25 C
Medan
Friday, October 4, 2024

Penghargaan WTN tak Cerminkan Lalu Lintas Medan

AMINOER RASYID/SUMUT POS- Sejumlah kenderaan berjalan pelan saat terjebak macet di Jalan Pulau Pinang Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pemerintah Kota Medan kemarin mendapat penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Kategori Lalu Lintas, yang diterima dari Menteri Perhubungan. Sayangnya, penghargaan itu belum mencerminkan lalu lintas di Kota Medan yang macet dan belum tertib berlalu lintas.

Meski demikian, DPRD Medan mengapresiasi atas raihan piala WTN keempat kalinya itu bagi Kota Medan, khususnya di tangan Kadishub Redward. “Sebenarnya dari fakta yang kita lihat, jalanan di Medan ini masih macet. Masih banyak pula traffic light yang padam, dan kurangnya fasilitas CCTV di setiap ruas jalan. Kita berharap Pemko jangan cepat berpuas diri, terus berbenah guna perbaikan sarana-sarana yang ada,” ujar Ketua DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung kepada wartawan, Kamis (2/2).

Menurut Henry, persoalan macet sebenarnya lebih kepada manajemen transportasi. Sedangkan mengenai CCTV harus konsisten dilakukan penegakan hukum apabila melanggar rambu lalu lintas. Apalagi prilaku berkendara terutama sopir angkutan kota, harus dibina Dishub Medan melalui sosialisai secara rutin.

Henry berpesan, Dishub harus terus mengevaluasi diri, terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana di jalan raya dan harusnya jadi cerminan memperbaiki manajemen lalu lintas di Kota Medan menjadi lebih baik lagi.

Henry menjelaskan, ada tiga hal yang perlu dilihat dari penghargaan yang diterima tersebut. Pertama, harus pisahkan tanggung jawab terkait dengan lalu lintas. Di mana soal jalan ada tanggung jawab dengan Dinas Pekerjaan Umum. “PU ini juga ada unsur Pemko, Pemprovsu, dan pusat. Jadi harus bersinergi satu dan lainnya,” katanya.

Selanjutnya Henry menilai , soal traffic light, CCTV dan kelancaran lalu lintas, sarana khusus untuk sepeda motor di beberapa ruas jalan di Medan saat ini sudah baik.

“Kalau yang mengenai sarana khusus sepeda motor itu, tentu urusan Dishub. Tetapi pada dasaranya, bukan juga sekadar melibatkan unsur Dishub saja. Ada unsur dari Polantas dan kesadaran pengguna jalan sendiri,” terang politisi PDIP ini.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin menerima penghargaan WTN dari Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta, Selasa (31/1) kemarin. Ini merupakan pengharaan yang keempat kalinya berturut-turut diraih Kota Medan sejak 2013 lalu.

Keikutsertaan Kota Medan untuk mendapatkan penghargaan tertinggi dalam bidang penataan transportasi di Indonesia ini, dimulai sejak 2003. Kala itu Kota Medan hanya mendapatkan plakat WTN. Selang setahun kemudian (2004), berhasil meraih predikat yang lebih tinggi lagi sehingga mendapatkan Piala WTN Kategori Lalu Lintas.

Setelah itu pada 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2012, Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini harus puas hanya mendapatkan Plakat WTN. Setelah Renward Parapat diberi amanah menjabat Kadis Perhubungan Kota Medan, Piala WTN Kategori Lalu Lintas kembali diraih empat tahun berturut-turut mulai 2013, 2014, 2015 dan 2016.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada kota-kota yang dinilai mampu menata trasportasi publik dengan baik. Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Dalam melakukan penilaian, ada sejumlah aspek yang menjadi dasar pertimbangan diantaranya aspek penataan transportasi yang berkelanjutan berbasis kepentingan publik, serta ramah lingkungan. (prn/ila)

 

 

AMINOER RASYID/SUMUT POS- Sejumlah kenderaan berjalan pelan saat terjebak macet di Jalan Pulau Pinang Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pemerintah Kota Medan kemarin mendapat penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Kategori Lalu Lintas, yang diterima dari Menteri Perhubungan. Sayangnya, penghargaan itu belum mencerminkan lalu lintas di Kota Medan yang macet dan belum tertib berlalu lintas.

Meski demikian, DPRD Medan mengapresiasi atas raihan piala WTN keempat kalinya itu bagi Kota Medan, khususnya di tangan Kadishub Redward. “Sebenarnya dari fakta yang kita lihat, jalanan di Medan ini masih macet. Masih banyak pula traffic light yang padam, dan kurangnya fasilitas CCTV di setiap ruas jalan. Kita berharap Pemko jangan cepat berpuas diri, terus berbenah guna perbaikan sarana-sarana yang ada,” ujar Ketua DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung kepada wartawan, Kamis (2/2).

Menurut Henry, persoalan macet sebenarnya lebih kepada manajemen transportasi. Sedangkan mengenai CCTV harus konsisten dilakukan penegakan hukum apabila melanggar rambu lalu lintas. Apalagi prilaku berkendara terutama sopir angkutan kota, harus dibina Dishub Medan melalui sosialisai secara rutin.

Henry berpesan, Dishub harus terus mengevaluasi diri, terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana di jalan raya dan harusnya jadi cerminan memperbaiki manajemen lalu lintas di Kota Medan menjadi lebih baik lagi.

Henry menjelaskan, ada tiga hal yang perlu dilihat dari penghargaan yang diterima tersebut. Pertama, harus pisahkan tanggung jawab terkait dengan lalu lintas. Di mana soal jalan ada tanggung jawab dengan Dinas Pekerjaan Umum. “PU ini juga ada unsur Pemko, Pemprovsu, dan pusat. Jadi harus bersinergi satu dan lainnya,” katanya.

Selanjutnya Henry menilai , soal traffic light, CCTV dan kelancaran lalu lintas, sarana khusus untuk sepeda motor di beberapa ruas jalan di Medan saat ini sudah baik.

“Kalau yang mengenai sarana khusus sepeda motor itu, tentu urusan Dishub. Tetapi pada dasaranya, bukan juga sekadar melibatkan unsur Dishub saja. Ada unsur dari Polantas dan kesadaran pengguna jalan sendiri,” terang politisi PDIP ini.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin menerima penghargaan WTN dari Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta, Selasa (31/1) kemarin. Ini merupakan pengharaan yang keempat kalinya berturut-turut diraih Kota Medan sejak 2013 lalu.

Keikutsertaan Kota Medan untuk mendapatkan penghargaan tertinggi dalam bidang penataan transportasi di Indonesia ini, dimulai sejak 2003. Kala itu Kota Medan hanya mendapatkan plakat WTN. Selang setahun kemudian (2004), berhasil meraih predikat yang lebih tinggi lagi sehingga mendapatkan Piala WTN Kategori Lalu Lintas.

Setelah itu pada 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2012, Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini harus puas hanya mendapatkan Plakat WTN. Setelah Renward Parapat diberi amanah menjabat Kadis Perhubungan Kota Medan, Piala WTN Kategori Lalu Lintas kembali diraih empat tahun berturut-turut mulai 2013, 2014, 2015 dan 2016.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada kota-kota yang dinilai mampu menata trasportasi publik dengan baik. Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Dalam melakukan penilaian, ada sejumlah aspek yang menjadi dasar pertimbangan diantaranya aspek penataan transportasi yang berkelanjutan berbasis kepentingan publik, serta ramah lingkungan. (prn/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/