25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nek Nj: Demi Allah, Jangan Main Tuduh Seperti Itu!

Nenek Nj alias Har (61) tahun, saat ditemui di sebuah bedeng semipermanen berukuran sekitar 5×10 meter. Ia membantah keras telah mencabuli ABG.

PALEMBANG, SUMUTPOS.CO – Beberapa hari ini, kasus dugaan pencabulan yang dilakukan nenek-nenek terhadap ABG masih menjadi perbicangan hangat di Palembang. Terlebih, kasus itu sempat menjadi viral di media sosial.

Banyak yang penasaran, bagaimana pencabulan terhadap Ar (13), seorang bocah laki-kali yang disebut terjadi hingga 10 kali.

Sejak kasus ini dilaporkan pada Sabtu (15/7/2017) lalu, Sumatera Ekspres (grup SUMUTPOS.CO) menelusuri alamat yang ada dalam pengaduan korban. Setelah dua hari berkutat di sebuah jalan di Kelurahan Demang Lebar Daun, Palembang, Sumsel, ditemukanlah tempat tinggal sang nenek.

Disambangi kemarin, nenek Nj alias Har kebetulan sedang di rumah. Usia sebenarnya bukan 80 tahun seperti yang dilaporkan, tapi baru 61 tahun. Tempat tinggalnya sebuah pembatas (bedeng) dari enam pintu bedeng semipermanen berukuran sekitar 5×10 meter.

Tampak jemuran pakaian penghuninya bergelantungan di teras bedeng panjang itu. Tampak salah satu ujung bedeng ada yang rusak rusak tak berbentuk.

Nenek Nj tinggal di tengah. Saat itu, dia tampak mengenakan daster bercorak batik dominan warga cokelat. Belum sempat mengungkapkan maksud kedatangan kami, sang nenek mengaku sudah dapat selentingan berita kalau dia dilaporkan ke polisi.

“Saya kira karena marahi dia (Ar). Tapi itu aku marah seperti ibu dan anak, tidak main ancam-ancaman,” ungkapnya.

Begitu tahu kalau dia dilaporkan atas dugaan pencabulan, nenek Nj pun meradang.

“Demi Allah, semua tidak benar. Jangan main tuduh seperti itu. Saya tidak ridho,” cetusnya. Meluncurlah cerita dari perempuan yang kerja serabutan itu.

Kata Nj, pelapor adalah anak angkatnya. “Saya jadikan dia anak angkat atas izin ayah dia, sejak kami bertetangga di lorong sebelumnya,” tutur dia.

Karena sudah menganggap sebagai anak, Nj membelikan Ar baju, memberi makan hingga uang jajan. Untuk itu, Nj mengaku giat mencari uang. Mulai dari memulung barang bekas, mencuci pakaian orang lain hingga jadi tukang urut.

“Kalau dia minta uang untuk jajan, saya kasih. Tapi, kalau sedang tidak ada uang, saya bilang apa adanya,” lanjutnya. Karena itu, dia menegaskan tidak mungkin dirinya melakukan pencabulan terhadap anak angkatnya tersebut. Dia menyebut sebenarnya Ar lah yang sering usil. “Pernah saya sedang tidur, tiba-tiba dia buka kelambu saya. Kemudian saya tegur,” ujarnya.

Sebetulnya, Nj dan suaminya, Gimin (70) yang tak punya anak sudah sering angkat anak. Jumlahnya puluhan. Ar yang terakhir. “Semua baik-baik saja. Saya sayangi semua sebagai anak. Sakit hati saya dituduh seperti ini,” imbuhnya sambil mengelus dada.

Nenek Nj alias Har (61) tahun, saat ditemui di sebuah bedeng semipermanen berukuran sekitar 5×10 meter. Ia membantah keras telah mencabuli ABG.

PALEMBANG, SUMUTPOS.CO – Beberapa hari ini, kasus dugaan pencabulan yang dilakukan nenek-nenek terhadap ABG masih menjadi perbicangan hangat di Palembang. Terlebih, kasus itu sempat menjadi viral di media sosial.

Banyak yang penasaran, bagaimana pencabulan terhadap Ar (13), seorang bocah laki-kali yang disebut terjadi hingga 10 kali.

Sejak kasus ini dilaporkan pada Sabtu (15/7/2017) lalu, Sumatera Ekspres (grup SUMUTPOS.CO) menelusuri alamat yang ada dalam pengaduan korban. Setelah dua hari berkutat di sebuah jalan di Kelurahan Demang Lebar Daun, Palembang, Sumsel, ditemukanlah tempat tinggal sang nenek.

Disambangi kemarin, nenek Nj alias Har kebetulan sedang di rumah. Usia sebenarnya bukan 80 tahun seperti yang dilaporkan, tapi baru 61 tahun. Tempat tinggalnya sebuah pembatas (bedeng) dari enam pintu bedeng semipermanen berukuran sekitar 5×10 meter.

Tampak jemuran pakaian penghuninya bergelantungan di teras bedeng panjang itu. Tampak salah satu ujung bedeng ada yang rusak rusak tak berbentuk.

Nenek Nj tinggal di tengah. Saat itu, dia tampak mengenakan daster bercorak batik dominan warga cokelat. Belum sempat mengungkapkan maksud kedatangan kami, sang nenek mengaku sudah dapat selentingan berita kalau dia dilaporkan ke polisi.

“Saya kira karena marahi dia (Ar). Tapi itu aku marah seperti ibu dan anak, tidak main ancam-ancaman,” ungkapnya.

Begitu tahu kalau dia dilaporkan atas dugaan pencabulan, nenek Nj pun meradang.

“Demi Allah, semua tidak benar. Jangan main tuduh seperti itu. Saya tidak ridho,” cetusnya. Meluncurlah cerita dari perempuan yang kerja serabutan itu.

Kata Nj, pelapor adalah anak angkatnya. “Saya jadikan dia anak angkat atas izin ayah dia, sejak kami bertetangga di lorong sebelumnya,” tutur dia.

Karena sudah menganggap sebagai anak, Nj membelikan Ar baju, memberi makan hingga uang jajan. Untuk itu, Nj mengaku giat mencari uang. Mulai dari memulung barang bekas, mencuci pakaian orang lain hingga jadi tukang urut.

“Kalau dia minta uang untuk jajan, saya kasih. Tapi, kalau sedang tidak ada uang, saya bilang apa adanya,” lanjutnya. Karena itu, dia menegaskan tidak mungkin dirinya melakukan pencabulan terhadap anak angkatnya tersebut. Dia menyebut sebenarnya Ar lah yang sering usil. “Pernah saya sedang tidur, tiba-tiba dia buka kelambu saya. Kemudian saya tegur,” ujarnya.

Sebetulnya, Nj dan suaminya, Gimin (70) yang tak punya anak sudah sering angkat anak. Jumlahnya puluhan. Ar yang terakhir. “Semua baik-baik saja. Saya sayangi semua sebagai anak. Sakit hati saya dituduh seperti ini,” imbuhnya sambil mengelus dada.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/