26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Massa Partai Aceh Rusak Atribut Caleg PDIP

TAKENGON, SUMUTPOS.CO – Menjelang Pemilu Legislatif 9 April mendatang, Propinsi NAD dilanda kericuhan. Yang terakhir, pembakaran sejumlah antribut Partai Aceh (PA) oleh massa di Kota Takengon, Rabu (19/3). Tak senang, ratusan massa PA balik menyerang.

Informasi yang dihimpun, massa PA mulai beraksi melakukan perusakan di Puskud Pante Raya Bener Meriah. 16 truk dirusak dan 3 unit kendaraan dibakar, termasuk satu unit Damkar milik Pemda setempat dirusak di Kampung Teritit.

Kemudian massa PA bergerak ke Aceh Tengah dengan membawa senjata tajam mereka sempat dihadang oleh satuan Polres Aceh Tengah dan Bener Meriah di perbatasan kedua kabupaten itu, tepatnya di Paya Tumpi.

Polisi beberapa kali melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menenangkan massa. Di waktu bersamaan petugas Polisi/TNI juga langsung mengamankan. Petugas menginstruksikan warga untuk tidak keluar dari rumah. Sementara warga yang sedang beraktifitas langsung diarahkan untuk menghindari area pusat kota. Sejumlah jalan utama ditutup oleh petugas.

Selang beberapa saat kemudian massa PA yang datang memasuki kota dengan berjalan kaki dikawal oleh petugas keamanan. Massa menuju Posko Pemenangan salah satu caleg, di Jalan Lebe Kader, Takengon. Posko dan spanduk dihancurkan.

Selanjutnya massa juga kembali berkonvoi ke arah jalur Takengon-Pegasing. Informasi diterima mereka berkumpul di Hotel Linge Land, belum diketahui apa yang dibahas di tempat itu. Pantauan Rakyat Aceh, sepanjang jalan yang dilalui massa PA melakukan perusakan terhadap antribut kampanye caleg DPR RI dari Partai PDIP itu.

Hingga berita ditulis, massa PA masih berkumpul di Hotel Linge Land, Takengon, Aceh Tengah. Sementara, terkait memanasnya situasi di Takengon, Kapolres Aceh Tengah, AKPB Artanto belum bisa dimintai keterangan.

Sementara itu, posko kemenangan caleg Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Langsa Maimul Mahdi dari Partai Aceh (PA) di Langsa dibakar orang tak dikenal. Hingga kini polisi masih menyelidiki kebenaran terbakarnya posko PA tersebut.

Posko itu terletak di Jalan PTPN I Kebun Baru, Gampong Payabujok Seuleumak, Kec Langsa Baro, Kota Langsa. Berjarak 50 meter dari Makodim 0104 Aceh Timur.

Diperkirakan, posko ludes terbakar sekitar pukul 02.30 WIB, Rabu (19/3). Warga setempat sempat panik. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Kapolres Langsa, AKBP H Hariadi mengatakan saat ini anggotanya sedang melakukan olah TKP. Pihaknya belum dapat memastikan apakah posko PA itu dibakar atau terbakar.

“Sejauh ini belum ada barang bukti kalau posko itu dibakar. Masih kita lidik apa dibakar atau terbakar,” kata Hariadi saat dikonfirmasi.

 

SENJATA OTK BERONDONG POSKO NASDEM MILIK TNI

Sementara itu, dua orang yang diduga pelaku pemberondongan posko caleg NasDem di Aceh Utara diduga menyewa senjata dari salah seorang anggota TNI. Kini anggota TNI yang disebut-sebut menyewakan senjata miliknya itu sudah diperiksa Polisi Militer Kodam Iskandar Muda.

Kepala Penerangan Kodam IM, Kolonel Arh Subagio Irianto, mengatakan, salah seorang anggota TNI yang diduga menyewakan senjata miliknya adalah Praka Heri, anggota Batalyon 111/Raider Kodam Iskandar Muda. Heri saat itu bertugas untuk pengamanan obyek vital di Exxon, Aceh Utara.

“Kami mendapat informasi tentang keterlibatan anggota dari media. Setelah mendapat informasi, kami langsung membentuk tim untuk melakukan penyelidikan,” kata Subagio kepada wartawan di Makodam IM, Banda Aceh, Rabu (19/3).

Tim yang dibentuk Kodam IM, kata Subagio, telah melakukan pemeriksaan terhadap Praka Heri bersama 10 temannya yang berada satu pos. Dari hasil pemeriksaan awal, Heri membantah telah menyewakan senjata kepada pelaku.

“Ia membantah semua tuduhan itu. Tapi ia bilang sudah lama kenal dengan pelaku,” jelas Subagio.

Sedangkan tim lain, lanjut Subagio, telah berkoordinasi dengan Polda Aceh untuk dapat meminta keterangan langsung dari dua pelaku. Namun, hingga saat ini Polda Aceh belum memberikan izin tersebut. “Hingga hari ini kita belum temukan adanya keterlibatan anggota TNI dalam kasus tersebut,” ungkapnya.

Menurut Subagio, semua senjata anggota TNI yang satu tim dengan Praka Heri sudah diamankan untuk pemeriksaan. Pihaknya juga mengaku masih memeriksa selongsong senjata yang ditemukan di lokasi pemberondongan. Sebab, selongsong yang keluar dari senjata itu berbeda-beda.

“Yang perlu kita sampaikan adalah semua anggota yang bertugas di Exxon dibekali dengan senjata dan 75 butir peluru atau tiga magazen. Dan dari pemeriksaan mendadak yang kita lakukan, semua peluru anggota masih lengkap,” ujar Subagio.

Polda Aceh menangkap dua pelaku pemberondongan posko caleg NasDem di Aceh Utara yang terjadi beberapa waktu lalu. Kedua pelaku ditangkap di lokasi terpisah di kawasan Aceh Utara.

Pelaku berinisial RI (30) ditangkap di sebuah warung di areal PT Bapco, Aceh Utara pada Minggu (16/3) sekitar pukul 16.00 WIB. Sedangkan satu orang lagi berinisial UA ditangkap di sebuah rumah di Aceh Utara pada Senin (17/3) sekitar pukul 00.00 WIB. Saat ini, keduanya masih menjalani pemeriksaan di Polres Aceh Utara. Polisi menyebut, berdasarkan keterangan pelaku, senjata yang digunakan adalah milik anggota TNI. (ron/ra/smg/net/bbs)

TAKENGON, SUMUTPOS.CO – Menjelang Pemilu Legislatif 9 April mendatang, Propinsi NAD dilanda kericuhan. Yang terakhir, pembakaran sejumlah antribut Partai Aceh (PA) oleh massa di Kota Takengon, Rabu (19/3). Tak senang, ratusan massa PA balik menyerang.

Informasi yang dihimpun, massa PA mulai beraksi melakukan perusakan di Puskud Pante Raya Bener Meriah. 16 truk dirusak dan 3 unit kendaraan dibakar, termasuk satu unit Damkar milik Pemda setempat dirusak di Kampung Teritit.

Kemudian massa PA bergerak ke Aceh Tengah dengan membawa senjata tajam mereka sempat dihadang oleh satuan Polres Aceh Tengah dan Bener Meriah di perbatasan kedua kabupaten itu, tepatnya di Paya Tumpi.

Polisi beberapa kali melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menenangkan massa. Di waktu bersamaan petugas Polisi/TNI juga langsung mengamankan. Petugas menginstruksikan warga untuk tidak keluar dari rumah. Sementara warga yang sedang beraktifitas langsung diarahkan untuk menghindari area pusat kota. Sejumlah jalan utama ditutup oleh petugas.

Selang beberapa saat kemudian massa PA yang datang memasuki kota dengan berjalan kaki dikawal oleh petugas keamanan. Massa menuju Posko Pemenangan salah satu caleg, di Jalan Lebe Kader, Takengon. Posko dan spanduk dihancurkan.

Selanjutnya massa juga kembali berkonvoi ke arah jalur Takengon-Pegasing. Informasi diterima mereka berkumpul di Hotel Linge Land, belum diketahui apa yang dibahas di tempat itu. Pantauan Rakyat Aceh, sepanjang jalan yang dilalui massa PA melakukan perusakan terhadap antribut kampanye caleg DPR RI dari Partai PDIP itu.

Hingga berita ditulis, massa PA masih berkumpul di Hotel Linge Land, Takengon, Aceh Tengah. Sementara, terkait memanasnya situasi di Takengon, Kapolres Aceh Tengah, AKPB Artanto belum bisa dimintai keterangan.

Sementara itu, posko kemenangan caleg Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Langsa Maimul Mahdi dari Partai Aceh (PA) di Langsa dibakar orang tak dikenal. Hingga kini polisi masih menyelidiki kebenaran terbakarnya posko PA tersebut.

Posko itu terletak di Jalan PTPN I Kebun Baru, Gampong Payabujok Seuleumak, Kec Langsa Baro, Kota Langsa. Berjarak 50 meter dari Makodim 0104 Aceh Timur.

Diperkirakan, posko ludes terbakar sekitar pukul 02.30 WIB, Rabu (19/3). Warga setempat sempat panik. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Kapolres Langsa, AKBP H Hariadi mengatakan saat ini anggotanya sedang melakukan olah TKP. Pihaknya belum dapat memastikan apakah posko PA itu dibakar atau terbakar.

“Sejauh ini belum ada barang bukti kalau posko itu dibakar. Masih kita lidik apa dibakar atau terbakar,” kata Hariadi saat dikonfirmasi.

 

SENJATA OTK BERONDONG POSKO NASDEM MILIK TNI

Sementara itu, dua orang yang diduga pelaku pemberondongan posko caleg NasDem di Aceh Utara diduga menyewa senjata dari salah seorang anggota TNI. Kini anggota TNI yang disebut-sebut menyewakan senjata miliknya itu sudah diperiksa Polisi Militer Kodam Iskandar Muda.

Kepala Penerangan Kodam IM, Kolonel Arh Subagio Irianto, mengatakan, salah seorang anggota TNI yang diduga menyewakan senjata miliknya adalah Praka Heri, anggota Batalyon 111/Raider Kodam Iskandar Muda. Heri saat itu bertugas untuk pengamanan obyek vital di Exxon, Aceh Utara.

“Kami mendapat informasi tentang keterlibatan anggota dari media. Setelah mendapat informasi, kami langsung membentuk tim untuk melakukan penyelidikan,” kata Subagio kepada wartawan di Makodam IM, Banda Aceh, Rabu (19/3).

Tim yang dibentuk Kodam IM, kata Subagio, telah melakukan pemeriksaan terhadap Praka Heri bersama 10 temannya yang berada satu pos. Dari hasil pemeriksaan awal, Heri membantah telah menyewakan senjata kepada pelaku.

“Ia membantah semua tuduhan itu. Tapi ia bilang sudah lama kenal dengan pelaku,” jelas Subagio.

Sedangkan tim lain, lanjut Subagio, telah berkoordinasi dengan Polda Aceh untuk dapat meminta keterangan langsung dari dua pelaku. Namun, hingga saat ini Polda Aceh belum memberikan izin tersebut. “Hingga hari ini kita belum temukan adanya keterlibatan anggota TNI dalam kasus tersebut,” ungkapnya.

Menurut Subagio, semua senjata anggota TNI yang satu tim dengan Praka Heri sudah diamankan untuk pemeriksaan. Pihaknya juga mengaku masih memeriksa selongsong senjata yang ditemukan di lokasi pemberondongan. Sebab, selongsong yang keluar dari senjata itu berbeda-beda.

“Yang perlu kita sampaikan adalah semua anggota yang bertugas di Exxon dibekali dengan senjata dan 75 butir peluru atau tiga magazen. Dan dari pemeriksaan mendadak yang kita lakukan, semua peluru anggota masih lengkap,” ujar Subagio.

Polda Aceh menangkap dua pelaku pemberondongan posko caleg NasDem di Aceh Utara yang terjadi beberapa waktu lalu. Kedua pelaku ditangkap di lokasi terpisah di kawasan Aceh Utara.

Pelaku berinisial RI (30) ditangkap di sebuah warung di areal PT Bapco, Aceh Utara pada Minggu (16/3) sekitar pukul 16.00 WIB. Sedangkan satu orang lagi berinisial UA ditangkap di sebuah rumah di Aceh Utara pada Senin (17/3) sekitar pukul 00.00 WIB. Saat ini, keduanya masih menjalani pemeriksaan di Polres Aceh Utara. Polisi menyebut, berdasarkan keterangan pelaku, senjata yang digunakan adalah milik anggota TNI. (ron/ra/smg/net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/