25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Demi Nyawa, Rela Potong Dua Tangan

Foto: polisi Fauwi, napi yang ngebom tembok.lapas buat melarikan diri, luka parah.
Foto: polisi
Fauwi, napi yang ngebom tembok lapas buat melarikan diri, luka parah.

Fauzi (31) tergeletak di Rumah Sakit Kasih Ibu Lhokseumawe. Tangan kanan dan kiri nyaris putus. Sementara dadanya dipenuhi luka serpihan bom dan luka bakar. Beragam selang pun masuk ke tubuhnya, mulai dari hidung dan lainnya.

——————————

Sirajur Munir, Lhokseumawe

——————————

Kemarin kondisi Fauzi belum juga menunjukkan perkembangan positif. Sejak dilarikan ke rumah sakit, tubuhnya belum bereaksi bagus. Bahkan, nyawa narapidana yang mengebom tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Lhokseumawe itu rawan melayang.

Fauzi dan rekannya sesama napi Tarmizi nekat meledakkan tembok lapas dengan bom rakitan. Saat itu Minggu (23/10) sekitar pukul 14.50 WIB. “Diduga saat bom tersebut diambil oleh napi, tiba-tiba meledak,” kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan, Minggu (23/10). “Berdasarkan olah TKP, ditemukan dua benda bom rakit berdaya ledak rendah. Bom terbuat dari kaleng makanan (sarden) dengan pemicu dari baterai dan sudah meledak,” tambahnya.

Kejadian ituberawal dari seorang napi yang bernama Tarmizi yang sedang piket. Dirinya hendak ingin mengambil air minum yang ditempatkan di tempat penampungan air di dalam lapas yang posisinya berada di belakang gedung. Kemudian pada saat itu Tarmizi melihat Fauzi, napi yang terjerat kasus narkoba. Tarmizi melihat Fauzi sedang memasukkan sesuatu ke dalam lubang saluran air yang berada di bagian dinding lapas sebelah kanan. Setelah itu tampak Fauzi menarik sebuah tali yang diduga adalah sebuah sumbu. Seketika itu telah terjadi ledakan dan Ledakan Bom Di Lapas itu membuat Fauzi dan Tarmizi terluka.

Dua orang yang diduga telah meletakkan bom rakitan tersebut langsung melarikan diri. Pada saat melarikan diri tersebut, ponsel dari salah satu diduga pelaku pengeboman ini terjatuh dan telah diamankan oleh polisi. Dugaan saat ini pelaku berusaha untuk menjemput Fauzi dengan menggunakan sepeda motor matic yang berwana putih.

Dan kemarin, Senin (24/10) siang, Fauzi tampak lemah terbaring di RS Kasih Ibu. Kedua tangannya yang luka parah sudah tak tampak lagi. Ya, dia harus merelakan kedua tangannya itu agar nyawa tak melayang. “Kedua tangan pasien sudah diamputasi karena luka berat dialaminya. Namun demikian, secara umum Fauzi dalam kondisi stabil,” ujar kepala RS Kasih Ibu, Herawati, kemarin.

Menurutnya, tindakan amputasi tangan pasien tersebut terpaksa dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan pada organ vital lain. Walaupun sebelumnya, tim medis sudah berusah semaksimal mungkin untuk menghindari amputasi. “Karena kondisi tidak memungkinkan lagi dipertahankan, akhirnya tim medis memutuskan untuk diamputasi untuk menyelamatkan nyawa pasien,” pungkasnya. (rbb)

Foto: polisi Fauwi, napi yang ngebom tembok.lapas buat melarikan diri, luka parah.
Foto: polisi
Fauwi, napi yang ngebom tembok lapas buat melarikan diri, luka parah.

Fauzi (31) tergeletak di Rumah Sakit Kasih Ibu Lhokseumawe. Tangan kanan dan kiri nyaris putus. Sementara dadanya dipenuhi luka serpihan bom dan luka bakar. Beragam selang pun masuk ke tubuhnya, mulai dari hidung dan lainnya.

——————————

Sirajur Munir, Lhokseumawe

——————————

Kemarin kondisi Fauzi belum juga menunjukkan perkembangan positif. Sejak dilarikan ke rumah sakit, tubuhnya belum bereaksi bagus. Bahkan, nyawa narapidana yang mengebom tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Lhokseumawe itu rawan melayang.

Fauzi dan rekannya sesama napi Tarmizi nekat meledakkan tembok lapas dengan bom rakitan. Saat itu Minggu (23/10) sekitar pukul 14.50 WIB. “Diduga saat bom tersebut diambil oleh napi, tiba-tiba meledak,” kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan, Minggu (23/10). “Berdasarkan olah TKP, ditemukan dua benda bom rakit berdaya ledak rendah. Bom terbuat dari kaleng makanan (sarden) dengan pemicu dari baterai dan sudah meledak,” tambahnya.

Kejadian ituberawal dari seorang napi yang bernama Tarmizi yang sedang piket. Dirinya hendak ingin mengambil air minum yang ditempatkan di tempat penampungan air di dalam lapas yang posisinya berada di belakang gedung. Kemudian pada saat itu Tarmizi melihat Fauzi, napi yang terjerat kasus narkoba. Tarmizi melihat Fauzi sedang memasukkan sesuatu ke dalam lubang saluran air yang berada di bagian dinding lapas sebelah kanan. Setelah itu tampak Fauzi menarik sebuah tali yang diduga adalah sebuah sumbu. Seketika itu telah terjadi ledakan dan Ledakan Bom Di Lapas itu membuat Fauzi dan Tarmizi terluka.

Dua orang yang diduga telah meletakkan bom rakitan tersebut langsung melarikan diri. Pada saat melarikan diri tersebut, ponsel dari salah satu diduga pelaku pengeboman ini terjatuh dan telah diamankan oleh polisi. Dugaan saat ini pelaku berusaha untuk menjemput Fauzi dengan menggunakan sepeda motor matic yang berwana putih.

Dan kemarin, Senin (24/10) siang, Fauzi tampak lemah terbaring di RS Kasih Ibu. Kedua tangannya yang luka parah sudah tak tampak lagi. Ya, dia harus merelakan kedua tangannya itu agar nyawa tak melayang. “Kedua tangan pasien sudah diamputasi karena luka berat dialaminya. Namun demikian, secara umum Fauzi dalam kondisi stabil,” ujar kepala RS Kasih Ibu, Herawati, kemarin.

Menurutnya, tindakan amputasi tangan pasien tersebut terpaksa dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan pada organ vital lain. Walaupun sebelumnya, tim medis sudah berusah semaksimal mungkin untuk menghindari amputasi. “Karena kondisi tidak memungkinkan lagi dipertahankan, akhirnya tim medis memutuskan untuk diamputasi untuk menyelamatkan nyawa pasien,” pungkasnya. (rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/