25.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Sania akan ‘Dibebaskan’, Lima Pelaku Masih Bersaudara

Foto: Amri/PM Nia lubis, cewek yang menjadi umpan geng perampok.
Foto: Amri/PM
Sania lubis, cewek yang menjadi umpan geng perampok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdalih masih di bawah umur dan juga korban bujukan, rencananya penahanan Sania br Lubis, cewek yang masuk sindikat perampok sadis dan berperan sebagai umpan, akan ditangguhkan alias ‘dibebaskan’ dari jeruji besi polsek.

“Masih di bawah umur yang perempuan itu, 14 tahun usianya makanya kita tangguhkan nanti, walau pun berkasnya tetap jalan,” ujar Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung SIK.SH.MH, kemarin (19/11).

Namun ada yang berbeda soal umur Sania. Ibu Sania, Rosa (40), justru mengaku putrinya berusia 16 tahun, sudah menamatkan SMP namun tak melanjutkan sekolah lagi. Dia juga merasa bersalah atas kelakuan Sania, yang dianggapnya dampak atas kurangnya perhatian.

Saat bertemu Sania, Rosa berlinang air mata sembari coba menguatkan putrinya menghadapi masalahnya. Rosa mengaku tidak tahu putrinya ikut dalam geng perampok. Sebab, selama ini Rosa tidak tinggal di Jl. Besar Tembung lagi.

“Aku udah hampir 6 bulan ini nggak serumah sama anakku karena adalah problem. Ya, pun ke sini mau minta maaf sama anakku, karena gak terurus aku lagi dia,” isak Rosa, enggan merinci masalahnya.

“Kalau udah keluar nanti, anakku akan aku sekolahkan biar gak bandal lagi,” janji perempuan berambut keriting ini. “Kalau bisa ditangguhkan biar kami uruslah nanti,” ujar Rosa lagi.

Sementara, kelima pemuda teman Sania, ternyata masih bertalian darah. Itu terkuak saat beberapa keluarga masing-masing, datang membesuk ke Polsek Percut Sei Tuan, kemarin (19/11) siang. Ayah Robi dan Nanda masih sepupuan. Sementara, Putra dan Nanda bersepupu, karena ibu Nanda adalah kakak ibu Putra. Sementara, Junaidi, keponakan ibu Nanda. Begitu juga Martua. Neneknya dan nenek Robi, kakak adik.

Keluarga para pelaku sangat berharap ada keringanan hukuman untuk anak-anak mereka yang mayoritas masih belia. Terpisah, Nanda yang sempat diwawancara awak koran ini, mengaku jika para korban merupakan para pria hidung belang. “Laki laki hidung belang rata-rata, karena pengen jumpa sama si Nia,” ujar Nanda.

Diakuinya, perampokan yang selama ini mereka lakoni adalah idenya. “Jijik aku lihat anak-anak orang kaya naik kereta bagus, sementara kami gak pernah bisa beli kereta. Karena itu aku ajak kawan-kawanku,” cerita Nanda. Pada aksi perdana, beber Nanda, dia dan komplotannya sempat ketakutan ketangkap.

Tapi, setelah aksi pertama dua tahun lalu di Jl. Pancing, dekat Komplek Cemara Asri, berhasil, rasa takut akhirnya hilang. “Kereta Mio yang kami rampok, anak laki-laki masih sekolah kayaknya. Kami ancam pakai pisau,” ujar Nanda.

Nanda juga mengaku bertobat dan tidak akan mengulangi aksinya selepas jalani hukuman. “Tobat aku Bang, gak-gak lagi lah,” celotehnya.

Diberitakan sebelumnya, penangkapan sindikat ini berawal dari 2 aksi terakhir mereka. Komplotan ini merampok Riki (19) warga Jl. Letda Sudjono. Riki terluka usai dibacok dan Scoopy miliknya dilarikan, di Jl. Selamat Ketaren, Kec. Percut Sei Tuan pada 3 November 2014 lalu. Dua hari kemudian (5/11), mereka beraksi lagi dan berhasil menggasak Satria FU milik Putra (17) warga Jl. Letda Sudjono di jalan Desa Lau Dendang.

Kebetulan, Riki, korban yang kena bacok, mengenali Sania Lubis. Sebab, sebelum dirampok, Riki dan Sania sudah berkenalan dan kerap berkomunikasi via hp. Bermodal ponsel itulah polisi mengendus keberadaan Sania lewat GPS. Beruntung pula, saat dilacak, Sania lagi bersama teman-temannya. Tak mau gegabah, meski sudah mengetahui posisi Sani dan komplotannya di sebuah rumah, polisi juga mengirim informan untuk memastikan. Akhirnya polisi bergerak setelah memastikan orang dalam rumah itu, adalah Sania Cs.

Para pelaku ditangkap tanpa perlawanan dan polisi berhasil mengamankan dua sepeda motor hasil rampokan. Yakni Yamaha Fino BK 3316 AEU dan Honda Beat tanpa plat. Turut diamankan samurai dan klewang serta beberapa kunci T. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung SIK. SH. MH mengaku penangkapan Sania Cs berkat laporan Riki.

“Modusnya korban diajak kenalan melalui Hp oleh si Sania Lubis atas perintah dari Ananda. Korban diajak bertemu di lokasi sepi. Korban pun datang bersama kawannya. Sampai di lokasi, korban sudah ditampung para pelaku dan terjadi kegaduhan hingga akhirnya korban terluka. Dari situ kita bergerak atas laporan korban hingga akhirnya pelaku kita ringkus,” ujarnya.

Keenam pelaku adalah Ganda Syahputra Sitorus alias Putra (24) warga Jl. Perhubungan Desa Lau Dendang, Sania Lubis (16) warga Jl. Besar Tembung Gg. Pendidikan, Robi Nopiah (19) dan Ananda Parditya alias Nanda (19) yang keduanya warga Jl. Pengabdian Tanah Garapan serta Juanidi (19) warga Jl. Satya Mitra Desa Lau Dendang, lalu Walfredy Martua Pardede (18) warga Pasar 5 Blok C Desa Medan Estate.(mri/trg)

 

Foto: Amri/PM Nia lubis, cewek yang menjadi umpan geng perampok.
Foto: Amri/PM
Sania lubis, cewek yang menjadi umpan geng perampok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdalih masih di bawah umur dan juga korban bujukan, rencananya penahanan Sania br Lubis, cewek yang masuk sindikat perampok sadis dan berperan sebagai umpan, akan ditangguhkan alias ‘dibebaskan’ dari jeruji besi polsek.

“Masih di bawah umur yang perempuan itu, 14 tahun usianya makanya kita tangguhkan nanti, walau pun berkasnya tetap jalan,” ujar Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung SIK.SH.MH, kemarin (19/11).

Namun ada yang berbeda soal umur Sania. Ibu Sania, Rosa (40), justru mengaku putrinya berusia 16 tahun, sudah menamatkan SMP namun tak melanjutkan sekolah lagi. Dia juga merasa bersalah atas kelakuan Sania, yang dianggapnya dampak atas kurangnya perhatian.

Saat bertemu Sania, Rosa berlinang air mata sembari coba menguatkan putrinya menghadapi masalahnya. Rosa mengaku tidak tahu putrinya ikut dalam geng perampok. Sebab, selama ini Rosa tidak tinggal di Jl. Besar Tembung lagi.

“Aku udah hampir 6 bulan ini nggak serumah sama anakku karena adalah problem. Ya, pun ke sini mau minta maaf sama anakku, karena gak terurus aku lagi dia,” isak Rosa, enggan merinci masalahnya.

“Kalau udah keluar nanti, anakku akan aku sekolahkan biar gak bandal lagi,” janji perempuan berambut keriting ini. “Kalau bisa ditangguhkan biar kami uruslah nanti,” ujar Rosa lagi.

Sementara, kelima pemuda teman Sania, ternyata masih bertalian darah. Itu terkuak saat beberapa keluarga masing-masing, datang membesuk ke Polsek Percut Sei Tuan, kemarin (19/11) siang. Ayah Robi dan Nanda masih sepupuan. Sementara, Putra dan Nanda bersepupu, karena ibu Nanda adalah kakak ibu Putra. Sementara, Junaidi, keponakan ibu Nanda. Begitu juga Martua. Neneknya dan nenek Robi, kakak adik.

Keluarga para pelaku sangat berharap ada keringanan hukuman untuk anak-anak mereka yang mayoritas masih belia. Terpisah, Nanda yang sempat diwawancara awak koran ini, mengaku jika para korban merupakan para pria hidung belang. “Laki laki hidung belang rata-rata, karena pengen jumpa sama si Nia,” ujar Nanda.

Diakuinya, perampokan yang selama ini mereka lakoni adalah idenya. “Jijik aku lihat anak-anak orang kaya naik kereta bagus, sementara kami gak pernah bisa beli kereta. Karena itu aku ajak kawan-kawanku,” cerita Nanda. Pada aksi perdana, beber Nanda, dia dan komplotannya sempat ketakutan ketangkap.

Tapi, setelah aksi pertama dua tahun lalu di Jl. Pancing, dekat Komplek Cemara Asri, berhasil, rasa takut akhirnya hilang. “Kereta Mio yang kami rampok, anak laki-laki masih sekolah kayaknya. Kami ancam pakai pisau,” ujar Nanda.

Nanda juga mengaku bertobat dan tidak akan mengulangi aksinya selepas jalani hukuman. “Tobat aku Bang, gak-gak lagi lah,” celotehnya.

Diberitakan sebelumnya, penangkapan sindikat ini berawal dari 2 aksi terakhir mereka. Komplotan ini merampok Riki (19) warga Jl. Letda Sudjono. Riki terluka usai dibacok dan Scoopy miliknya dilarikan, di Jl. Selamat Ketaren, Kec. Percut Sei Tuan pada 3 November 2014 lalu. Dua hari kemudian (5/11), mereka beraksi lagi dan berhasil menggasak Satria FU milik Putra (17) warga Jl. Letda Sudjono di jalan Desa Lau Dendang.

Kebetulan, Riki, korban yang kena bacok, mengenali Sania Lubis. Sebab, sebelum dirampok, Riki dan Sania sudah berkenalan dan kerap berkomunikasi via hp. Bermodal ponsel itulah polisi mengendus keberadaan Sania lewat GPS. Beruntung pula, saat dilacak, Sania lagi bersama teman-temannya. Tak mau gegabah, meski sudah mengetahui posisi Sani dan komplotannya di sebuah rumah, polisi juga mengirim informan untuk memastikan. Akhirnya polisi bergerak setelah memastikan orang dalam rumah itu, adalah Sania Cs.

Para pelaku ditangkap tanpa perlawanan dan polisi berhasil mengamankan dua sepeda motor hasil rampokan. Yakni Yamaha Fino BK 3316 AEU dan Honda Beat tanpa plat. Turut diamankan samurai dan klewang serta beberapa kunci T. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung SIK. SH. MH mengaku penangkapan Sania Cs berkat laporan Riki.

“Modusnya korban diajak kenalan melalui Hp oleh si Sania Lubis atas perintah dari Ananda. Korban diajak bertemu di lokasi sepi. Korban pun datang bersama kawannya. Sampai di lokasi, korban sudah ditampung para pelaku dan terjadi kegaduhan hingga akhirnya korban terluka. Dari situ kita bergerak atas laporan korban hingga akhirnya pelaku kita ringkus,” ujarnya.

Keenam pelaku adalah Ganda Syahputra Sitorus alias Putra (24) warga Jl. Perhubungan Desa Lau Dendang, Sania Lubis (16) warga Jl. Besar Tembung Gg. Pendidikan, Robi Nopiah (19) dan Ananda Parditya alias Nanda (19) yang keduanya warga Jl. Pengabdian Tanah Garapan serta Juanidi (19) warga Jl. Satya Mitra Desa Lau Dendang, lalu Walfredy Martua Pardede (18) warga Pasar 5 Blok C Desa Medan Estate.(mri/trg)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/