28.9 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

140 Orang Tewas, Presiden Puji Militer

Tank Syria Terus Hajar Kota Hama

DAMASKUS- Di tengah kecaman seluruh dunia atas penyerangan pada Minggu lalu (31/7), militer dan polisi Syria ternyata tidak menghentikan represi terhadap aktivis oposisi dan para demonstran di Kota Hama. Sejumlah tank militer kembali menghajar kota terbesar keempat di Syria yang terletak sekitar 195 kilometer utara Damaskus itu dengan tembakan sejak sekitar pukul 07.30 kemarin (1/8).

Bahkan, tembakan senapan mesin terus terdengar sporadis sejak malam sebelumnya. Hari pertama bulan suci Ramadan tidak mempengaruhi militer untuk melancarkan aksi represinya tersebut.

Informasi yang belum bisa dikonfirmasi menyebutkan sedikitnya empat orang tewas dalam penembakan di sebuah distrik di timur laut Syria kemarin. Belum diketahui berapa korban jatuh dalam serangan kemarin.

Tetapi, penyerbuan militer terhadap para demonstran dan aktivis oposisi pada Minggu lalu telah menelan korban jiwa cukup besar. Aktivis hak asasi manusia (HAM) menyebut bahwa hampir 140 orang tewas saat itu. Termasuk sekitar 100 jiwa melayang di Hama setelah militer menyerbu kota pusat perlawanan terhadap rezim yang berkuasa itu.
“Itu merupakan satu hari yang membawa korban jiwa terbesar di Syria sejak terjadi demo anti pemerintah,”kata kepala Syrian Observatory for Human Rights, lembaga HAM berbasis di Inggris, Rami Abdel Rahman.

Kepala Liga Syria untuk Pembelaan HAM, Abdel Karim Rihawi menyebutkan sebanyak 136 orang tewas di seluruh Syria, Minggu lalu. Puluhan lainnya terluka. “Seratus warga sipil tewas terbunuh di Hama saat tembakan aparat keamanan dan militer menyerbu kota,”ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, lima tewas di pusat Kota Homs dan tiga lainnya mati terbunuh di Kota Idlib, provinsi barat laut. Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah. Sebab, terdapat sekitar 75-140 orang korban tewas lainnya yang belum bisa dikonfirmasi.

Sejumlah jurnalis kantor berita asing melaporkan warga setempat tak berani mengumpulkan mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan. Sejumlah rumah sakit dibanjiri korban luka sehingga diperkirakan korban tewas akan bertambah secara signifikan dalam beberapa hari ini.

Jurnalis BBC yang berada di Beirut menyebut, kini Hama masih berada di bawah kendali penduduk setempat. Tank dan personel militer yang mencoba menguasai kota itu Minggu lalu ditarik mundur ke wilayah pinggiran pada malam harinya. Tapi, mereka kembali memasuki kota itu.

Saat pagi hari kemarin, Kota Hama terlihat seperti zona perang. Suara tembakan dan dentuman meriam dari tank terdengar di seluruh kota. Asap hitam terlihat mengepul dari atap sejumlah rumah penduduk.
“Kota (Hama) ini berubah seperti Beirut (Lebanon),”kata Saleh Abu Yaman, warga Hama. Ironisnya, aksi brutal militer Syria itu justru mendapat pujian dari Presiden Bashar al-Assad. Dalam pidato untuk menandai HUT ke-66 angkatan bersenjata (AB) Syria, yang disiarkan kantor berita SANA, kemarin Assad memuji militer telah membuktikan loyalitasnya pada negara dan pemimpin.

“Upaya dan pengorbanan mereka jelas akan mendapat penghargaan,” ujarnya. “Pengorbanan itu terbukti berhasil menggagalkan musuh negeri ini dan mengakhiri hasutan, serta mempertahankan Syria.” (afp/bc/cak/dwi/jpnn)

Tank Syria Terus Hajar Kota Hama

DAMASKUS- Di tengah kecaman seluruh dunia atas penyerangan pada Minggu lalu (31/7), militer dan polisi Syria ternyata tidak menghentikan represi terhadap aktivis oposisi dan para demonstran di Kota Hama. Sejumlah tank militer kembali menghajar kota terbesar keempat di Syria yang terletak sekitar 195 kilometer utara Damaskus itu dengan tembakan sejak sekitar pukul 07.30 kemarin (1/8).

Bahkan, tembakan senapan mesin terus terdengar sporadis sejak malam sebelumnya. Hari pertama bulan suci Ramadan tidak mempengaruhi militer untuk melancarkan aksi represinya tersebut.

Informasi yang belum bisa dikonfirmasi menyebutkan sedikitnya empat orang tewas dalam penembakan di sebuah distrik di timur laut Syria kemarin. Belum diketahui berapa korban jatuh dalam serangan kemarin.

Tetapi, penyerbuan militer terhadap para demonstran dan aktivis oposisi pada Minggu lalu telah menelan korban jiwa cukup besar. Aktivis hak asasi manusia (HAM) menyebut bahwa hampir 140 orang tewas saat itu. Termasuk sekitar 100 jiwa melayang di Hama setelah militer menyerbu kota pusat perlawanan terhadap rezim yang berkuasa itu.
“Itu merupakan satu hari yang membawa korban jiwa terbesar di Syria sejak terjadi demo anti pemerintah,”kata kepala Syrian Observatory for Human Rights, lembaga HAM berbasis di Inggris, Rami Abdel Rahman.

Kepala Liga Syria untuk Pembelaan HAM, Abdel Karim Rihawi menyebutkan sebanyak 136 orang tewas di seluruh Syria, Minggu lalu. Puluhan lainnya terluka. “Seratus warga sipil tewas terbunuh di Hama saat tembakan aparat keamanan dan militer menyerbu kota,”ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, lima tewas di pusat Kota Homs dan tiga lainnya mati terbunuh di Kota Idlib, provinsi barat laut. Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah. Sebab, terdapat sekitar 75-140 orang korban tewas lainnya yang belum bisa dikonfirmasi.

Sejumlah jurnalis kantor berita asing melaporkan warga setempat tak berani mengumpulkan mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan. Sejumlah rumah sakit dibanjiri korban luka sehingga diperkirakan korban tewas akan bertambah secara signifikan dalam beberapa hari ini.

Jurnalis BBC yang berada di Beirut menyebut, kini Hama masih berada di bawah kendali penduduk setempat. Tank dan personel militer yang mencoba menguasai kota itu Minggu lalu ditarik mundur ke wilayah pinggiran pada malam harinya. Tapi, mereka kembali memasuki kota itu.

Saat pagi hari kemarin, Kota Hama terlihat seperti zona perang. Suara tembakan dan dentuman meriam dari tank terdengar di seluruh kota. Asap hitam terlihat mengepul dari atap sejumlah rumah penduduk.
“Kota (Hama) ini berubah seperti Beirut (Lebanon),”kata Saleh Abu Yaman, warga Hama. Ironisnya, aksi brutal militer Syria itu justru mendapat pujian dari Presiden Bashar al-Assad. Dalam pidato untuk menandai HUT ke-66 angkatan bersenjata (AB) Syria, yang disiarkan kantor berita SANA, kemarin Assad memuji militer telah membuktikan loyalitasnya pada negara dan pemimpin.

“Upaya dan pengorbanan mereka jelas akan mendapat penghargaan,” ujarnya. “Pengorbanan itu terbukti berhasil menggagalkan musuh negeri ini dan mengakhiri hasutan, serta mempertahankan Syria.” (afp/bc/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/