30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Mahasiswa UMSU Gorok Dosen di Toilet Kampus

Sekitar satu jam kemudian, polisi berkendaraan motor jenis trail tiba-tiba mengelilingi gedung kampus Fakultas Ekonomi UMSU. Tak ayal, kedatangan rombongan polisi itu membuat situasi kian memanas. Aksi saling dorong diwarnai dorong-dorongan tak terhindarkan. Sempat terjadi insiden baku hantam polisi dan mahasiswa yang memaksa agar polisi pergi meninggalkan kampus.

“Keluar kalian, keluar sana. Ini sudah ranah hukum,” teriak Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono kepada mahasiswa yang menghadang.

Kendati polisi bersikap tegas, mahasiswa tak mau mundur sejengkal pun. Bahkan beberapa diantaranya terlihat semakin berani. Insiden bentrok antara kedua kelompok tak terelakkan. Akibatnya, sejumlah fasilitas di gedung Fakultas Ekonomi rusak, termasuk pecahan kaca pada majalah dinding (Mading) melukai beberapa mahasiswa.

Kericuhan bertambah parah saat polisi berhasil mengamankan pelaku dari dalam toilet. Tanpa komando, ratusan mahasiswa mengejar pelaku yang keluar tanpa mengenakan baju dan dipakaikan helm berwarna merah. Mahasiswa beramai-ramai mendaratkan pukulan dan tendangan ke tubuh pelaku. Blokade polisi yang begitu ketat berhasil melindungi tubuh pelaku dari kemarahan dan amok massa.

Sejumlah pukulan dan tendangan malah salah amat, justru mengenai bagian tubuh polisi yang mati-matian melindungi pelaku. Beberapa petugas sempat marah dan bersikap tegas, tapi justru menyulut kemarahan mahasiswa yang balik menyerang dengan batu dan kayu. Melihat situasi tak kondusif, polisi sempat menembakkan tembakan peringatan dan gas air mata. Informasi lapangan yang diperoleh Sumut Pos, empat mahahasiswa sempat diamankan polisi karena diduga sebagai provokator agar menghalangi penjemputan pelaku.

“Mahasiwa menghalangi petugas karena mereka mau main hakim sendiri. Ada salah kaprah, mereka beranggapan wilayah yang kita masukin adalah area kampus. Tak boleh polisi masuk. Ini perbuatan kriminal tak ada yang bisa menghalangi tugas kepolisian,” ujar Kombes Mardiaz Kusin kepada wartawan di lokasi kejadian.

Situasi panas tak berhenti petang itu. Hingga pukul 18.30 WIB, ratusan mahasiswa masih berkumpul di halaman depan kampus. Puluhan polisi membuat barikade di luar, tepatnya depan gerbang kampus UMSU. Kapoltabes dan pejabat kampus UMSU sempat menemui ratusan mahasiswa. Sayangnya upaya persuasif berujung kegagalan. Himbauan Kapolresta justru disambut teriakan dan ejekan dari para mahasiswa. Situasi mulai kondusif saat pejabat kampus berjanji membujuk Kapoltabes untuk melepaskan rekan mereka karena dituding provokator.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti motif si mahasiswa membunuh sang dosen. Beredar kabar, pelaku dendam karena korban pernah memergoki perbuatan mesumnya dalam ruangan di gedung FKIP. Oleh karena itu, sang dosen memberikan nilai jelek alias tak lulus kepada pelaku dalam mata kuliahnya.

Diduga berlatarbelakang kemarahan itu,. Roy yang tercatat mahasiswa semester VI FKIP jurusan PPKN, nekad menghabisi nyawa korban. Bahkan, disebutkan jika pelaku yang merupakan warga asal Jalan Meedeka Gang Madrasah Kelurahan Kayu Ombun, PSP Utara Padang Sidempuan itu, diduga sudah merencanakan aksinya. Hal itu terindikasi dari pisau yang sudah disiapkan sebelumnya oleh lelaki kelahiran 22 September 1995 tersebut.

Sekitar satu jam kemudian, polisi berkendaraan motor jenis trail tiba-tiba mengelilingi gedung kampus Fakultas Ekonomi UMSU. Tak ayal, kedatangan rombongan polisi itu membuat situasi kian memanas. Aksi saling dorong diwarnai dorong-dorongan tak terhindarkan. Sempat terjadi insiden baku hantam polisi dan mahasiswa yang memaksa agar polisi pergi meninggalkan kampus.

“Keluar kalian, keluar sana. Ini sudah ranah hukum,” teriak Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono kepada mahasiswa yang menghadang.

Kendati polisi bersikap tegas, mahasiswa tak mau mundur sejengkal pun. Bahkan beberapa diantaranya terlihat semakin berani. Insiden bentrok antara kedua kelompok tak terelakkan. Akibatnya, sejumlah fasilitas di gedung Fakultas Ekonomi rusak, termasuk pecahan kaca pada majalah dinding (Mading) melukai beberapa mahasiswa.

Kericuhan bertambah parah saat polisi berhasil mengamankan pelaku dari dalam toilet. Tanpa komando, ratusan mahasiswa mengejar pelaku yang keluar tanpa mengenakan baju dan dipakaikan helm berwarna merah. Mahasiswa beramai-ramai mendaratkan pukulan dan tendangan ke tubuh pelaku. Blokade polisi yang begitu ketat berhasil melindungi tubuh pelaku dari kemarahan dan amok massa.

Sejumlah pukulan dan tendangan malah salah amat, justru mengenai bagian tubuh polisi yang mati-matian melindungi pelaku. Beberapa petugas sempat marah dan bersikap tegas, tapi justru menyulut kemarahan mahasiswa yang balik menyerang dengan batu dan kayu. Melihat situasi tak kondusif, polisi sempat menembakkan tembakan peringatan dan gas air mata. Informasi lapangan yang diperoleh Sumut Pos, empat mahahasiswa sempat diamankan polisi karena diduga sebagai provokator agar menghalangi penjemputan pelaku.

“Mahasiwa menghalangi petugas karena mereka mau main hakim sendiri. Ada salah kaprah, mereka beranggapan wilayah yang kita masukin adalah area kampus. Tak boleh polisi masuk. Ini perbuatan kriminal tak ada yang bisa menghalangi tugas kepolisian,” ujar Kombes Mardiaz Kusin kepada wartawan di lokasi kejadian.

Situasi panas tak berhenti petang itu. Hingga pukul 18.30 WIB, ratusan mahasiswa masih berkumpul di halaman depan kampus. Puluhan polisi membuat barikade di luar, tepatnya depan gerbang kampus UMSU. Kapoltabes dan pejabat kampus UMSU sempat menemui ratusan mahasiswa. Sayangnya upaya persuasif berujung kegagalan. Himbauan Kapolresta justru disambut teriakan dan ejekan dari para mahasiswa. Situasi mulai kondusif saat pejabat kampus berjanji membujuk Kapoltabes untuk melepaskan rekan mereka karena dituding provokator.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti motif si mahasiswa membunuh sang dosen. Beredar kabar, pelaku dendam karena korban pernah memergoki perbuatan mesumnya dalam ruangan di gedung FKIP. Oleh karena itu, sang dosen memberikan nilai jelek alias tak lulus kepada pelaku dalam mata kuliahnya.

Diduga berlatarbelakang kemarahan itu,. Roy yang tercatat mahasiswa semester VI FKIP jurusan PPKN, nekad menghabisi nyawa korban. Bahkan, disebutkan jika pelaku yang merupakan warga asal Jalan Meedeka Gang Madrasah Kelurahan Kayu Ombun, PSP Utara Padang Sidempuan itu, diduga sudah merencanakan aksinya. Hal itu terindikasi dari pisau yang sudah disiapkan sebelumnya oleh lelaki kelahiran 22 September 1995 tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/