25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Sebelum Meninggal, Sheila Terus Menangis

Isak tangis keluarga dari Sheila Madan (17) pecah, air mata mereka tak mampu terbendung. Ya, Sheila, remaja yang menderita kanker tulang itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat   (31/5) pukul 12.05 WIB di RS Az Zakiyah, Jalan Mustafa. Di rumah sakit tempat ia dilahirkan pada 10 Juni 1996 silam ini, juga menjadi tempat menghembuskan nafas terakhirnya.

TERSENYUM: Sheila tersenyum manis (semasa hidup)//puput/sumut pos
TERSENYUM: Sheila tersenyum manis (semasa hidup)//puput/sumut pos

Puput J. Damanik, Medan

Sebelum meninggal, Shela, sempat dirawat selama tiga hari di rumah sakit itu, tepatnya sejak hari Rabu (29/5) di  Ruang Anggrek. Sheila sendirin
yang meminta agar ia dirawat di RS tersebut. “Sheila yang minta dibawa kemari agar dekat kakeknya yang kebetulan rumahnya di daerah sini juga,” kata ibunda dari Sheila, Siska sambil terisak-isak.

Beberapa menit sebelum warga Kawat 7 Ujung, Mabar  ini menghembuskan nafas terakhirnya, wartawan koran ini sempat mengunjungi Sheila. Sheila sempat mengigau dan terus menangis sambil memanggil mama dan ayahnya. Bahkan, Sheila juga sempat meminta air mineral dan air kelapa muda dan mencoba untuk minum sendiri. “Ma, Sheila mau minum air kelapa, Aqua juga. Mau minum sendiri,” kata Shela saat itu.

Sebelum maut menjemput, Sheila memang sudah pasrah dan bersiap. Ia meminta kepada kedua orangtuanya, Diana Siska dan Rusfandi untuk membelikannya mawar merah dan putih untuk ditanam di makam nanti. “Kemarin Sheila minta sama saya untuk dibelikan bunga mawar warna merah dan putih. Katanya ia mau nanti bunga mawarnya ditanam di makamnya. Sheila memang sudah pasrah jika diambil Tuhan nyawanya. Kami juga kasihan melihat penderitaan Sheila menahan sakitnya, makanya semua kami serahkan sama Tuhan. Kami semua sudah ikhlas melepas Sheila pergi,” kata ibu Sheila sambil menghapus air matanya.

Kini Sheila sudah pergi meninggalkan orang-orang yang sangat ia sayangi. Ia dikebumikan Jumat sore di Medan Johor, tepat dimana kaki kirinya telah dikuburkan, dekat makam neneknya. Sebelumnya memang kaki kiri Shela telah diamputasi karena penyakit kankernya itu.

Saat Sheila menghadapi penderitaan penyakitnya, ia sempat curhat di laman blog miliknya. Curahan itu diungkapkan Sheila di blognya www.kismisitetem.blogspot.com dengan judul “Kanker, Terima kasih” beberapa waktu lalu.  “Kanker kau datang kembali, semoga apa yang kurasakan sekarang membuat hidupku lebih berarti. Ya Allah, apapun yang kau berikan dikehidupanku itu semua kehendakMu, kuasaMu, karena Kau sayang aku dan aku ikhlas.” Begitulah tulis Sheila di blognya.

Penyakit Sheila, anak pasangan Diana Siska (40) dan Ruspandi (43)  berawal saat Sheila duduk di bangku kelas 6 SD. Awalnya ia bersama 2 temannya mengendarai sepeda motor dan tiba-tiba motornya terjatuh menimpa paha sebelah kirinya. Setelah itu, kaki Sheila jadi bengkak dan tidak kunjung sembuh hingga berselang dua tahun atau tepatnya saat dia duduk di bangku SMP kelas 2, kakinya harus diamputasi.

Usai operasi itu, kondisi Sheila sempat membaik. Namun, Sheila harus menjalani kemoterapi selama 6 bulan dan hasilnya membaik. Dengan bantuan kaki palsu, aktivitas Sheila sempat pulih. Sekolah yang sempat ditinggalkannya, bisa dilanjutkan. Bahkan ia sempat jalan-jalan ke Monas, Jakarta. Tapi kemudian penyakit tersebut kambuh lagi setelah beberapa bulan kemudian.Sheila sempat dirawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Lantaran ketiadaan dana, keluarganya memutuskan untuk menghentikan pengobatan hingga akhirnya Tuhan memanggil Shela. Selamat jalan Shela, semoga arwahmu diterima di sisi-Nya. (*)

Isak tangis keluarga dari Sheila Madan (17) pecah, air mata mereka tak mampu terbendung. Ya, Sheila, remaja yang menderita kanker tulang itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat   (31/5) pukul 12.05 WIB di RS Az Zakiyah, Jalan Mustafa. Di rumah sakit tempat ia dilahirkan pada 10 Juni 1996 silam ini, juga menjadi tempat menghembuskan nafas terakhirnya.

TERSENYUM: Sheila tersenyum manis (semasa hidup)//puput/sumut pos
TERSENYUM: Sheila tersenyum manis (semasa hidup)//puput/sumut pos

Puput J. Damanik, Medan

Sebelum meninggal, Shela, sempat dirawat selama tiga hari di rumah sakit itu, tepatnya sejak hari Rabu (29/5) di  Ruang Anggrek. Sheila sendirin
yang meminta agar ia dirawat di RS tersebut. “Sheila yang minta dibawa kemari agar dekat kakeknya yang kebetulan rumahnya di daerah sini juga,” kata ibunda dari Sheila, Siska sambil terisak-isak.

Beberapa menit sebelum warga Kawat 7 Ujung, Mabar  ini menghembuskan nafas terakhirnya, wartawan koran ini sempat mengunjungi Sheila. Sheila sempat mengigau dan terus menangis sambil memanggil mama dan ayahnya. Bahkan, Sheila juga sempat meminta air mineral dan air kelapa muda dan mencoba untuk minum sendiri. “Ma, Sheila mau minum air kelapa, Aqua juga. Mau minum sendiri,” kata Shela saat itu.

Sebelum maut menjemput, Sheila memang sudah pasrah dan bersiap. Ia meminta kepada kedua orangtuanya, Diana Siska dan Rusfandi untuk membelikannya mawar merah dan putih untuk ditanam di makam nanti. “Kemarin Sheila minta sama saya untuk dibelikan bunga mawar warna merah dan putih. Katanya ia mau nanti bunga mawarnya ditanam di makamnya. Sheila memang sudah pasrah jika diambil Tuhan nyawanya. Kami juga kasihan melihat penderitaan Sheila menahan sakitnya, makanya semua kami serahkan sama Tuhan. Kami semua sudah ikhlas melepas Sheila pergi,” kata ibu Sheila sambil menghapus air matanya.

Kini Sheila sudah pergi meninggalkan orang-orang yang sangat ia sayangi. Ia dikebumikan Jumat sore di Medan Johor, tepat dimana kaki kirinya telah dikuburkan, dekat makam neneknya. Sebelumnya memang kaki kiri Shela telah diamputasi karena penyakit kankernya itu.

Saat Sheila menghadapi penderitaan penyakitnya, ia sempat curhat di laman blog miliknya. Curahan itu diungkapkan Sheila di blognya www.kismisitetem.blogspot.com dengan judul “Kanker, Terima kasih” beberapa waktu lalu.  “Kanker kau datang kembali, semoga apa yang kurasakan sekarang membuat hidupku lebih berarti. Ya Allah, apapun yang kau berikan dikehidupanku itu semua kehendakMu, kuasaMu, karena Kau sayang aku dan aku ikhlas.” Begitulah tulis Sheila di blognya.

Penyakit Sheila, anak pasangan Diana Siska (40) dan Ruspandi (43)  berawal saat Sheila duduk di bangku kelas 6 SD. Awalnya ia bersama 2 temannya mengendarai sepeda motor dan tiba-tiba motornya terjatuh menimpa paha sebelah kirinya. Setelah itu, kaki Sheila jadi bengkak dan tidak kunjung sembuh hingga berselang dua tahun atau tepatnya saat dia duduk di bangku SMP kelas 2, kakinya harus diamputasi.

Usai operasi itu, kondisi Sheila sempat membaik. Namun, Sheila harus menjalani kemoterapi selama 6 bulan dan hasilnya membaik. Dengan bantuan kaki palsu, aktivitas Sheila sempat pulih. Sekolah yang sempat ditinggalkannya, bisa dilanjutkan. Bahkan ia sempat jalan-jalan ke Monas, Jakarta. Tapi kemudian penyakit tersebut kambuh lagi setelah beberapa bulan kemudian.Sheila sempat dirawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Lantaran ketiadaan dana, keluarganya memutuskan untuk menghentikan pengobatan hingga akhirnya Tuhan memanggil Shela. Selamat jalan Shela, semoga arwahmu diterima di sisi-Nya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/