27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sungai Deli dan Babura Meluap, 474 Rumah di 4 Kecamatan Terendam, Medan Maimun Paling Parah

MEDAN, SUMUTPOS.Co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, Kota Medan masih akan mengalami cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan. Karenanya, masyarakat Kota Medan dan sekitarnya diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem ini.

RUMAH TERENDAM Seorang anak menunjuk rumah warga yang tergenang air di Kecamatan Medan Maimun, Minggu (31/10). Sedikitnya 474 rumah di 4 kecamatan di Kota Medan terendam akibat Sungai Deli dan Babura meluap. Sementara foto atas, Wali Kota Medan Bobby Nasution meninjau saluran drainase di Kelurahan Binjai, Medan Denai.

Pada Sabtu (30/10) malam hingga Minggu (31/10) dinihari, hujan deras melanda Kota Medan hingga menimbulkan banjir di sejumlah kawasan di Kota Medan. Tercatat, sebanyak 1.957 jiwa dari 474 rumah pada 4 kecamatan di Kota Medan terendam banjir. Namun begitu, tak ada korban jiwa dari bencana banjir tersebut.

Kepada Sumut Pos, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Muhammad Husni mengatakan, intensitas hujan memang terbilang sangat tinggi pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Intensitas hujan yang tinggi ditambah debit air yang cukup besar dari hulu, mengakibatkan Tinggi Muka Air Daerah Aliran Sungai (TMA-DAS) Deli dan Babura meningkat sehingga menggenangi pemukiman warga yang ada di sekitarnya.

“Total rumah yang terendam banjir ada 474, itu tersebar di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Medan Maimun, Medan Baru, Medan Selayang, dan Medan Johor. Total ada 1.957 jiwa yang mengalami banjir tersebut,” kata Husni kepada Sumut Pos, Minggu (31/10) siang.

Dijelaskan Husni, dari 4 kecamatan tersebut, Kecamatan Medan Maimun merupakan kecamatan yang mengalami bencana banjir terparah. Tercatat, ada 2 Kkelurahan di Kecamatan Medan Maimun yang mengalami banjir pada Minggu dinihari kemarin, yakni Kelurahan Sei Mati dan Kelurahan Aur.

Bahkan karena ketinggian air di sana cukup tinggi, maka 25 warga Kelurahan Sei Mati terpaksa harus meninggalkan rumahnya dan harus mengungsi ke Kantor Lurah Sei Mati. “Di kelurahan Sei Mati, tepatnya di Jalan Brigjend Katamso Gang Merdeka dan Gang Bidan, Lingkungan 8 dan 9, ada 145 rumah dan 710 jiwa yang mengalami banjir, 25 jiwa terpaksa harus mengungsi, sebab ketinggian air rata-rata di atas 1 meter. Tapi Alhamdulillah, pagi tadi Pukul 09.30 WIB debit air sudah turun sekitar 80 cm dan saat ini terus menurun,” ujarnya.

Sedangkan di Kelurahan Aur, Medan Maimun, tepatnya di Jalan Letjend Suprapto, Lingkungan 3 dan 4, total ada 182 rumah yang terendam banjir dan 575 jiwa mengalami dampak dari banjir tersebut. Pantauan terakhir Pukul 09.45 WIB kemarin, ketinggian air sudah berkurang sekitar 90 cm.

Selain itu, kata Husni, banjir juga terjadi di Kecamatan Medan Baru, tepatnya di Jalan Jamin Ginting komplek Pamen, Lingkungan 3 dan 4, Kelurahan Padang Bulan. Total ada 22 rumah dan 102 jiwa yang terkena banjir, namun pada Minggu siang kemarin air sudah tampak surut hingga 40 cm.

“Lalu di Medan Selayang, itu di Jalan Sari Rejo Lingkungan 6, Kelurahan Beringin. Disana ada 55 rumah dan 250 jiwa yang terkena banjir. Tadi jam 10.30 WIB sudah surut sampai 40 cm, makanya warga yang sempat mengungsi di Masjid Al Qomar di daerah itu sudah kembali ke rumahnya masing-masing,” katanya.

Terakhir, banjir juga terjadi di Jalan Luku Gang Bersama, Lingkungan 3, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor. Di kawasan tersebut, ada 70 rumah dan 320 jiwa yang mengalami banjir. Namun Pukul 10.40 WIB kemarin, air sudah surut total. Warga yang tadinya sempat mengungsi ke Masjid Muttaqin, sudah kembali ke rumahnya masing-masing. “Bagi yang masih mengungsi, katakan seperti yang di Kelurahan Sei Mati, itu dibantu makan/minum dan obat-obatannya. Kita berharap warga tetap waspada karena saat ini memang memasuki musim penghujan, kami pun terus berkoordinasi dengan BMKG terkait prakiraan cuaca,” tutupnya.

Bobby Terobos Hujan dan Angin Kencang

Sementara, sebelas rumah warga di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai mengalami rusak berat akibat disapu angin puting beling, Sabtu (30/10) malam. Mendapat kabar itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution malam itu juga langsung meninjau ke lokasi bencana.

Menurut warga, akibat terjangan angin kencang tersebut, sebanyak 11 rumah warga setempat pun rusak. Sebagian atap rumah warga terbang. Kerusakan bervariasi mulai 15-50 persen. Bahkan ada dapur rumah warga yang roboh diterjang angin.

“Tadi dapat laporan warga ada bencana puting beliung di Denai. Saya langsung cek melihat kondisi warga. Ini bencana tak dapat kita hindari, tapi syukur tak ada korban jiwa. Rumah warga ada rusak, atapnya terbawa angin kencang,” kata Bobby,Minggu (31/10) dini hari. “Kami turut prihatin atas musibah ini. Pemko Medan akan terus memberikan bantuan kepada warga yang jadi korban angin puting beliung ini. Sementara warga yang rumahnya rusak nginap di rumah tetangga,” lanjut Bobby.

Bobby lantas memerintahkan BPBD Medan untuk segera menyalurkan bantuan. Malam itu juga diantar bantuan berupa matras atau tikar dan selimut untuk meringankan beban warga. Hal itu diamini Camat Medan Denai Ali Sipahutar. “Iya tadi Pak Wali langsung meninjau warga. Selain bantuan sembako yang langsung dibawa Pak Wali, tadi kita juga diperintahkan koordinasi dengan BPBD. Sudah diantar matras sama selimut untuk warga,” kata Ali.

Setelah mengecek kondisi rumah warga, Bobby langsung mengecek kondisi parit atau drainase di wilayah Medan Denai.

Cuaca Ekstrem

Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Utami Al Khairiyah menjelaskan, terjadinya banjir di Kota Medan dan sekitarnya pada 30 Oktober 2021,  disebabkan oleh terdapat gangguan cuaca berupa tekanan rendah (Low)  di wilayah Teluk Benggala, menyebabkan terjadinya konvergensi di wilayah Sumbagut. Selain itu, puncak pertumbuhan awan di Kota Medan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB dengan nilai suhu puncak awan mencapai -75 °C.

Hal ini menunjukkan, kandungan uap air dalam awan cukup banyak, sehingga pertumbuhan awan cukup berpotensi terjadi yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berpotensi disertai guntur dan angin kencang. “Kondisi lokal lapisan udara atas di wilayah Medan dan Sekitarnya memiliki kelembaban tinggi juga bersifat Labil,” sebutnya.

Untuk prospek ke depannya, tegas Utami, untuk beberapa hari ke depan, diprakirakan 3 hari ke depan, Kota Medan dan sekitarnya, masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai angin kencang dan badai petir pada sore hingga dini hari. “Jadi masyarakat Kota Medan dan sekitarnya, perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap  cuaca ekstrem ini,” tandasnya.

Pemko Diminta Fokus Atasi Banjir

Anggota Komisi IV DPRD Medan Syaiful Ramadhan, mendorong Pemko Medan untuk segera merealisasikan program-program yang dijanjikan kepada masyarakat, salah satunya terkait permasalahan banjir. Apalagi kemarin, sejumlah kawasan di pinggiran Sungai Deli terendam banjir, seperti di kawasan di Kelurahan Aur dan Sei Mati yang mengalami banjir terparah akibat luapan banjir Sungai Deli dan Sungai Babura.

“Permasalahan banjir termasuk permasalahan yang menjadi perhatian Wali Kota Medan. Bahkan ketika kampanye, Wali Kota Medan berkomitmen untuk menyelesaikannya. Kita akan terus mendorong agar Pemko Medan bisa fokus menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat, salah satunya dengan mendukung penganggaran di APBD,” ucap Syaiful Ramadhan kepada wartawan, Minggu (31/10).

Dikatakan politisi muda PKS tersebut, penyelesaian persoalan di masyarakat akan bisa tercapai dengan tepat sasaran jika komitmen terhadap permasalahan tersebut dibarengi dengan tindaklanjut penganggaran. “Komitmen Wali Kota sangat mendapat sambutan yang positif dari masyarakat, untuk itu kita juga akan mendorong terhadap OPD terkait agar memberikan porsi penganggaran yang memadai,” katanya.

Sayangnya hingga saat ini, persoalan banjir ini telah menjadi persoalan yang terus menerus terjadi tanpa adanya solusi. “Kawasan Kampung Aur dan beberapa lagi yang ada di pinggiran Sungai Deli kerap menerima janji dan harapan saja, eksekusinya tidak ada,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Syaiful, masalah banjir kemarin harus menjadi momentum bagi Wali Kota Medan, DPRD Medan, serta masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi dan menyelesaikannya. “Tapi kalau Warga di pinggiran Sungai saya kira sudah sangat terbuka, mereka sangat mengharapkan persoalan banjir bisa dituntaskan,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Anggota Badan Anggaran DPRD Medan ini berjanji akan berupaya untuk membawa persoalan ini ke rapat-rapat strategis di DPRD Medan, salah satunya dalam pembahasan RAPBD 2022 mendatang. “Persoalan keresahan warga pinggir sungai ini sudah kita sampaikan jauh-jauh hari. Banjir hari ini semoga menjadi momentum untuk menjadikan persoalan ini bisa diselesaikan nantinya, kita akan mendorong supaya ada porsi anggaran di APBD 2022,” pungkasnya. (map/dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.Co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, Kota Medan masih akan mengalami cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan. Karenanya, masyarakat Kota Medan dan sekitarnya diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem ini.

RUMAH TERENDAM Seorang anak menunjuk rumah warga yang tergenang air di Kecamatan Medan Maimun, Minggu (31/10). Sedikitnya 474 rumah di 4 kecamatan di Kota Medan terendam akibat Sungai Deli dan Babura meluap. Sementara foto atas, Wali Kota Medan Bobby Nasution meninjau saluran drainase di Kelurahan Binjai, Medan Denai.

Pada Sabtu (30/10) malam hingga Minggu (31/10) dinihari, hujan deras melanda Kota Medan hingga menimbulkan banjir di sejumlah kawasan di Kota Medan. Tercatat, sebanyak 1.957 jiwa dari 474 rumah pada 4 kecamatan di Kota Medan terendam banjir. Namun begitu, tak ada korban jiwa dari bencana banjir tersebut.

Kepada Sumut Pos, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Muhammad Husni mengatakan, intensitas hujan memang terbilang sangat tinggi pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Intensitas hujan yang tinggi ditambah debit air yang cukup besar dari hulu, mengakibatkan Tinggi Muka Air Daerah Aliran Sungai (TMA-DAS) Deli dan Babura meningkat sehingga menggenangi pemukiman warga yang ada di sekitarnya.

“Total rumah yang terendam banjir ada 474, itu tersebar di 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Medan Maimun, Medan Baru, Medan Selayang, dan Medan Johor. Total ada 1.957 jiwa yang mengalami banjir tersebut,” kata Husni kepada Sumut Pos, Minggu (31/10) siang.

Dijelaskan Husni, dari 4 kecamatan tersebut, Kecamatan Medan Maimun merupakan kecamatan yang mengalami bencana banjir terparah. Tercatat, ada 2 Kkelurahan di Kecamatan Medan Maimun yang mengalami banjir pada Minggu dinihari kemarin, yakni Kelurahan Sei Mati dan Kelurahan Aur.

Bahkan karena ketinggian air di sana cukup tinggi, maka 25 warga Kelurahan Sei Mati terpaksa harus meninggalkan rumahnya dan harus mengungsi ke Kantor Lurah Sei Mati. “Di kelurahan Sei Mati, tepatnya di Jalan Brigjend Katamso Gang Merdeka dan Gang Bidan, Lingkungan 8 dan 9, ada 145 rumah dan 710 jiwa yang mengalami banjir, 25 jiwa terpaksa harus mengungsi, sebab ketinggian air rata-rata di atas 1 meter. Tapi Alhamdulillah, pagi tadi Pukul 09.30 WIB debit air sudah turun sekitar 80 cm dan saat ini terus menurun,” ujarnya.

Sedangkan di Kelurahan Aur, Medan Maimun, tepatnya di Jalan Letjend Suprapto, Lingkungan 3 dan 4, total ada 182 rumah yang terendam banjir dan 575 jiwa mengalami dampak dari banjir tersebut. Pantauan terakhir Pukul 09.45 WIB kemarin, ketinggian air sudah berkurang sekitar 90 cm.

Selain itu, kata Husni, banjir juga terjadi di Kecamatan Medan Baru, tepatnya di Jalan Jamin Ginting komplek Pamen, Lingkungan 3 dan 4, Kelurahan Padang Bulan. Total ada 22 rumah dan 102 jiwa yang terkena banjir, namun pada Minggu siang kemarin air sudah tampak surut hingga 40 cm.

“Lalu di Medan Selayang, itu di Jalan Sari Rejo Lingkungan 6, Kelurahan Beringin. Disana ada 55 rumah dan 250 jiwa yang terkena banjir. Tadi jam 10.30 WIB sudah surut sampai 40 cm, makanya warga yang sempat mengungsi di Masjid Al Qomar di daerah itu sudah kembali ke rumahnya masing-masing,” katanya.

Terakhir, banjir juga terjadi di Jalan Luku Gang Bersama, Lingkungan 3, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor. Di kawasan tersebut, ada 70 rumah dan 320 jiwa yang mengalami banjir. Namun Pukul 10.40 WIB kemarin, air sudah surut total. Warga yang tadinya sempat mengungsi ke Masjid Muttaqin, sudah kembali ke rumahnya masing-masing. “Bagi yang masih mengungsi, katakan seperti yang di Kelurahan Sei Mati, itu dibantu makan/minum dan obat-obatannya. Kita berharap warga tetap waspada karena saat ini memang memasuki musim penghujan, kami pun terus berkoordinasi dengan BMKG terkait prakiraan cuaca,” tutupnya.

Bobby Terobos Hujan dan Angin Kencang

Sementara, sebelas rumah warga di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai mengalami rusak berat akibat disapu angin puting beling, Sabtu (30/10) malam. Mendapat kabar itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution malam itu juga langsung meninjau ke lokasi bencana.

Menurut warga, akibat terjangan angin kencang tersebut, sebanyak 11 rumah warga setempat pun rusak. Sebagian atap rumah warga terbang. Kerusakan bervariasi mulai 15-50 persen. Bahkan ada dapur rumah warga yang roboh diterjang angin.

“Tadi dapat laporan warga ada bencana puting beliung di Denai. Saya langsung cek melihat kondisi warga. Ini bencana tak dapat kita hindari, tapi syukur tak ada korban jiwa. Rumah warga ada rusak, atapnya terbawa angin kencang,” kata Bobby,Minggu (31/10) dini hari. “Kami turut prihatin atas musibah ini. Pemko Medan akan terus memberikan bantuan kepada warga yang jadi korban angin puting beliung ini. Sementara warga yang rumahnya rusak nginap di rumah tetangga,” lanjut Bobby.

Bobby lantas memerintahkan BPBD Medan untuk segera menyalurkan bantuan. Malam itu juga diantar bantuan berupa matras atau tikar dan selimut untuk meringankan beban warga. Hal itu diamini Camat Medan Denai Ali Sipahutar. “Iya tadi Pak Wali langsung meninjau warga. Selain bantuan sembako yang langsung dibawa Pak Wali, tadi kita juga diperintahkan koordinasi dengan BPBD. Sudah diantar matras sama selimut untuk warga,” kata Ali.

Setelah mengecek kondisi rumah warga, Bobby langsung mengecek kondisi parit atau drainase di wilayah Medan Denai.

Cuaca Ekstrem

Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Utami Al Khairiyah menjelaskan, terjadinya banjir di Kota Medan dan sekitarnya pada 30 Oktober 2021,  disebabkan oleh terdapat gangguan cuaca berupa tekanan rendah (Low)  di wilayah Teluk Benggala, menyebabkan terjadinya konvergensi di wilayah Sumbagut. Selain itu, puncak pertumbuhan awan di Kota Medan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB dengan nilai suhu puncak awan mencapai -75 °C.

Hal ini menunjukkan, kandungan uap air dalam awan cukup banyak, sehingga pertumbuhan awan cukup berpotensi terjadi yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berpotensi disertai guntur dan angin kencang. “Kondisi lokal lapisan udara atas di wilayah Medan dan Sekitarnya memiliki kelembaban tinggi juga bersifat Labil,” sebutnya.

Untuk prospek ke depannya, tegas Utami, untuk beberapa hari ke depan, diprakirakan 3 hari ke depan, Kota Medan dan sekitarnya, masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai angin kencang dan badai petir pada sore hingga dini hari. “Jadi masyarakat Kota Medan dan sekitarnya, perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap  cuaca ekstrem ini,” tandasnya.

Pemko Diminta Fokus Atasi Banjir

Anggota Komisi IV DPRD Medan Syaiful Ramadhan, mendorong Pemko Medan untuk segera merealisasikan program-program yang dijanjikan kepada masyarakat, salah satunya terkait permasalahan banjir. Apalagi kemarin, sejumlah kawasan di pinggiran Sungai Deli terendam banjir, seperti di kawasan di Kelurahan Aur dan Sei Mati yang mengalami banjir terparah akibat luapan banjir Sungai Deli dan Sungai Babura.

“Permasalahan banjir termasuk permasalahan yang menjadi perhatian Wali Kota Medan. Bahkan ketika kampanye, Wali Kota Medan berkomitmen untuk menyelesaikannya. Kita akan terus mendorong agar Pemko Medan bisa fokus menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat, salah satunya dengan mendukung penganggaran di APBD,” ucap Syaiful Ramadhan kepada wartawan, Minggu (31/10).

Dikatakan politisi muda PKS tersebut, penyelesaian persoalan di masyarakat akan bisa tercapai dengan tepat sasaran jika komitmen terhadap permasalahan tersebut dibarengi dengan tindaklanjut penganggaran. “Komitmen Wali Kota sangat mendapat sambutan yang positif dari masyarakat, untuk itu kita juga akan mendorong terhadap OPD terkait agar memberikan porsi penganggaran yang memadai,” katanya.

Sayangnya hingga saat ini, persoalan banjir ini telah menjadi persoalan yang terus menerus terjadi tanpa adanya solusi. “Kawasan Kampung Aur dan beberapa lagi yang ada di pinggiran Sungai Deli kerap menerima janji dan harapan saja, eksekusinya tidak ada,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Syaiful, masalah banjir kemarin harus menjadi momentum bagi Wali Kota Medan, DPRD Medan, serta masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi dan menyelesaikannya. “Tapi kalau Warga di pinggiran Sungai saya kira sudah sangat terbuka, mereka sangat mengharapkan persoalan banjir bisa dituntaskan,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Anggota Badan Anggaran DPRD Medan ini berjanji akan berupaya untuk membawa persoalan ini ke rapat-rapat strategis di DPRD Medan, salah satunya dalam pembahasan RAPBD 2022 mendatang. “Persoalan keresahan warga pinggir sungai ini sudah kita sampaikan jauh-jauh hari. Banjir hari ini semoga menjadi momentum untuk menjadikan persoalan ini bisa diselesaikan nantinya, kita akan mendorong supaya ada porsi anggaran di APBD 2022,” pungkasnya. (map/dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/