010-red).

Dua di antaranya, yakni Thomas Muslim Hasibuan dan Hayatullah Mushab Hasibuan  mengetahui dan turut membantu pelarian empat napi teroris yang kabur dari Lapas Tanjung Gusta, saat pecahnya kerusuhan pada Juli 2013. Sementara itu, Thomas Muslim Hasibuan yang diketahui lahir di kota Lhokseumawe Aceh ini, menurut informasinya merupakan adik ipar Fadli Sadama.

“Dari keterangan Fadli Sadama. Ketiganya kita tangkap terkait keterlibatannya  dalam sejumlah perampokan. Namun dua di antaranya (Thomas Muslim Hasibuan dan Hayatullah Mushab Hasibuan-red) yang  merupakan warga Sungai Mati, Kampung Baru ini, diketahui terlibat langsung dalam perampokan yang terjadi pada beberapa bank dan money changer yang ada di Medan,” ujar  AKBP Ari Kris, salah satu Tim Densus 88 Mabes Polri saat dikonfirmasi reporter di Mako Brimobdasu.

“Untuk berbaur dengan masyarakat dan menjalankan aktivitasnya sehari-hari, ketiga tersangka terduga teroris ini menjalankan bisnis masak memasak makanan (cateringan-red). Untuk mendalami kasus ini, keterlibatan ketiganya akan dibawa ke Mabes Polri,” tandas Ari Kris. (gus/tun/deo)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Petugas Densus 88 menggiring 1 dari 3 tersangka diduga teroris yang berhasil diamankan di kawasan Medan Marelan Senin (16/12) malam.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Petugas Densus 88 menggiring 1 dari 3 tersangka diduga teroris yang berhasil diamankan di kawasan Medan Marelan Senin (16/12) malam.

SUMUTPOS.CO – Beberapa jam pasca ditangkap Densus 88 Mabes Polri, keluarga ketiga terduga teroris langsung datang ke Tim Pengacara Muslim (TPM) Medan.

“Semalam setelah penangkapan itu, pihak keluarga sudah menghubungi dan menyuruh kita mendampingi ketiganya. Oleh karena itu kami menyuruh keluarga supaya datang ke kantor kita. Dan tadi, Selasa (17/12) sekitar pukul 15.30 WIB, pihak keluarga sudah datang dan kita sudah resmi menjadi kuasa hukumnya,” ujar Ahmad Sukri Hasibuan SH, satu dari 4 kuasa hukum ketiga terduga teroris itu pada POSMETRO MEDAN.

Ahmad juga menambahkan bahwa yang datang menemui mereka ialah orangtua dari Muslim dan Ayatullah yakni Imbalo (65) yang beralamat di lingkungan III Sei Mati, Kel. Sei Mati, Kec. Medan Labuhan.

“Kalau yang dua orang itu adalah abang beradi dan ayahnya atas nama Imbalo yang datang kemari. Kalau Fachrul yang datang istrinya, mereka tetanggan,” tambah Ahmad yang ditemui di kantornya, Jl.  Prajurit No. 48 B, Kel. Glugur, Kec. Medan Timur.

Disinggung soal langkah apa yang akana mereka lakukan? Ahmad mengaku akan lebih dulu mencari tau keberadaan ketiga terduga teroris itu. “Sore ini kita ke Brimob untuk mengetahui keberadaan ketiga orang tersebut. Berdar kabar mereka ditembak. Sementara saat penangkapan mereka tak ada melawan. Makanya harus benar-benar kita ketahui dulu dimana keberadaan mereka sekarang,” ujarnya.

“Dan setelah mengetahuinya, kalau memang proses hukumnya diproses di Medan, kita akan mendampinginya. Dan kalau diproses di Jakarta kita akan berkoordinasi dengan TPM Pusat di sana,” ucapnya.

Untuk mendampingi ketiga terduga teroris itu, keluarga memberikan kuasa kepada empat pengacara yakni Mahmud Irsad Lubis, SH, Eko Winarno, SH, Ahmad Sukri Hasibuan, SH dan Sofyan Taufik, SH. Sementara itu, data yang dihimpun dari Densus 88, ketiga terduga teroris itu terlibat dalam serangkaian perampokan bank yang ada di Medan beberapa tahun silam. Di antaranya perampokan Bank Mestika Simpang Kantor (tahun 2008-red),perampokan Bank Mandiri Cabang Pardede (tahun 2009-red), serta perampokan CIMB Niaga (tahun 2010-red).

Dua di antaranya, yakni Thomas Muslim Hasibuan dan Hayatullah Mushab Hasibuan  mengetahui dan turut membantu pelarian empat napi teroris yang kabur dari Lapas Tanjung Gusta, saat pecahnya kerusuhan pada Juli 2013. Sementara itu, Thomas Muslim Hasibuan yang diketahui lahir di kota Lhokseumawe Aceh ini, menurut informasinya merupakan adik ipar Fadli Sadama.

“Dari keterangan Fadli Sadama. Ketiganya kita tangkap terkait keterlibatannya  dalam sejumlah perampokan. Namun dua di antaranya (Thomas Muslim Hasibuan dan Hayatullah Mushab Hasibuan-red) yang  merupakan warga Sungai Mati, Kampung Baru ini, diketahui terlibat langsung dalam perampokan yang terjadi pada beberapa bank dan money changer yang ada di Medan,” ujar  AKBP Ari Kris, salah satu Tim Densus 88 Mabes Polri saat dikonfirmasi reporter di Mako Brimobdasu.

“Untuk berbaur dengan masyarakat dan menjalankan aktivitasnya sehari-hari, ketiga tersangka terduga teroris ini menjalankan bisnis masak memasak makanan (cateringan-red). Untuk mendalami kasus ini, keterlibatan ketiganya akan dibawa ke Mabes Polri,” tandas Ari Kris. (gus/tun/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/