26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Tampung Luapan Ekonomi Singapura, Dirut BRK Gagas Bank Kepri Riau Syariah

Foto:  Yusuf Hidayat/Batam Pos Direktur Utama Bank Riau-Kepri Irvandi Gustari (kanan) menjadi narasumber dalam Forum Pemred Riau Pos Group yang dimoderatori oleh Asmawi Ibrahim dari Riau Pos di Hotel Harmoni One, Senin (23/11).
Foto: Yusuf Hidayat/Batam Pos
Direktur Utama Bank Riau-Kepri Irvandi Gustari (kanan) menjadi narasumber dalam Forum Pemred Riau Pos Group yang dimoderatori oleh Asmawi Ibrahim dari Riau Pos di Hotel Harmoni One, Senin (23/11).

Meski masih tercatat punya saham di Bank Riau Kepri (BRK ), Provinsi Kepulauan Riau merasa perlu punya bank sendiri. Ketika Gubernur Kepri HM Sani bertemu Dirut BRK, Irvandi Gustari, niat itu segera akan menjadi kenyataan. Kok bisa? Dirut BRK itu berkesempatan berbagi pengalaman dengan Forum Pemimpin Redaksi Riau Pos Group di Batam, Senin pekan silam. Bagaimana lika-likunya?

Laporan HELFIZON ASSYAFEI, Batam

Hawa sejuk dari air conditioner di ruang Singapura Hotel Harmoni One Batam pagi itu serasa menusuk tulang. Jaket dan switer tak banyak membantu meredakannya. Namun suasana itu sedikit terlupakan ketika Dirut Bank Riau Kepri, Irvandi Gustari, menyapa para pemimpin redaksi dari Riau Pos Group yang datang mulai dar Aceh, Sumut, Riau hingga Sumbar. Mereka pemimpin redaksi dari 23 media cetak, 9 media online, 3 televisi dan 1 radio seperti tertular semangat pagi sang Dirut.

“Saya pagi ne ada rapat penting dengan OJK di Jakarta. Saya sampai minta izin ke mereka untuk dapat hadir di forum yang penting ini,” ujarnya disambut applaus hadirin. Acara yang dipandu oleh Pemred Riau Pos, Asmawi Ibrahim, makin hangat dengan guyonan yang membuat Dirut BRK itu sesekali tersenyum lebar.

Menurut Irvandi media punya peran besar dalam upaya memajukan berbagai bidang termasuk ekonomi bisnis. Ia memulai pertemuan dengan sebuah kalimat. “Jangan pernah pesimis menghadapi apapun, termasuk kondisi perekonomian,” ujarnya. Ia berbagi pengalaman soal perbankan di Kepri.

Sebagai provinsi, lanjutnya, Kepri merupakan garda depan perekonomian regional yang berbatasan dengan Singapura. Ada Batam dengan free trade zonenya. Ada Tanjungpinang, Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Anambas, Bintan, Lingga, Natuna dengan segala potensinya.

Apalagi adanya potensi ekonomi bagi penetapan daerah Batam, Bintan, dan Karimun sebagai kawasan ekonomi khusus. Pembentukan KEK ini diharapkan dapat menarik para investor untuk melakukan kegiatan investasinya di pulau BBK.

Kegiatan investasi tersebut merupakan dampak ekonomis bagi pemerintah daerah setempat dan bagi masyarakat di sekitarnya. Potensi ekonomi yang diharapkan sejalan dengan daerah Batam yang sudah eksis selama ini yang menjalankan kegiatan Free Trade Zone.

Kota Batam, lanjutnya lagi, memiliki potensi maupun kemampuan aktual untuk memberi kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Nasional maupun daerah sekitarnya. Posisinya yang sangat dekat dengan negara industri baru Singapura, membuat kawasan ini sangat berpotensi untuk menampung luapan ekonomi dari negara pulau yang sudah tergolong maju tersebut. Nilai ekonomis kawasan ini sudah tak terbantahkan sejak dikembangkan secara terencana oleh pemerintah. Sampai dengan Desember 2013 saja (dua tahun lalu), nilai ekspor nonmigas Batam adalah US $ 9.36 juta serta Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak US $ 7.28 miliar.

Namun yang mengusik pikiran orang nomor satu di Provinsi Kepri HM Sani adalah mengapa Provinsi Kepri belum punya bank daerah sendiri yang berpusat di Kepri. Tekad mewujudkan itu sudah bulat di hati HM Sani. Bahkan kalau perlu harus beli bank lain (ambil alih) adalah satu-satunya jalan akan tetap ditempuh. Beberapa upaya penjajakan pun telah ditempuh sang gubernur. Beruntung sebelum terjadi deal, Gubernur Kepri ini bertemu dan berdiskusi dengan Dirut BRK.

Foto:  Yusuf Hidayat/Batam Pos Direktur Utama Bank Riau-Kepri Irvandi Gustari (kanan) menjadi narasumber dalam Forum Pemred Riau Pos Group yang dimoderatori oleh Asmawi Ibrahim dari Riau Pos di Hotel Harmoni One, Senin (23/11).
Foto: Yusuf Hidayat/Batam Pos
Direktur Utama Bank Riau-Kepri Irvandi Gustari (kanan) menjadi narasumber dalam Forum Pemred Riau Pos Group yang dimoderatori oleh Asmawi Ibrahim dari Riau Pos di Hotel Harmoni One, Senin (23/11).

Meski masih tercatat punya saham di Bank Riau Kepri (BRK ), Provinsi Kepulauan Riau merasa perlu punya bank sendiri. Ketika Gubernur Kepri HM Sani bertemu Dirut BRK, Irvandi Gustari, niat itu segera akan menjadi kenyataan. Kok bisa? Dirut BRK itu berkesempatan berbagi pengalaman dengan Forum Pemimpin Redaksi Riau Pos Group di Batam, Senin pekan silam. Bagaimana lika-likunya?

Laporan HELFIZON ASSYAFEI, Batam

Hawa sejuk dari air conditioner di ruang Singapura Hotel Harmoni One Batam pagi itu serasa menusuk tulang. Jaket dan switer tak banyak membantu meredakannya. Namun suasana itu sedikit terlupakan ketika Dirut Bank Riau Kepri, Irvandi Gustari, menyapa para pemimpin redaksi dari Riau Pos Group yang datang mulai dar Aceh, Sumut, Riau hingga Sumbar. Mereka pemimpin redaksi dari 23 media cetak, 9 media online, 3 televisi dan 1 radio seperti tertular semangat pagi sang Dirut.

“Saya pagi ne ada rapat penting dengan OJK di Jakarta. Saya sampai minta izin ke mereka untuk dapat hadir di forum yang penting ini,” ujarnya disambut applaus hadirin. Acara yang dipandu oleh Pemred Riau Pos, Asmawi Ibrahim, makin hangat dengan guyonan yang membuat Dirut BRK itu sesekali tersenyum lebar.

Menurut Irvandi media punya peran besar dalam upaya memajukan berbagai bidang termasuk ekonomi bisnis. Ia memulai pertemuan dengan sebuah kalimat. “Jangan pernah pesimis menghadapi apapun, termasuk kondisi perekonomian,” ujarnya. Ia berbagi pengalaman soal perbankan di Kepri.

Sebagai provinsi, lanjutnya, Kepri merupakan garda depan perekonomian regional yang berbatasan dengan Singapura. Ada Batam dengan free trade zonenya. Ada Tanjungpinang, Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Anambas, Bintan, Lingga, Natuna dengan segala potensinya.

Apalagi adanya potensi ekonomi bagi penetapan daerah Batam, Bintan, dan Karimun sebagai kawasan ekonomi khusus. Pembentukan KEK ini diharapkan dapat menarik para investor untuk melakukan kegiatan investasinya di pulau BBK.

Kegiatan investasi tersebut merupakan dampak ekonomis bagi pemerintah daerah setempat dan bagi masyarakat di sekitarnya. Potensi ekonomi yang diharapkan sejalan dengan daerah Batam yang sudah eksis selama ini yang menjalankan kegiatan Free Trade Zone.

Kota Batam, lanjutnya lagi, memiliki potensi maupun kemampuan aktual untuk memberi kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Nasional maupun daerah sekitarnya. Posisinya yang sangat dekat dengan negara industri baru Singapura, membuat kawasan ini sangat berpotensi untuk menampung luapan ekonomi dari negara pulau yang sudah tergolong maju tersebut. Nilai ekonomis kawasan ini sudah tak terbantahkan sejak dikembangkan secara terencana oleh pemerintah. Sampai dengan Desember 2013 saja (dua tahun lalu), nilai ekspor nonmigas Batam adalah US $ 9.36 juta serta Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak US $ 7.28 miliar.

Namun yang mengusik pikiran orang nomor satu di Provinsi Kepri HM Sani adalah mengapa Provinsi Kepri belum punya bank daerah sendiri yang berpusat di Kepri. Tekad mewujudkan itu sudah bulat di hati HM Sani. Bahkan kalau perlu harus beli bank lain (ambil alih) adalah satu-satunya jalan akan tetap ditempuh. Beberapa upaya penjajakan pun telah ditempuh sang gubernur. Beruntung sebelum terjadi deal, Gubernur Kepri ini bertemu dan berdiskusi dengan Dirut BRK.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/