26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Halimah yang Wajahnya Dibakar Itu Tiap Malam Menjerit: Kebakaran…!

Foto: Ilham/PM Halimah, wanita yang dibakar warga karena dituduh mencuri di Delitua, Rabu (2/9/2015)..
Foto: Ilham/PM
Halimah, wanita yang dibakar warga karena dituduh mencuri di Delitua, Rabu (2/9/2015)..

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ingat dengan Halimah (40), yang wajahnya gosong dibakar warga atas tuduhan pelaku pencurian di Jalan Kesehatan Gang Nogio, Delitua, beberapa waktu lalu. Hingga Minggu (20/10), polisi belum berhasil meringkus pelaku pembakar ibu lima anak itu.

Terkini, warga Jalan Antariksa Gang Masjid, Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia itu masih menjalani perawatan di RS Malahayati secara intensif. Ia menjerit kesakitan setiap bius yang disuntikkan kepadanya habis. “Aduh…aduh…,” ucapnya setiap hari. Bahkan dirinya trauma akan kejadian yang menimpanya dengan sering ia berteriak, “Kebakaran…kebakaran,” katanya tiap malam, ujar Wydia menirukan jeritan Halimah.

Pantauan di rumah sakit, terlihat sekujur tubuh Halimah melepuh, bahkan rambutnya sudah tidak ada. Keluarga mengungkapkan, bahwa ia telah menjalani 6 kali operasi pemulihan luka bakar di RS Malahayati. “Sudah 6 kali operasi bang, makanya agak lebih mendingan,” ujar Widya, kakak ipar Halimah.

Sementara itu, Halimah yang tadinya tertidur tampak terbangun dan memberikan senyumnya kepada keluarga yang menjaganya. Widya pun menanyakan keadaannya. “Masih sakit dek,” tanya Widya kepada Halimah.

Halimah yang mengenakan selimut berwarna biru menjawab, “Iya kak,” dengan suara parau.

Setelah berbincang mengenai keadaannya, tiba-tiba Widya menanyakan awal mula mengapa Halimah sampai di kawasan Delitua, “Kenapa bisa sampai sana Imah?” tanya Widya kembali.

Halimah pun menjawab dengan suara sembari menirukan gaya mengendarai kereta, dia ingin menjelaskan bahwa dirinya dibonceng ke kawasan Delitua.

Sesampainya di Delitua, halimah menirukan tangannya ke atas menuju kepala berulang-ulang. “Hujan,” timpal Widya.

Halimah mengangguk, lalu ia menggambarkan sebuah rumah dengan tangannya kemudian suaranya yang masih samar berkata, “Perempuan, gendut, pendek,” ucapnya. “Terus,” kata Widya, tangan Halimah menunjukkan kelima jarinya dan memperagakan pemukulan di wajah. “Lima orang yang mukuli,” tanya Widya. Ia pun kembali mengangguk, lalu tangannya disatukan mengisyaratkan bahwa dirinya diikat tangan dan lehernya, sambil menunjukkan lehernya juga.

Foto: Ilham/PM Halimah, wanita yang dibakar warga karena dituduh mencuri di Delitua, Rabu (2/9/2015)..
Foto: Ilham/PM
Halimah, wanita yang dibakar warga karena dituduh mencuri di Delitua, Rabu (2/9/2015)..

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ingat dengan Halimah (40), yang wajahnya gosong dibakar warga atas tuduhan pelaku pencurian di Jalan Kesehatan Gang Nogio, Delitua, beberapa waktu lalu. Hingga Minggu (20/10), polisi belum berhasil meringkus pelaku pembakar ibu lima anak itu.

Terkini, warga Jalan Antariksa Gang Masjid, Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia itu masih menjalani perawatan di RS Malahayati secara intensif. Ia menjerit kesakitan setiap bius yang disuntikkan kepadanya habis. “Aduh…aduh…,” ucapnya setiap hari. Bahkan dirinya trauma akan kejadian yang menimpanya dengan sering ia berteriak, “Kebakaran…kebakaran,” katanya tiap malam, ujar Wydia menirukan jeritan Halimah.

Pantauan di rumah sakit, terlihat sekujur tubuh Halimah melepuh, bahkan rambutnya sudah tidak ada. Keluarga mengungkapkan, bahwa ia telah menjalani 6 kali operasi pemulihan luka bakar di RS Malahayati. “Sudah 6 kali operasi bang, makanya agak lebih mendingan,” ujar Widya, kakak ipar Halimah.

Sementara itu, Halimah yang tadinya tertidur tampak terbangun dan memberikan senyumnya kepada keluarga yang menjaganya. Widya pun menanyakan keadaannya. “Masih sakit dek,” tanya Widya kepada Halimah.

Halimah yang mengenakan selimut berwarna biru menjawab, “Iya kak,” dengan suara parau.

Setelah berbincang mengenai keadaannya, tiba-tiba Widya menanyakan awal mula mengapa Halimah sampai di kawasan Delitua, “Kenapa bisa sampai sana Imah?” tanya Widya kembali.

Halimah pun menjawab dengan suara sembari menirukan gaya mengendarai kereta, dia ingin menjelaskan bahwa dirinya dibonceng ke kawasan Delitua.

Sesampainya di Delitua, halimah menirukan tangannya ke atas menuju kepala berulang-ulang. “Hujan,” timpal Widya.

Halimah mengangguk, lalu ia menggambarkan sebuah rumah dengan tangannya kemudian suaranya yang masih samar berkata, “Perempuan, gendut, pendek,” ucapnya. “Terus,” kata Widya, tangan Halimah menunjukkan kelima jarinya dan memperagakan pemukulan di wajah. “Lima orang yang mukuli,” tanya Widya. Ia pun kembali mengangguk, lalu tangannya disatukan mengisyaratkan bahwa dirinya diikat tangan dan lehernya, sambil menunjukkan lehernya juga.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/