31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Tak Ditangani dengan Baik Bayi Terpaksa Dibawa Pulang

MEDAN – Arfan (26) warga Purwodadi, Jalan Binjai terpaksa harus membawa bayinya  yang masih berusia 5 hari pulang ke rumah karena merasa tidak mendapat pelayanan yang maksimal dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan.

“Saya memutuskan untuk keluar hari ini (kemarin, red). Ini juga saran dari teman-teman saya yang juga pernah dirawat disini. Karena pelayanannya yang kurang baik dan lama,” katanya kepada Sumut Pos saat akan membawa pulang anaknya, Selasa (2/4).

Lanjutnya, ia juga mengeluhkan atas lambatnya penanganan yang dilakukan perawat IGD kepada anaknya. Jumat (29/3) dini hari, buah hati pasangan Arfan dan istrinya Zainab (19) harus dilarikan ke IGD RSUD dr Pirngadi karena mengalami sesak nafas.

“Anak saya lahir Kamis pagi di Rumah Sakit Bandung. Namun lantaran mengalami sesak nafas, tepat pada pukul 01.00 WIB hari Jumat langsung dirujuk ke Pirngadi. Tapi sampai di sini kami dibola-bola (tidak ada yang mau menangani). Padahal anak saya membutuhkan mesin oksigen dengan segera,” katanya.

Lanjutnya, saat dirujuk dari RS Bandung, ia ditemani oleh perawat dari RS Bandung yang langsung berinisiatif berkeliling ruangan rawat anak untuk mencari oksigen yang tidak digunakan. “Akhirnya setelah keliling selama satu jam, tepat jam 3 paginya kami dapat mesin oksigen yang sedang tidak digunakan dari salah satu pasien, sehingga kami pinjam,” ujarnya.

Setelah mesin oksigen dapat, lanjutnya, tidak ada perawat yang membantu memasang oksigen. Perawat dari RSU Bandung yang memasang mesin oksigen tersebut kepada anak Arfan. “Baru mendapat penanganan paginya, langsung dibawa ke ruang bayi,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama RSUD dr Pirngadi Medan, Amran Lubis mengungkapkan IGD selalu dijaga oleh perawat dan dokter jaga. “Tidak mungkin perawat tidak menangani pasien di IGD. Saya sering sidak di jam malam, tapi IGD kita tetap beroperasi seperti biasa,” katanya. Lanjutnya, keluhan ini akan ditindaklanjuti. Dan akan melakukan pengecekan, siapa yang bertugas pada malam hari itu. “Saya akan melihat data IGD malam itu. Jika memang tidak sesuai prosedur, maka akan kita tindak dengan hukuman yang sesuai dengan peraturan. Akan kita laporkan ke komite perawatan mengenai pelanggaran etika dan  pelanggaran displin. Tapi ini harus diselidiki dulu,” katanya.

Hukuman yang akan diberikan kepada perawat ataupun yang bertugas saat itu jika  terbukti melakukan pelanggaran adalah berupa hukuman disiplin dan  disesuaikan dengan UU kepegawaian.  (mag-13)

MEDAN – Arfan (26) warga Purwodadi, Jalan Binjai terpaksa harus membawa bayinya  yang masih berusia 5 hari pulang ke rumah karena merasa tidak mendapat pelayanan yang maksimal dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan.

“Saya memutuskan untuk keluar hari ini (kemarin, red). Ini juga saran dari teman-teman saya yang juga pernah dirawat disini. Karena pelayanannya yang kurang baik dan lama,” katanya kepada Sumut Pos saat akan membawa pulang anaknya, Selasa (2/4).

Lanjutnya, ia juga mengeluhkan atas lambatnya penanganan yang dilakukan perawat IGD kepada anaknya. Jumat (29/3) dini hari, buah hati pasangan Arfan dan istrinya Zainab (19) harus dilarikan ke IGD RSUD dr Pirngadi karena mengalami sesak nafas.

“Anak saya lahir Kamis pagi di Rumah Sakit Bandung. Namun lantaran mengalami sesak nafas, tepat pada pukul 01.00 WIB hari Jumat langsung dirujuk ke Pirngadi. Tapi sampai di sini kami dibola-bola (tidak ada yang mau menangani). Padahal anak saya membutuhkan mesin oksigen dengan segera,” katanya.

Lanjutnya, saat dirujuk dari RS Bandung, ia ditemani oleh perawat dari RS Bandung yang langsung berinisiatif berkeliling ruangan rawat anak untuk mencari oksigen yang tidak digunakan. “Akhirnya setelah keliling selama satu jam, tepat jam 3 paginya kami dapat mesin oksigen yang sedang tidak digunakan dari salah satu pasien, sehingga kami pinjam,” ujarnya.

Setelah mesin oksigen dapat, lanjutnya, tidak ada perawat yang membantu memasang oksigen. Perawat dari RSU Bandung yang memasang mesin oksigen tersebut kepada anak Arfan. “Baru mendapat penanganan paginya, langsung dibawa ke ruang bayi,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama RSUD dr Pirngadi Medan, Amran Lubis mengungkapkan IGD selalu dijaga oleh perawat dan dokter jaga. “Tidak mungkin perawat tidak menangani pasien di IGD. Saya sering sidak di jam malam, tapi IGD kita tetap beroperasi seperti biasa,” katanya. Lanjutnya, keluhan ini akan ditindaklanjuti. Dan akan melakukan pengecekan, siapa yang bertugas pada malam hari itu. “Saya akan melihat data IGD malam itu. Jika memang tidak sesuai prosedur, maka akan kita tindak dengan hukuman yang sesuai dengan peraturan. Akan kita laporkan ke komite perawatan mengenai pelanggaran etika dan  pelanggaran displin. Tapi ini harus diselidiki dulu,” katanya.

Hukuman yang akan diberikan kepada perawat ataupun yang bertugas saat itu jika  terbukti melakukan pelanggaran adalah berupa hukuman disiplin dan  disesuaikan dengan UU kepegawaian.  (mag-13)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/