26.7 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Rencana Proyek LRT dan BRT Masih Dikaji

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.

SUMUTPOS.CO – Perencanaan proyek infrastruktur Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transport (BRT) masih terus disusun oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, saat ini tahap perencanaan masih dalam proses pengkajian. Tahapan tersebut sedang dilakukan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).”Sedang penyusunan visibility study atau pengkajian yang dilakukan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia,” kata Akhyar saat diwawancarai baru-baru ini.

Menurutnya, dalam proses pengkajian itu meliputi berapa lama masa konsesi dan tarifnya. Setelah itu diputuskan, maka akan ditawarkan ke investor. “Sedang dihitung, sebelum nanti ditawarkan kepada investor,” ujar dia.

Akhyar mengaku, proyek infrastruktur ini direncanakan mulai dibangun pada tahun depan. Seiring berjalan, tengah disiapkan rancangan peraturan daerahnya (ranperda). “Insya Allah pada awal tahun depan mulai dibangun. Rancangan perdanya lagi disiapkan oleh DPRD Medan,” pungkasnya.

Sementara, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Medan, Wiriya Alrahman mengatakan hal senada. Kata Wiriya, saat ini pembangunan infrastruktur tersebut sedang dalam proses merampungkan final bussines cause.

“Setelah proses ini selesai, kita perkirakan kemungkinan dilelang antara Juli-Agustus. Sejauh ini tidak ada kendala yang dihadapi dan diharapkan tahapan perencanaan ini selesai sesuai target yang diinginkan,” ujarnya.

Wiriya mengatakan, khusus pembangunan BRT bekerja sama dengan Intitute For Transportation & Development Policy (ITDP) Indonesia. Jadi, nantinya public sistem transport yang bertujuan untuk mengurai kemacetan ini sama seperti yang telah sukses diterapkan ITDP Indonesia di Kota Johannesburg, Afrika Selatan.

“Mereka (ITDP Indonesia) terlibat atau turut membantu dalam proyek infrastruktur ini, tapi khususnya BRT. Jadi, akan dikonversi angkutan kota (angkot) dan taksi dengan pengoperasian moda transportasi modern,” tukasnya.

Wiriya menambahkan, akan ada market sounding terhadap pembangunan moda angkutan massal ini kepada khalayak. Program tersebut berbentuk pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Setelah proses pelelangan selesai, pada 2019 diyakini dia pembangunan LRT dan BRT ini bisa segera dimulai. “Setidaknya dalam setahun masih proses pelelangan, dan 2019 baru mulai pengerjaan,” pungkasnya.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.

SUMUTPOS.CO – Perencanaan proyek infrastruktur Light Rail Transit (LRT) dan Bus Rapid Transport (BRT) masih terus disusun oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, saat ini tahap perencanaan masih dalam proses pengkajian. Tahapan tersebut sedang dilakukan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).”Sedang penyusunan visibility study atau pengkajian yang dilakukan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia,” kata Akhyar saat diwawancarai baru-baru ini.

Menurutnya, dalam proses pengkajian itu meliputi berapa lama masa konsesi dan tarifnya. Setelah itu diputuskan, maka akan ditawarkan ke investor. “Sedang dihitung, sebelum nanti ditawarkan kepada investor,” ujar dia.

Akhyar mengaku, proyek infrastruktur ini direncanakan mulai dibangun pada tahun depan. Seiring berjalan, tengah disiapkan rancangan peraturan daerahnya (ranperda). “Insya Allah pada awal tahun depan mulai dibangun. Rancangan perdanya lagi disiapkan oleh DPRD Medan,” pungkasnya.

Sementara, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Medan, Wiriya Alrahman mengatakan hal senada. Kata Wiriya, saat ini pembangunan infrastruktur tersebut sedang dalam proses merampungkan final bussines cause.

“Setelah proses ini selesai, kita perkirakan kemungkinan dilelang antara Juli-Agustus. Sejauh ini tidak ada kendala yang dihadapi dan diharapkan tahapan perencanaan ini selesai sesuai target yang diinginkan,” ujarnya.

Wiriya mengatakan, khusus pembangunan BRT bekerja sama dengan Intitute For Transportation & Development Policy (ITDP) Indonesia. Jadi, nantinya public sistem transport yang bertujuan untuk mengurai kemacetan ini sama seperti yang telah sukses diterapkan ITDP Indonesia di Kota Johannesburg, Afrika Selatan.

“Mereka (ITDP Indonesia) terlibat atau turut membantu dalam proyek infrastruktur ini, tapi khususnya BRT. Jadi, akan dikonversi angkutan kota (angkot) dan taksi dengan pengoperasian moda transportasi modern,” tukasnya.

Wiriya menambahkan, akan ada market sounding terhadap pembangunan moda angkutan massal ini kepada khalayak. Program tersebut berbentuk pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Setelah proses pelelangan selesai, pada 2019 diyakini dia pembangunan LRT dan BRT ini bisa segera dimulai. “Setidaknya dalam setahun masih proses pelelangan, dan 2019 baru mulai pengerjaan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/